APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

Ingin Jadi Pemimpin? Miliki 6 Kualitas Ini

Kepemimpinan yang berkualitas perlu dibangun sedini mungkin.

Ingin Jadi Pemimpin? Miliki Kualitas Ini, image via www.officevibe.com

Meskipun tak semua orang tertarik dengan perkembangan politik, tetap saja ada kakak-kakak ketua BEM atau presiden mahasiswa yang saat ini cukup menarik perhatian seperti Atiatul Muqtadir dari UGM, Manik Marganamahendra dari UI, atau Royyan Dzakiy dari ITB. Aren't you curious how they rise to such level of leadership among their friends?

Jika Sobat Pintar punya cita-cita menjadi ketua BEM juga suatu hari nanti, perhatikan beberapa hal berikut ini yang turut mempengaruhi kualitas kepemimpinanmu kelak. What are they?

 

1. Berpikiran Terbuka

Menjadi seorang pemimpin bukan berarti kita bebas menyuruh-nyuruh orang lain. Justru sebaliknya, menjadi pemimpin berarti kita harus mampu mendengarkan apa yang diinginkan oleh orang-orang yang dipimpin. Itulah sebabnya kita harus memiliki keterampilan mendengarkan yang baik – jangan cuma "Iya, iya" tapi sebenarnya keluar masuk telinga.

Lebih jauh, terampil mendengarkan juga berarti mampu mencerna apa sesungguhnya yang disampaikan. Boleh jadi ide, pemikiran, atau gagasan yang disampaikan terlalu panjang lebar dan berbelit-belit, sedangkan yang dibutuhkan adalah intisarinya saja. Itulah sebabnya kita juga harus memiliki kemampuan mengamati yang cermat dan baik.

 

2. Rendah Hati

Kemampuan seorang pemimpin dalam mendengarkan dapat membuat orang-orang yang dipimpinnya merasa didengar dan dihargai. Pada gilirannya, perasaan seperti ini akan mendorong mereka untuk memberi kontribusi yang lebih besar lagi bagi organisasi atau komunitas. Dan, dibutuhkan kerendahan hati agar kita mampu mendengarkan dengan baik.

Sikap rendah hati membawa dampak yang lebih besar lagi, yaitu respek orang-orang yang dipimpin. Respek tidak dapat dibeli, padahal memiliki peran sentral dalam menggerakkan setiap orang dalam organisasi atau komunitas yang dipimpin. When your people respect you, they'll highly likely support you and be at your back in running the organization.

 

3. Menjadi Panutan

Salah satu cara memenangkan respek orang lain adalah dengan menjadi panutan. You can't tell someone else to do something you can't do it yourself. Bukan berarti Sobat harus menguasai semua skill teknis. Tapi bila kita sendiri tak mau berangkat pagi-pagi buta dan pulang larut malam untuk suatu kegiatan, misalnya, kenapa orang lain mau melakukannya?

Berprestasi juga menjadi salah satu cara menjadi panutan. Kesibukan sebagai ketua OSIS, misalnya, bukan alasan pembenaran ketika nilai-nilai ujian jeblok. Tak hanya prestasi akademis, attitude kita juga sudah selayaknya menjadi panutan bagi orang lain – misalnya, bersikap sopan santun, berpandangan positif, dan lain-lain.

 

4. Kelola SWOT-mu

Apa SWOT? SWOT adalah akronim dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (kesempatan), dan Threat (ancaman). Sebagai contoh, kekuatanmu adalah mudahnya bergaul dan berbicara dengan banyak orang, sedangkan kelemahanmu adalah membutuhkan waktu yang terlalu lama dalam membuat keputusan.

Nah, bagaimana kita mengelola kelebihan dan kekurangan tersebut? Bagaimana kita menggunakan kekuatan diri untuk memperoleh apa yang diinginkan dan bagaimana memperbaiki kekurangan yang ada? Saat merancang sebuah program kerja pun, pertimbangkan kelebihan-kekurangannya serta peluang dan tantangannya.

 

5. Optimis dengan Risiko

Selalu ada risiko pada setiap langkah dan keputusan yang diambil – dalam hal yang paling sepele sekalipun. Misalnya, saat lapar kita hanya mendapati makanan yang kurang disukai. Pilihannya adalah makan meskipun kurang menyukai menunya atau tetap menanggung rasa lapar karena menghindari makanan tersebut.

Pemimpin yang hebat bukanlah mereka yang menghindarinya, tapi yang mampu menakar, mengelola, dan menghadapi risiko. Untuk itu, dibutuhkan sikap optimis dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang akan muncul. Disinilah kecakapanmu dalam mengelola SWOT dapat menjadi panutan bagi orang-orang disekitarmu.

 

6. Mau Bekerja Keras

Again, being a leader doesn't mean that you can be bossy and tell others what to do while you're sitting and doing nothing. Kakak-kakak ketua BEM yang sempat disebutkan diawal juga tidak serta-merta masuk kuliah lantas menjadi ketua BEM. Mereka juga harus bekerja dan mau memulai dari bawah.

Jadi, jangan enggan meneteskan keringat – apapun posisi kita saat ini. Jika kita mampu menanggung tanggung jawab yang kecil saat ini, kita pun akan sanggup mengemban tanggung jawab yang lebih besar. Tak ada pemimpin hebat yang tiba-tiba muncul begitu saja tanpa menjalani proses belajar dan menempa diri dengan banyak pengalaman.

 

Nah, sudah siap menjadi pemimpin, Sobat? It's okay to start your baby steps whenever you're ready. Mengutip kata bijak Lao Tzu, "The journey of a thousand miles begins with one step." Jadi, jangan remehkan sekecil apapun peranmu saat ini karena akan turut berkontribusi pada posisimu kelak sebagai pemimpin.

260

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog