APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

Jangan 'Mencubit' – Ini 6 Caranya

Ruang publik adalah ruang bersama yang menghadirkan batasan-batasan kebebasan pribadi.

Jangan 'Mencubit,' image credit Ben Tran for University City District

Libur yang ditunggu-tunggu! Sekarang saatnya keluar, bergaul, bertemu banyak orang, dan bersenang-senang! Tapi ketika kita berinteraksi dengan orang lain, khususnya diruang publik, sebenarnya ada aturan tak tertulis yang mengikat. Bukan aturan yang rumit, kita hanya perlu sedikit memperhatikannya.

 

1. Jaga Pandangan Mata

Sedang makan bersama keluarga atau teman-teman, kemudian ada seseorang yang tanpa sengaja menjatuhkan sendoknya atau makanannya ke lantai. Apa yang Sobat lakukan?

Abaikan saja, tak perlu menatap orang tersebut – baik si dia sedang duduk satu meja dengan kita atau di meja lain. Orangnya sendiri sebenarnya sudah cukup dibuat malu dengan kecerobohannya kok, Sobat. We don't need to intensify the embarrassment.

Sama halnya ketika kita melihat seseorang melintas dengan tampilan 'luar biasa.' Sudah, tak perlu dilihat sampai menoleh dan hilang dari pandangan. Bukankah kita juga tak nyaman bila ada orang asing yang terus-menerus menatap kita?

 

2. Berbaris Antri ke Belakang

Berada diruang publik dan menggunakan fasilitas publik berarti kita harus mau berbagi dengan orang lain. Artinya, menggunakan fasilitas umumnya gantian! Itulah sebabnya kita perlu antri – entah saat akan menggunakan wastafel, membayar di kasir, atau masuk elevator.

Tapi pernahkah Sobat kesulitan menentukan di mana harus mengantri? Biasanya, saat orang-orang berkerumun menghadap kasir atau berebut masuk elevator, kita jadi kesulitan menemukan posisi antri. Pernah mengalaminya, Sobat? Makanya, ayo biasakan berbaris kebelakang dan mengantri dengan baik – demi kenyamanan bersama!

 

3. Jeli dengan Uang

Bukan, maksudnya bukan menjadi lebih perhitungan dengan kawan. Tapi, ada bedanya antara diundang makan dan diajak makan.

Kalau diundang, biasanya kita ditraktir. Sesuaikan pilihan menu dengan orang yang mentraktir – sebaiknya jangan memilih harga yang lebih mahal. Atau, biarkan si pentraktir yang memilihkan menu kita. Kemudian dilain waktu, giliran kita yang harus mentraktir. Jangan cuma mau ditraktir saja, ya!

Kalau diajak makan, besar kemungkinan kita harus merogoh kocek pribadi masing-masing. Ajukan tempat makan lain bila dirasa perlu. Atau, ditolak dengan baik bila kantong sedang kering – biarkan orang tersebut menemukan teman lain yang bisa menemaninya makan.

 

4. Letak Ponsel dan Tas

Saat ini kita sulit sekali lepas dari gawai. Tapi di mana kita meletakkannya saat kita bercakap dengan orang lain, Sobat? Meletakkan ponsel di atas meja, sambil sesekali melirik atau menggapainya saat ada notifikasi, memberi pesan pada orang lain betapa tidak berartinya mereka – bahwa ada keperluan yang lebih penting melalui ponsel kita.

Tindakan seperti ini lebih tidak pantas dilakukan saat kita bercakap dengan orang yang berusia lebih tua – entah orang tua atau onti-angkel. Satu barang lagi yang sebaiknya tidak kita letakkan di atas meja saat bersama orang lain: tas. Apa sih, tujuannya membuat meja lebih penuh dengan barang pribadi begitu?

 

5. Hindari Pertanyaan Awkward

Yes, you know it. "Kapan lulus?" adalah salah satu pertanyaan yang akan seketika membuat suasana menjadi canggung atau awkward. Masih banyak pertanyaan lain yang dapat mengakibatkan efek serupa, seperti usia, saldo rekening, masalah medis, agama, hadiah, dan lain-lain.

Ada hal-hal dalam hidup yang tak sepenuhnya berada dalam kendali kita. Tentang kapan lulus kuliah, bagaimana kita menjawabnya dengan pasti bila saat ini masih belum akur dengan dosen-dosen pembimbing, misalnya. Jadi, pertanyaan-pertanyaan yang jelas tidak bisa dijawab seperti ini sebaiknya dihindari.

 

6. Jaga Nada Suara

Berteriak diruang publik adalah salah satu cara ampuh untuk menarik perhatian – dengan cara yang buruk, pastinya. Memang adakalanya kita berjumpa dengan orang yang menjengkelkan. Atur napas saja dulu, Sobat. Kendalikan diri untuk tidak seketika bereaksi. Bila perlu, tersenyumlah dan tinggalkan orang itu dengan sopan.

The person is obviously not on your level. Gunakan saja energimu untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat.

Sama halnya, kita tak perlu hura-hura beramai-ramai sampai membuat gaduh. Iya, kita berlibur dan ingin bersenang-senang. Tapi ada hak dan ruang pribadi orang lain yang menjadi batasan kita. Peka saja ketika sudah ada orang yang menoleh ke arah kita dengan muka masam atau marah. Itu artinya, orang tersebut masih sopan dan bersikap baik, lho.

Yang namanya ruang publik, ya memang milik bersama. Jangan mencubit kalau tak mau dicubit!

370

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog