APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

Alasan-Alasan Ini Membuatmu Enggan Kuliah ke Luar Negeri?

Tips Kuliah 

photo credit shutterstock.com

"Kuliah di luar negeri tuh jauh dari keluarga, teman-teman karib, nggak kenal siapa-siapa..." Pernah dengar ujaran semacam ini? Oh, ternyata masih banyak halang rintang yang menghadang didepan saat kamu dihadapkan pada pilihan lokasi kuliah. Yup, tak selamanya kuliah di luar negeri menjadi tawaran menarik karena alasan-alasan seperti ini.

 

Biaya Hidup di Luar Negeri tuh Perih, Jendral... eh, Mahal!

Bener juga, sih. Kalau kamu kuliah di Amerika Serikat, sekali makan siang aja bisa habis ratusan ribu rupiah atau sekitar USD $5-8. Berapa budget makan siangmu di sini? Nah, udah beda jauh, tuh!

Tapi kamu bisa memangkas biaya hidup dengan kuliah menggunakan beasiswa atau pilih negara yang membebaskan biaya pendidikan tinggi. Kan lumayan, tuh. Pengeluaran untuk biaya kuliah bisa dialokasikan untuk biaya hidup. Kamu juga bisa nyambi kerja sambil kuliah meskipun ini tergantung juga dari kebijakan negara dan jam kuliah kampus. Pada intinya, kendala biaya ini bisa dicari jalan keluar, kok. Paling sederhana misalnya, kamu bisa pilih negara yang living costnya nggak terlalu jauh selisihnya sama Indonesia.

 

Beratnya Hidup Mandiri di Negeri Orang...

Tinggal bersama orang tua, dikelilingi keluarga dan orang-orang yang menyayangimu – yang siap menopangmu bahkan sebelum kamu "jatuh," adalah sebagian dari kenyamanan hidup. Kuliah di luar negeri berarti kamu kudu siap mengucapkan selamat tinggal pada kenyamanan hidup tersebut. Budget untuk menggaji pembantu atau asisten rumah bisa digunakan untuk akomodasi tempat tinggal dan makan, jadi semua kebutuhan pribadimu harus bisa beres tanpa bantuan siapapun. Kecuali keluarga besarmu termasuk dalam klan crazy rich, nggak ada ceritanya kamu wira-wiri dan ngampus dengan kendaraan pribadi – ke manapun tujuanmu, harus siap jalan kaki dan menggunakan transportasi publik. Belum lagi, menu makanan yang tak satupun bisa cocok dengan selera lidahmu.

Ya namanya juga tinggal di negeri orang, dengan budaya dan gaya hidup yang berbeda. Mau nggak mau, kamu harus bisa menyesuaikan diri. Harus terbiasa masak sendiri demi keselamatan lidah dan rekening, bisa ngeberesin kamar dan cucian kotor sendiri kalau mau kuliah lancar dan nggak kehabisan baju bersih, dan lain sebagainya. Mau nggak mau, kamu akan mengalami perubahan life style. Ya... itung-itung, kamu akan jadi lebih sehat gegara jalan kaki tiap hari. And you know what? Kamu bisa lebih banyak bersyukur saat kembali ke Indonesia, berada ditengah-tengah keluargamu.

 

Bleb bleb... Eeng... Ngomong Apa Yaa...

Nggak semua negara menerima Bahasa Inggris dengan mudah. Kalau kamu mau kuliah di Perancis, Jerman, Jepang, atau Korea, siap-siap belajar bahasanya dulu ya, Sobat Pintar. Meskipun perkuliahanmu nantinya menggunakan Bahasa Inggris, tetep aja menguasai bahasa lokal itu penting. Kalau enggak, dijamin kamu bakal berdiri blo'on saat harus berkomunikasi dengan orang lain. Ingat, selain kuliah, kamu masih harus ke perpustakaan, belanja makanan, sewa tempat tinggal, dan masih banyak lagi interaksi dengan orang lain yang kemungkinan besar akan memerlukan penguasaan bahasa lokal.

Oleh sebab itu, pastikan kamu menguasai bahasa yang digunakan di negara tujuanmu. Kalaupun belum fasih, baik secara aktif maupun pasif, kamu masih bisa ambil kursus bahasa sebelum berangkat. Tapi jangan khawatir, saat "terpaksa" harus berbaur dengan orang-orang penutur asli bahasanya nanti, secara alami kamu akan menguasai bahasa tersebut – memang butuh waktu, jadi nikmati saja prosesnya.

 

Ribetnya Ngurusin Proses dan Dokumen Bikin Ogah, deh!

Proses pendaftaran ke kampus di luar negeri tuh emang panjang, apalagi kalau kamu apply dengan beasiswa. Bukan rahasia lagi, urusan paperwork begitu emang ribet – termasuk pengurusan passport dan visa.

Ya mau bagaimana lagi, diikuti saja. Siapin saja sekarung kesabaran biar kamu nggak kehabisan stok – meskipun ini terdengar klise, sih. Triknya, cobalah untuk fokus pada satu tahapan alih-alih melihat skema besarnya – take one thing at a time.

 

Jauh Banget... Kalau Ada Apa-Apa, Gimana...

Perjalanan ke luar negeri membutuhkan waktu yang tak sebentar, belum lagi biayanya. Gimana kalau kamu homesick, kangen rumah, kangen keluarga, dan berbagai hal lain yang terasa familiar selama ini?

Harus diakui, solo traveling memang terdengar horor buat sebagian orang. Triknya, cari tau lebih banyak tentang negara yang akan jadi rumah keduamu itu – orang-orangnya, budayanya, makanan khasnya, apapun itu. Atau, kalau ada tawaran homestay, ambil aja! Kamu bisa merasakan tinggal dengan sebuah keluarga dan makan masakan rumah, atau yang lainnya.Kalaupun harus tinggal sendiri, beranikan dirimu untuk mencoba. Lama-kelamaan kamu pasti bisa menikmati segarnya udara bebas saat sendiri – it's addicting, you know!

 

Lagipula, banyak juga sisi plusnya kalau kamu kuliah di luar negeri. Waktu yang kamu habiskan untuk menimba ilmu dan memperkaya pengalaman di negeri orang adalah investasi berharga memasuki pasar kerja. Iyalah, CV-mu lebih berbobot, wawasanmu lebih luas, kamu punya pengalaman dengan budaya yang berbeda, hingga dunia kerja juga akan memandangmu mudah beradaptasi dan terbuka pada hal-hal baru. Bukankah semua itu adalah kualitas yang tak kalah penting?

240

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
1 Comment
utk masalah persaingan diluar negeri bagaimana?
00

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog