4 Kebiasaan Pelajar Ini Saatnya Diubah
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
photo via blog.stephens.edu
Emang nggak enak sih, kalau orang ngasih tau kita punya kebiasaan buruk. Tapi terkadang ada baiknya kita dengerin walaupun rasanya agak gimanaaa, gitu. Tujuannya supaya kita bisa mengubah kebiasaan yang tak berfaedah itu dan menjadi sosok orang yang lebih baik lagi. Nah, kebiasaan buruk apa sih, yang membuat pelajar perlu mawas diri?
1. Begadang
Jangan begadang kalau tiada artinya, begitulah sepenggal syair lagu jadul – kamu tahu lagu ini? Tapi bagaimanapun juga, kita sering lupa atau abai pada petuah tentang pentingnya menjaga waktu tidur. Kalau udah keasyikan main game atau nonton film, bahkan sekedar nonton TV, dengan mudahnya kita menyerah pada godaan menyenangkan itu. Pagi hari, saat alarm melakukan tugasnya, kita pilih snooze – berkali-kali. Alhasil, kitapun bangun kesiangan. Dan karena kesiangan, kita jadi buru-buru berangkat ke sekolah. Akibat buru-buru, kita nggak punya waktu untuk duduk sarapan dengan tenang. Buntutnya, kita nggak konsen belajar di kelas karena perut keroncongan. Awalnya cuma sepele: begadang.
2. "Camera Savvy"
Mahir atau terampil dalam memanfaatkan teknologi emang udah jadi berkah alam buat kamu yang terlahir pada masa digital ini. Tapi kan, nggak perlu berlebihan juga dengan memotret semua penjabaran yang dituliskan guru di white board. Sebab pertama, coretan di white board itu adalah cara guru menjelaskan materi pelajaran agar seluruh siswa di kelas bisa memahaminya. Untuk kamu sendiri, perlu dibuat penyesuaian – mungkin ada yang tak perlu dicatat, mungkin ada tambahan informasi yang perlu ditulis, bahkan mungkin kamu butuh bentuk catatan yang berbeda dari yang sudah dituliskan guru di depan kelas. Sebab kedua, tulisan yang kamu potret dengan kamera gawai itu nggak akan bertahan lama dalam memorimu. Tetep aja, lebih asyik lihat foto lain di ponselmu dibanding melototin catetan carut-marut hitam putih yang agak-agak buram begitu – ya nggak, sih?
3. Nggak Disiplin
Ada banyak bentuk tindakan indispliner yang dilakukan pelajar, seperti sering telat, mencontek, mengenakan seragam yang tak sesuai ketentuan, tidur di kelas, main game di ponsel saat jam belajar berlangsung, hingga bolos sekolah. Bukan tanpa maksud kalau sekolah menerapkan peraturan walaupun mungkin kita merasa kurang nyaman. Namun pada dasarnya, kita bisa belajar untuk menyesuaikan diri – sebuah life skill yang akan sangat bermanfaat sepanjang hidup. Bukan berarti menaati peraturan membuat kita jadi teman yang ngebosenin, nggak seru, nggak gaul, atau yang lain, karena pada akhirnya kita sendiri yang dapat merasakan manfaatnya kelak. Setidaknya, saat ini kita tak perlu terkena masalah yang nggak penting, seperti berjam-jam di ruang BP/BK atau Tatib, atau menjalani penalti lain yang hanya buang-buang waktu dan tenaga.
4. Sibuk dengan Hal-Hal Tak Penting
Ngebahas tentang hal nggak penting yang bisa kita kerjakan tuh banyak banget – ya nggak, sih? Banyak konotasi negatif yang disematkan pada kenakalan pelajar, misalnya tawuran, merokok, pacaran, bullying, mabuk, ngedrug, bahkan hamil diluar nikah. Perlu dicermati, hal-hal negatif yang disebutkan tadi bukan sesuatu yang bisa dilakukan sendiri – selalu ada hubungan aksi dan reaksi yang terlibat didalamnya. Sementara itu, risikonya akan selalu kita tanggung sendiri. Makanya, gaul wajib, tapi nggak perlu lebay.
Sebagai pelajar diusia remaja, kita memang jadi lebih mudah galau, suka kepo maksimal, dan lain sebagainya yang kadang nggak dipahami oleh orang-orang dewasa disekitar kita. Tapi sebenarnya kita mampu mengalokasikan tenaga dan kemampuan kita pada hal-hal yang positif, membangun, dan lebih bermanfaat – kalaupun bukan untuk orang lain, setidaknya untuk diri kita sendiri. Bukankah dengan sedikit logika saja, kita sudah paham mana yang benar dan salah, mana yang baik dan buruk, dan seterusnya?
ArtikelTerkaitV3
Makan Bergizi Gratis (MBG): Langkah Strategis Indonesia dan
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) sedang menggalakkan program prioritas yang patut disambut baik: Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini bukan sekadar program bantuan sosi...
Baca Selengkapnya
Whoosh: Melaju Cepat ke Masa Depan, Berhitung Cepat dengan M
Dengungan halus mesin, desain aerodinamis yang memukau, dan kecepatan yang menyamai pesawat terbang. Inilah Kereta Cepat Whoosh (atau KCIC), sebuah lompatan besar dalam sejarah transportasi Indonesia yang menghubungkan Jakarta dan Bandung hanya dalam wakt...
Bukan Hujan Biasa Lagi: Ketika Setetes Air Hujan Menitikkan
Dalam beberapa tahun terakhir, sebuah fenomena mengkhawatirkan terungkap di Indonesia: air hujan yang turun ke bumi ternyata tidak lagi sepenuhnya murni. Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan, termasuk dari Institut Pertanian Bogor (IPB), menemukan adany...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog