APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

4 Peristiwa Tak Biasa Karena Otak

Otak memiliki pengaruh besar yang berdampak langsung pada persepsi pengalaman sehari-hari.

Peristiwa Tak Biasa Karena Otak, image via insta.orenya.com

We rely on our brain for everything – mulai dari menendang bola dengan sengaja hingga berkedip secara otomatis, setiap gerakan badan kita berpusat dari otak. Begitu pentingnya otak dalam mengatur setiap sel tubuh, hingga besar kemungkinan seseorang meninggal bila otak tidak mendapat suplai oksigen dalam empat menit saja.

Namun ternyata, otak pun dapat mengalami hal-hal yang tak biasa. Dan ketika ini terjadi, kita pun dibuat berpikir dan bereaksi dengan tak biasa pula. Berikut ini empat hal tak biasa yang disebabkan oleh otak.

 

1. Deja vu

Berasal dari Bahasa Perancis, deja vu secara harfiah berarti pernah melihat. Maka ketika kita merasa bahwa suatu pengalaman atau peristiwa yang sedang dialami sepertinya pernah terjadi pada masa lalu, ketika itulah kita mengalami deja vu. Ya, seolah-seolah kita dulu pernah melihatnya.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa deja vu merupakan ramalan, tapi banyak ilmuwan tak sependapat. Justru, deja vu berkaitan erat dengan bagian lobus temporalis otak. Sentakan mendadak yang terjadi sesaat sebelum tidur merupakan wujud anomali neurologis sehingga menyebabkan sensasi ingatan yang keliru, yang dapat memicu deja vu.

Penjelasan ilmiah lain tentang deja vu yaitu timbulnya persepsi yang berbeda, memori implisit, rekonstruksi memori, proses neurologis ganda, maupun mimpi yang pernah dialami sebelumnya. Meskipun demikian, ada studi ilmiah lain yang meyakini bahwa deja vu tidak terkait dengan struktur otak.

 

2. Jamais Vu

Berkebalikan dari deja vu, jamais vu berarti belum pernah melihat. Pada intinya, jamais vu terjadi ketika kita tak mampu mengenali situasi yang sebenarnya akrab atau familiar. Dengan kata lain, sesuatu yang pernah dialami menjadi terasa baru sekali itu terjadi.

Pada beberapa kasus, seseorang yang mengalami jamais vu merasa asing dengan lingkungan dan orang-orang dekat disekitarnya. Keadaan seperti ini cukup membingungkan bagi orang yang mengalami jamais vu sendiri maupun orang-orang yang menyaksikannya.

Untungnya, jamais vu biasanya terjadi sesaat saja. Dalam kasus jamais vu, boleh jadi kita gagal memiliki ingatan tentang kata, tempat, atau orang yang sebelumnya pernah diketahui. Jamais vu sering dikaitkan dengan epilepsi, aphasia, dan amnesia. Pada kasus yang ringan, jamais vu dapat terjadi saat otak sangat kelelahan.

 

3. Prosopagnosia

Otak juga bisa mengalami prosopagnosia atau face blindness. Ada satu bagian dalam otak, fusiform gyrus, yang berfungsi untuk mengenali wajah. Nah, bagian inilah yang mengalami kerusakan. Akibatnya, kita tidak dapat mengenali wajah orang-orang yang sudah dikenal – termasuk wajah kita sendiri.

Selain prosopagnosia, ada pula prospophenosia yang mengacu pada kerusakan yang terjadi pada bagian lobus temporalis dan oksipital otak. Prosopagnosia sendiri dapat terjadi karena kerusakan syaraf, perdarahan, keracunan karbon monoksida, Alzheimer's, Parkinson's, dan lain-lain.

Prosopagnosia terbagi menjadi tiga tipe. Tipe pertama yaitu apersif – kita bahkan tak bisa membedakan usia dan jenis kelamin. Tipe kedua asosiatif – kita pun gagal mengingat nama, pekerjaan, maupun informasi lain. Tipe ketiga developmental – kita mampu membedakan wajah namun tak dapat mengingatnya untuk waktu yang lama.

 

4. Micro-sleep

Adakalanya kita kekurangan jam tidur yang layak. Maka sepanjang aktivitas disiang hari, boleh jadi kita memaksa diri untuk tetap terjaga. Namun tetap saja, kita sempat terlelap beberapa detik. Nah, saat itulah kita mengalami micro-sleep.

Rata-rata micro-sleep terjadi selama enam detik. Selama proses berlangsung, otak berusaha mengembalikan respons pada bagian yang mati. Pada akhir prosesnya, kita dapat tersentak secara tiba-tiba hingga terbangun.

But you don't have to close your eyes during micro-sleeping. Kita dapat mengalami micro-sleep antara rentang waktu satu detik hingga dua menit tanpa sadar dengan mata mengedip lambat – tanpa benar-benar memejamkan mata. Saat ini terjadi, tatapan mata tampak kosong dan kita lupa kejadian selama durasi micro-sleep tersebut.

Micro-sleep cukup berbahaya bila terjadi saat seseorang mengemudikan kendaraan. Pasalnya, kita tak sadar telah tertidur selama beberapa waktu sambil terus mengemudi. Micro-sleep memang mudah dialami ketika kita harus mengerjakan aktivitas atau rutinitias yang sangat biasa.

 

All in all, pola hidup sehari-hari, keadaan lingkungan sekitar, dan genetik dapat mempengaruhi otak kita. Pada gilirannya, otak mempengaruhi bagaimana kita bereaksi. So, is it intriguing or frightening, Sobat Pintar?

310

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog