APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

3 Tips Sukses Gap Year - Ketahui sebelum Lulus Sekolah

Menunda masuk kuliah (gap year) bisa jadi bermanfaat dengan beberapa ketentutan.

Gap Year, photo by Sonja Guina on Unsplash

Gap year itu apa? Nah, siapa nih, Sobat Pintar yang masih suka nanya-nanya tentang gap year? Gap year adalah suatu periode ketika seseorang rehat dari sekolah untuk bekerja, bepergian, atau melakukan kegiatan sukarelawan/voluntir. Masa rehat ini biasanya dilakukan setelah lulus sekolah (SMA/sederajat) dan sebelum kuliah.

 

Pengertian Gap Year

Photo by picjumbo.com on Pexels

Wajar saja jika sebagian kita masih menanyakan, "Gap year itu apa?" Bukan hanya istilahnya saja yang terdengar asing, bahkan konsepnya pun masih terbilang baru dalam budaya kita.

Telah disebutkan di atas, gap year adalah suatu periode ketika seseorang rehat dari sekolah untuk bekerja, bepergian, atau melakukan kegiatan sukarelawan/voluntir. Masa rehat ini biasanya dilakukan setelah lulus sekolah (SMA/sederajat) dan sebelum kuliah.

Konsep rehat ini bermula dari Jerman sebelum PD I. Para pemuda Jerman menggunakan pengalaman gap year sebagai proses pendewasaan diri dengan berkeliling Eropa. Kegiatan bepergian ini terus berkembang di dekade-dekade berikutnya, menyebar ke berbagai negara lain di dunia termasuk Amerika Serikat, Afrika Selatan, hingga Selandia Baru.

 

Gap Year di Indonesia

Photo by geralt on Pixabay

Fenomena gap year di Indonesia sendiri masih belum sepopuler di Amerika Serikat, misalnya. Menurut pandangan psikolog, Sayidah Aulia ul Haque, M.Psi., hal ini disebabkan oleh, salah satunya, stigma masyarakat. Masih kuat anggapan bahwa mereka yang memilih gap year artinya gagal masuk kampus negeri.

Tambahan pula, sebagian orang tua beranggapan bahwa yang terbaik adalah yang tercepat, termasuk dalam pencapaian akademik. Kalau bisa masuk tahun ini, kenapa mesti nunda kuliah?

 

Manfaat Gap Year

Photo by Kelly Sikkema on Unsplash

Jika dilakukan dengan rencana yang matang, gap year sebenarnya mampu membawa dampak yang positif. Alih-alih dianggap nunda kuliah, waktu gap year bisa menjadi masa rehat dan menjernihkan pikiran akibat burnout sekolah. Setelah masa rehat ini, harapannya kita bakal masuk kuliah dengan mood dan semangat baru, Sobat.

Selama menjalani gap year, kita punya kesempatan untuk menggali lebih dalam tentang bakat, minat, bahkan kepribadian diri sendiri. Harapannya, semakin baik kita mengenali dan memahami diri sendiri, semakin kecil pula peluang kita salah pilih jurusan kuliah. Worth it nggak sih, Sobat, nunda kuliah sejenak untuk masuk di jurusan yang tepat?

Dalam bukunya, The Gap Year Advantage: Helping Your Child Benefit from Time Off Before or During College dan Gap Year, American Style Journeys Toward Learning, Serving, and Self-Discovery, Karl Haigler dan Rae Nelson menyebutkan bahwa mahasiswa dan karyawan dengan pengalaman gap year cenderung memiliki life skills yang lebih baik daripada mereka yang tidak punya pengalaman serupa.

 

Tips Gap Year Berhasil

Photo by Bich Tran on Pexels

Unfortunately, berbagai manfaat di atas takkan dapat kita peroleh tanpa perencanaan gap year yang baik. Dalam hal ini, gap year tidak termasuk masa jeda masuk kuliah yang terpaksa dilakukan karena belum lolos seleksi masuk kampus negeri ya, Sobat.

Lantas, bagaimana tipsnya agar gap year sukses dan memberikan manfaat maksimal bagi kita? Nah, ini dia, tips gap year agar berhasil, Sobat Pintar.

1. Sesuaikan dengan kebutuhan diri masing-masing

Surprising as it may seem, nggak semua orang butuh gap year, lho! Kalau nggak merasakan burnout selama sekolah, buat apa kita gap year kuliah? Dalam keadaan demikian, kita justru akan kehilangan semangat belajar setelah sekian waktu tanpa tugas dan jadwal kelas bersama dosen.

But then again, gap year memang dibutuhkan oleh mereka yang sudah burnout sekolah. Sebaliknya, masa rehat gap year menjadi treasured period yang sangat dibutuhkan untuk memulihkan semangat belajar. Jadi, bukan sekedar ngasal ikutan fenomena gap year ya, Sobat!

2. Direncanakan dengan rambu-rambu yang jelas

Once again, gap year itu tidak sama dengan nunda kuliah – apalagi, kalau nunda kuliah gegara belum lolos seleksi masuk kampus negeri. Enggak banget, deh!

Justru kita harus merencanakan gap year itu. Termasuk dalam perencanaan gap year adalah apa saja yang akan dilakukan, misalnya les atau kursus apa, belajar skill apa, bahkan jadwal belajar persiapan UTBK. Dengan kata lain, gap year kuliah bukan berarti masa santuy dan rebahan saja, Sobat.

3. Dapatkan dukungan orang tua

Gap year bukan keputusan yang dapat kita ambil sendiri. Always do your best to talk with your parents. Perlu diingat, orang tua kita belum tentu sudah mengenal dan memahami konsep atau fenomena gap year. Semakin asing pemahaman orang tua tentang gap year, semakin besar kemungkinan penolakan mereka.

Itulah sebabnya, penting bagi kita untuk mengenalkan dulu konsep gap year itu. Only then can we talk on the same page.

Dukungan orang tua penting agar seluruh agenda yang akan kita kerjakan selama gap year berhasil dikerjakan. Dukungan orang tua selama gap year kuliah juga berarti lebih banyak waktu diskusi tentang alternatif jurusan dan pilihan kampus.

Dikenal juga sebagai sabbatical year, gap year memang masih belum begitu populer di Indonesia. Apalagi, tak mudah mengubah stigma masyarakat yang sudah ada selama ini. Jadi, jika berencana untuk gap year kuliah, jangan cepat menyerah mendapatkan dukungan orang tua ya, Sobat!

In short, gap year itu bisa bermanfaat. Tapi ingin seberapa besar manfaatnya? Atau justru menjadi bumerang? The answer depends on yourself, Sobat Pintar.

150

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog