APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

Ingin Curhat? Ini 4 Kriteria Teman Curhat

Memiliki orang yang tepat untuk bertukar pikiran sudah menjadi bagian dari solusi.

Kriteria Teman Curhat, image via www.jserra.org

Carol Balhetchet, seorang psikolog klinis di Singapura, berbagi pengalamannya selama 20 tahun bekerja melalui Nikkei Asian Review. Rata-rata pasiennya yang berusia remaja dan awal 20-an mengalami berbagai macam stres, mulai dari prestasi akademis, masalah di sekolah, memilih jurusan kuliah dan kampus, hingga peluang kerja dimasa depan.

Para pasien pada usia pelajar dan mahasiswa ini semakin stres dengan beban harapan kesuksesan dari orang tua dan keluarga. Akibatnya cukup fatal, hingga meningkatkan angka bunuh diri di negara tersebut.

Bukan hanya di Singapura, angka bunuh diri pemuda-pemudi di Jepang dengan rentang usia 10 hingga 19 tahun pada 2018 mencapai yang tertinggi dalam 40 tahun terakhir. WHO juga mencatat pada tahun 2016 saja sudah ada 60.000 kasus bunuh diri pada gender dan rentang usia yang sama.

Padahal, ada satu hal sederhana yang dapat dilakukan untuk menekan keinginan bunuh diri, Sobat. Yes, you know it: curhat! Curhat membantu kita mengekspresikan perasaan sehingga beban masalah kejiwaan dapat berkurang – with or without a solution, in fact.

Masalahnya, curhat tak bisa dilakukan sembarangan. Lantas, sebaiknya kita curhat pada siapa, sih?

 

1. Orang yang Punya Kepedulian, Mau Mendengar Keluh Kesah

Tak setiap kita curhat membutuhkan solusi. Adakalanya kita hanya ingin merasa lebih baik. Selama tidak terus-menerus berkeluh kesah, bahkan tentang hal-hal sepele sekalipun, wajar saja bila suatu ketika kita berharap ada seseorang untuk berbagi apa yang sedang berat dirasa.

Tapi perlu dicatat, Sobat. Tak semua orang suka atau punya waktu untuk sekedar mendengarkan apa yang kita rasakan. Dan sudah semestinya kita mampu menghargai keadaan orang tersebut. Justru kita sendirilah yang semestinya mampu melihat, apakah seseorang cukup peduli dan punya waktu untuk kita. Tak ingin nyerocos tanpa dipedulikan, bukan?

 

2. Orang yang Dapat Dipercaya Menjaga Rahasia

Ada lho, orang yang kesana kemari membicarakan urusan, bahkan rahasia, orang lain. Ya, kita sering menyebutnya ember. And no, you don't want to share anything about you to this type of person. Sudah paham risikonya, bukan? Iya, urusan dan rahasia kita bisa tersebar kemana-mana, digunjingkan banyak orang.

Bagaimana kita tahu seseorang ember atau tidak? Perhatikan saja apa yang dibicarakannya saat bersama kita, Sobat. Bila dia membicarakan orang lain, besar kemungkinan kita juga menjadi bahan pembicaraannya bersama orang lain lagi.

 

3. Teman Terbaik, Sahabat atau Keluarga

Sebenarnya kita hanya membutuhkan satu, dua, atau tiga teman terbaik yang peduli dan mampu menjaga rahasia. Orang-orang inilah yang mau meminjamkan telinganya saat kita membutuhkan, bahkan memberi solusi. Bisa jadi mereka adalah teman sekolah, sahabat di kampus, atau salah satu anggota keluarga.

Sudah menemukan orang tersebut, Sobat? Atau masih mencari? Tak perlu dicari, Sobat. Biasanya kita dapat menemukan sosok teman terbaik tersebut secara naluriah – entah kita merasa nyaman atau ada chemistry diantara kalian.

Bila Sobat sekarang sudah memiliki sosok teman terbaik ini, bersyukur sekali! Hubungan kalian biasanya akan terjalin cukup lama. Kalaupun harus terhenti ditengah jalan, jangan larut dalam kesedihan. Dilain waktu, yakinlah akan ada sosok pengganti yang dihadirkan untukmu pada situasi yang tepat.

 

4. Orang yang Dapat Membantu Menemukan Solusi

Disadari atau tidak, adakalanya kita curhat karena membutuhkan solusi – bukan sekedar melampiaskan apa yang tengah dirasakan. Maka, beruntungnya kita bila berteman dekat dengan seseorang yang dapat memberi sudut pandang berbeda. Diskusi seru kalian akan memperkaya pemikiran dan menghasilkan berbagai ragam jalan keluar.

Itulah sebabnya, share masalah pribadi kemedia sosial biasanya justru semakin memperumit keadaan. Pasalnya, ada begitu banyak 'suara' yang 'berkicau' tanpa bobot, tanpa potensi solusi.

Beda lagi kalau curhat pada psikolog atau konselor, seperti bila kita menggunakan fitur Konseling Pintar. Biasanya kita memperoleh apa yang diharapkan, baik sekedar bercerita saja atau mencari solusi. Psikolog memang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjawab kebutuhan kita.

590

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar
Tayo
00
lol
00
wkwkwk
00
betulll
00
mantap betul wkwkwkkwkwkw
00
hmmmm
00
bagus banget infoxa
00
susah cari yg bener² bisa jaga rahasia :)
00

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog