APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

BelajarPintarV3

Kimia

Larutan Asam dan Basa

MATERI

Pengertian Titrasi Asam Basa

Titrasi, yaitu merupakan sebuah metode yang dapat digunakan untuk menentukan suatu konsentrasi sebuah larutan. Caranya adalah dengan menetesi (menambahi sedikit demi sedikit) larutan yang akan dicari konsentrasinya (analit) dengan sebuah larutan hasil standarisasi yang sudah dapat diketahui konsentrasi dan volumenya (titrant) sampai ia tepat habis bereaksi (titik ekuivalen) yang dibantu oleh indikator asam-basa. Titrasi (penetesan) dihentikan tepat pada saat indikator asam-basa menunjukkan perubahan warna (titik akhir titrasi).

Titrasi Asam Basa, yaitu merupakan penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan asam yang ingin diketahui kadarnya atau sebaliknya, kadar suatu larutan asam dengan larutan basa yang ingin diketahui, dengan didasarkan pada reaksi netralisasi.

Menetapkan kadar suatu larutan dengan mereaksikan sejumlah larutan tersebut yang volumenya terukur dapat kita ukur dengan suatu larutan lain yang telah diketahui kadarnya (larutan standar) dan juga secara bertahap.

Perubahan pH Pada Titrasi

Pada saat larutan basa sedang ditetesi dengan larutan asam, pH larutan pun akan turun, dan sebaliknya jika larutan asam sedang ditetesi dengan larutan basa, maka pH pun larutan akan naik.

Jika suatu pH larutan asam basa telah diplotkan sebagai fungsi dari volum larutan basa atau asam tersebut yang sudah diteteskan, maka akan diperoleh suatu grafik yang bisa disebut kurva titrasi.

Kurva titrasi dapat menunjukkan suatu perubahan pH larutan selama proses titrasi asam dengan basa berlangsung atau sebaliknya. Bentuk kurva titrasi sendiri memiliki karakteristik tertentu yang bergantung pada kekuatan dan konsentrasi asam dan basa yang bereaksi.

Titrasi Asam Kuat Dengan Basa Kuat

Kurva diatas dapat kita simpulkan sebagai contoh perubahan pH, yaitu sebagai berikut :

  • Pertama kita lihat pH larutan naik sedikit demi sedikit.
  • Perubahan pH drastis akan terjadi pada titik ekivalen.
  • pH titik ekivalennya = 7 (netral).
  • Indikator yang dapat digunakan: metil merah, bromtimol biru, atau fenolftalein.
  • Namun, yang lebih sering digunakan adalah fenolftalein karena pada perubahan warna fenolftalein yang lebih mudah diamati.

Titrasi Asam Lemah Dengan Basa Kuat

Kurva diatas dapat kita simpulkan sebagai contoh perubahan pH, yaitu sebagai berikut :

  • Dapat dilihat titik ekivalen berada di atas pH 7, yaitu antara 8 – 9.
  • Lonjakan perubahan pH pada sekitar titik ekivalen akan lebih kecil, tetapi hanya sekitar 3 satuan, yaitu dari pH ±7 hingga pH ±10.
  • Indikator yang dapat digunakan : fenolftalein.
  • Metil merah tidak dapat digunakan karena perubahan warnanya terjadi jauh sebelum tercapai titik ekivalennya.

 

 

Titrasi Basa Lemah Dengan Asam Kuat

Kurva diatas dapat kita simpulkan sebagai contoh perubahan pH, yaitu sebagai berikut :

  • Dapat kita lihat titik ekivalen berada di bawah pH 7, yaitu antara 5 – 6.
  • Pada lonjakan perubahan pH pada sekitar titik ekivalen hanya sedikit, sekitar 3 satuan, yaitu dari pH ±7 hingga pH ±4
  • Indikator yang dapat digunakan : metil merah.
  • Fenolftalein tidak dapat digunakan karena perubahan warnanya akan terjadi jauh sebelum tercapai titik ekivalen.

Menentukan Kadar Larutan yang Dititrasi

Menentukan Kadar Larutan yang Dititrasi
Pada dasarnya reaksi dalam titrasi merupakan reaksi penetralan. Bahasan ini tentu sudah kita pelajari pada pembelajaran sebelumnya. Titrasi dihentikan tepat pada saat jumlah mol ion H+ setara dengan jumlah mol ion OH-.
 
Pada saat itu larutan bersifat netral dan disebut titik ekuivalen. Bagaimana cara menentukan titik ekuivalen? Untuk mengamati titik ekuivalen dapat digunakan indikator yang perubahan warnanya di sekitar titik ekuivalen. Saat terjadi perubahan warna itu disebut titik akhir titrasi.
 
Pada saat titik ekuivalen maka mol ekuivalen asam akan sama dengan mol ekuivalen basa, maka hal ini dapat ditulis sebagai berikut:
 
mol ekuivalen asam = mol ekuivalen basa
 
Rumus umum titrasi pada saat titik ekuivalen sebagai berikut:
 
a . Ma . Va = b . Mb . Vb
Keterangan:
a    = jumlah valensi ion H+
Ma = molaritas asam
Va  = volume asam
b    = jumlah valensi ion OH-
Mb = molaritas basa
Vb  = volume basa

1.

Perhatikan soal berikut!

Dalam titrasi asam basa, larutan hasil standarisasi yang sudah dapat diketahui konsentrasi dan volumenya disebut....


A. ekivalen
B. larutan standar
C. titrant
D. larutan asam
E. larutan basa

JAWABAN BENAR

C.

titrant

PEMBAHASAN

Larutan hasil standarisasi yang sudah dapat diketahui konsentrasi dan volumenya disebut dengan Titrant.

2.

Perhatikan soal berikut!

Di antara indikator berikut, yang bukan merupakan indikator dalam titrasi asam basa adalah....


A. larutan iodin
B. metil merah
C. bromtimol biru
D. fenolftalein
E. indikator universal

JAWABAN BENAR

A.

larutan iodin

PEMBAHASAN

Indikator dalam titrasi asam basa diantaranya adalah:

  1. metil merah
  2. bromtimol biru
  3. fenolftalein
  4. indikator universal

3.

Kerjakan soal berikut!

Istilah penetralan ada kaitannya dengan....


A. reaksi antara asam dengan basa
B. penggunaan pipet untuk menambahkan asam atau basa ke dalam suatu wadah
C. reaksi antara ion hidrogen dengan air
D. pengambilan zat terlarut dari suatu larutan
E. reaksi antara ion hidrogen dengan ion hidroksida

JAWABAN BENAR

A.

reaksi antara asam dengan basa

PEMBAHASAN

Karena penetralan akan terjadi apabila asam dan basa seimbang dan pH = 7 juga menghasilkan garam dan air.

4.

Perhatikan soal berikut!

Pada penetapan kadar larutan CH3COOH dengan larutan NaOH sebaiknya menggunakan indikator....


A. fenolftalein (trayek pH: 8,3 – 10,0)
B. metil merah (trayek pH: 4,2 – 6,3)
C. alizarin kuning (trayek pH: 10,1 – 12,0)
D. metil oranye (trayek pH: 2,9 – 4,0)
E. fenolftalein atau metil merah

JAWABAN BENAR

C.

alizarin kuning (trayek pH: 10,1 – 12,0)

PEMBAHASAN

Zat yang bersangkutan adalah asam lemah yang dititrasi dengan basa kuat, maka indikator yang harus digunakan adalah indikator yang pH-nya cenderung basa.

5.

Perhatikan grafik titrasi asam-basa berikut!

Jika volume larutan yang dititrasi sebanyak 10 mL maka konsentrasi larutan basa LOH itu adalah...


A. 0,25 M
B. 0,125 M
C. 0,1 M
D. 0,075 M
E. 0,025 M

JAWABAN BENAR

A.

0,25 M

PEMBAHASAN

Dari kurva di atas terlihat bahwa titik ekivalen terjadi saat volume asam HX adalah 25 mL.
Data yang diperlukan:

Asam HX
Va = 25 mL
Ma = 0,1 M
na = 1

Basa LOH
Vb = 10 mL
Mb = .....?
nb = 1
Konsentrasi LOH dengan demikian adalah

6.

Kerjakan dengan benar!

Sebanyak 20 ml sampel mengandung NaOH dititrasi dengan HCl 0,1 M. Volume titran yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekuivalen yaitu sebanyak 18 ml. Berapakah konsentrasi NaOH dalam sampel tersebut?
 


A. 0,9M
B. 0,09M
C. 9M
D. 90M
E. 0,009M

JAWABAN BENAR

B.

0,09M

PEMBAHASAN

MHCl x VHCl = MNaOH x VNaOH
0,1 M x 18 ml = MNaOH x 20 ml
MNaOH = 0,1 M x 18 ml / 20 ml
              = 0,09 M
 

7.

Kerjakan dengan benar!

Untuk memperoleh konsentrasi ion Cl- 0,1M maka ke dalam 250 mL larutan MgCl2 0,15M harus ditambah air. Berapa mL air yang harus ditambahkan?
 


A. 900 mL
B. 50 mL
C. 500 mL
D. 80 mL
E. 90 mL

JAWABAN BENAR

C.

500 mL

PEMBAHASAN


 

redesain-navbar Portlet