APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

Ayo Cari Tahu Lebih Jauh: Hard Skill dan Soft Skill

Keterampilan Pelajar Mahasiswa

photo via us.experteer.com

Oke, nggak usah diterjemahkan jadi 'keterampilan keras' ataupun 'keterampilan lunak' – walaupun ada yang menyebutnya demikian. Lebih penting memahami kedua istilah ini, hard skill dan soft skill, daripada meributkan terjemahannya. Ya, karena keduanya memang penting.

 

Hard Skill

Secara umum, istilah hard skill mengacu pada kecerdasan intelegensi atau kemampuan intelektual. Kamu familiar dengan istilah IQ (Intelligence Quotient), kan? Nah, hard skill bisa diasosiasikan dengan IQ. Kamu pinter dan punya IQ 130? Selamat! Kamu jenius!

Hard skill merupakan aspek kognitif yang bisa dipelajari secara formal, seperti pengetahuan atau teori tentang sesuatu, kecakapan teknis dalam mengoperasikan suatu alat, dan lain-lain. Pendeknya, saat kamu menuntut ilmu di sekolah atau di kampus, disitulah kamu mengasah hard skill-mu.

Saat sekolah, hard skill­-mu tampak pada nilai rapor, nilai ujian, dan prestasi akademik yang lain. Saat kuliah, hard skill tampak pada IP (Indeks Prestasi) disetiap semester dan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) saat kelulusanmu.

Seseorang dengan hard skill yang jempolan bisa tampak jelas pada kemampuannya menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan teknis yang terkait dengan bidang yang digelutinya. Misalnya, seorang guru atau dosen yang semakin mahir menggunakan teknologi dalam pengajarannya di kelas dan pada saat yang sama juga sedang kuliah pada bidang keahliannya dijenjang S2 atau S3.

 

Soft Skill

Soft skill cenderung bersifat lebih abstrak dibanding hard skill. Bila pengukuran hard skill biasanya menggunakan tes IQ, pengukuran soft skill bisa menggunakan tes EQ – namun tidak bisa mengukur soft skill secara mutlak. Disisi lain, tes EQ masih belum sepopuler tes IQ. Alhasil, pengukuran soft skill yang akurat masih sulit dilakukan.

Akan tetapi, soft skill semakin diyakini punya peran yang lebih penting dibanding hard skill didunia kerja – bahkan dalam hidup, secara keseluruhan. Bukan berarti hard skill bisa diabaikan begitu saja, tapi nilai yang bagus atau IPK cum laude saja nggak cukup!

Sebagai gambaran, bayangin deh, kamu berteman sama seorang jenius yang super pinter, sanggup menghitung rumus fisika paling rumit sedunia (nggak tau deh kayak apa, tuh) dalam hitungan detik. Tapi, orangnya suka semaunya sendiri, nggak punya toleransi, nggak paham saat kamu mengalami kesulitan karena perilakunya, dan lain sebagainya. Empet gak, tuh? Nah, gimana kalau kamu berposisi merekrut karyawan? Apa seseorang dengan soft skill rendah seperti itu bakal kamu pilih? Bagaimana pula kalau kamu punya rekan kerja seperti itu? Atau barangkali, orang itu adalah kamu? (ups...)

Dari contoh diatas, mungkin kamu beranggapan soft skill adalah karakter seseorang. Nggak salah juga, sih. Memang soft skill terwujud dalam kebiasaan atau sikap seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain (interpersonal skill). Tapi, kemampuan seseorang untuk mengatur diri sendiri (intrapersonal skill) juga sebenarnya diaktegorikan dalam soft skill. Itulah kenapa soft skill penting banget, nggak sekedar hard skill aja.

Bagaimana dengan soft skill-mu sendiri? Tak ada kata terlambat untuk membangun dan mengembangkan soft skill, dimanapun tahap kehidupanmu saat ini.

200

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog