APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

Apa itu Mind Mapping? Kepoin tentang Peta Pikiran dan Cara Membuatnya

Mind map membuat belajar menjadi lebih efektif dan efisien.

Mind Mapping, photo by geralt on Pixabay

Siapa nih, Sobat Pintar yang masih suka bingung gimana cara membuat mind mapping? But, hold on there! Udah tau apa belum sih, tentang mind mapping?

Fine, we'll learn all about mind mapping for now. Kita cari tahu dulu tentang mind mapping, apa manfaat mind mapping untuk belajar, sampai bagaimana cara membuat mind mapping. If it's new for you, we'll get to know mind mapping. If you're familiar with it, you'll learn some tips and tricks to improve your mind mapping along the way.

 

Pengertian Mind Mapping

Apa itu mind mapping? Mind mapping adalah pemetaan atau peta pikiran. Nah, loh. Jadi apa itu mind mapping atau peta pikiran?

Photo by Charles Deluvio on Unsplash

Peta pikiran adalah diagram yang menggambarkan secara visual tentang ide, konsep, informasi, atau hal-hal lain. Setiap ide, konsep, atau informasi tersebut berada dalam sebuah kotak peta pikiran yang saling terhubung secara terorganisir dengan garis (link).

Sebagai analogi, Sobat Pintar bisa melihat peta (map) – entah di buku, dinding, atau ponselmu. Misalnya pada peta Pulau Jawa, bayangkan nama tiap-tiap kota di dalam peta itu berada dalam sebuah kotak atau lingkaran. Kemudian, setiap kotak atau lingkaran berisi nama kota itu saling terhubung satu sama lain – dan bukankah kota-kota itu memang saling terhubung, Sobat?

Nah, kira-kira seperti itulah gambaran atau contoh mind mapping. In practice, kita bisa mengisi kotak atau lingkaran itu dengan ide atau konsep yang ada di benak kita.

 

Manfaat dan Fungsi Mind Mappping

Photo by Pixabay on Pexels

Then, you may ask, "Buat apa sih, kita bikin mind mapping segala?" Sebenarnya manfaat mind mapping atau pemetaan pikiran ini banyak banget, Sobat Pintar. Setidaknya, ada tiga manfaat belajar menggunakan mind mapping, yaitu:

1. Memperkuat memori kita

Alih-alih melihat teks yang tersusun rapi, kita melihat gambar atau diagram pada sebuah mind map. Saat itulah imajinasi, kreativitas, dan visualisasi yang menjadi dominasi otak kanan kita berperan aktif. Sementara saat membaca teks, sisi otak kiri kita yang lebih dominan berperan.

And did you know, Sobat? Hal-hal yang berkaitan dengan imajinasi dan kreativitas tersimpan dalam memori bawah sadar kita. Itulah sebabnya, kita lebih mudah mengingat satu halaman mind map ketimbang satu halaman teks.

2. Memahami konsep dengan lebih mudah

Ingatan kita juga lebih kuat karena kita memahami hubungan antar konsep. Misalnya, saat belajar tentang teks eksposisi dalam pelajaran Bahasa Indonesia, kita pun belajar tentang struktur dan pola penyusunannya. Jika teks eksposisi terdiri dari tiga struktur, maka pola penyusunannya dapat dikembangkan melalui empat cara.

Sebagai analogi, bayangkan sebuah kota di peta Pulau Jawa tadi, Sobat. Misalnya, kota Semarang dengan sejarahnya dan kulinernya. Jika Semarang punya gedung Lawang Sewu, maka kota ini juga terkenal akan lumpianya. Mudah banget menghubungkan kata-kata kunci itu dengan mind mapping kan, Sobat Pintar?

3. Belajar menjadi lebih menyenangkan

Let's be honest. Bosan nggak sih, baca buku teks pelajaran? Bagaimana jika poin-poin penting di buku pelajaran itu dialihkan menjadi sebuah peta pemikiran yang penuh warna? Will you choose to read the text book or the mind map, Sobat Pintar?

 

Contoh Mind Map

Masih belum yakin kalau mind map itu lebih menarik ketimbang buku teks pelajaran? Coba lihat contoh mind map di bawah ini, Sobat.

Photo by GREGOR on Pixabay

 

Cara Membuat Mind Mapping

Nah, mind map atau peta pikiran itu menarik, bukan? Kita bisa mulai membuat mind map untuk membuat ringkasan materi pelajaran, misalnya. Bagaimana caranya? Untuk membuat mind map pertamamu, Sobat Pintar bisa mengikuti cara membuat mind mapping di bawah ini:

Photo by BiljaST on Pixabay

1. Siapkan alat-alat tulismu, seperti kertas, pensil warna, penggaris bila perlu, atau yang lain.

2. Mulai dari tengah, tuliskan tema utama dalam satu kata atau frasa. Seperti contoh di atas, kita bisa menuliskan "Teks Eksposisi" sebagai tema utama di tengah halaman.

3. Turunkan tema utama menjadi beberapa tema yang masih berkaitan. Pada contoh yang sama di atas, kita membuat dua garis kaki dari Teks Eksposisi, yaitu "Struktur" dan "Pola Penyusunan."

4. Pada tema Struktur, kita menghasilkan tema turunan "Pendahuluan," "Penjelasan," dan "Penegasan Ulang." Pada tema Pola Penyusunan, kita membuat tema turunan "Deduktif," "Induktif," "Perbandingan," dan "Ilustrasi."

5. Setiap tema berdiri sendiri dan memiliki garis sendiri. Hubungan antar tema ditunjukkan oleh garis yang mengaitkannya – misalnya, garis dari tema utama dibuat lebih tebal.

6. Semakin banyak tema turunan, garis yang dibuat semakin memancar ke segala arah dari tengah (dari tema utama).

Semakin banyak warna yang digunakan, semakin menarik peta pikiranmu. Begitu pula dengan gambar. Semakin banyak ilustrasi yang dibuat, semakin menarik pula mind map yang dihasilkan. Sobat Pintar bisa menilai mana mind map yang lebih menarik pada contoh mind mapping di atas, bukan?

Unfortunately, tak setiap kita punya alat tulis warna-warni yang lengkap. Kalau tak pandai menggambar, peta pikiran yang kita hasilkan juga tentu tak semenarik peta pikiran yang penuh ilustrasi lucu. Namun terlepas dari kelebihan dan kekurangan mind mapping, belajar dengan menggunakan mind map itu harus banget dicoba loh, Sobat!

Apalagi, saat ini sudah ada aplikasi mind mapping yang bakal bikin setiap peta pikiranmu jadi keren. Beberapa aplikasi mind mapping yang bisa dicoba antara lain Ayoa, XMind, SimpleMind, MindMeister, atau Coggle. Surely, masih ada berbagai aplikasi mind mapping lain yang bisa Sobat gunakan.

Have you decided what to do with your mind map, Sobat Pintar? Akankah Sobat membuat peta pikiran sendiri atau menggunakan aplikasi saja?

70

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog