APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

Jenis-Jenis Majas dan Contohnya: Pelajari Yuk, Biar Makin Gaul!

Semakin banyak majas yang dikenal, semakin beragam pula gaya bahasa.

Majas dan Contohnya, photo by Lisa on Pexels

Sudahkah Sobat Pintar mengenal jenis-jenis majas? Eits! Majas atau gaya bahasa itu nggak melulu tentang matpel BIndo, loh. Minimal, kalau jago menggunakan majas, followers-mu bakal bertambah karena indahnya rangkaian kata yang kamu bikin. Mau atau mau banget nih, Sobat? Nah, yuk belajar tentang majas!

 

Pengertian Majas

Photo by NEOSiAM 2021 on Pexels

Majas adalah gaya bahasa dalam sastra yang digunakan untuk menyampaikan makna atau perasaan melalui penggunaan bahasa yang indah, imajinatif, dan kreatif atau berupa kiasan. Ketika mengiaskan sesuatu dengan menggunakan majas, gaya bahasa kita pun menjadi lebih indah – dan lebih "hidup!" Suasana "hidup" itu membuat pembaca atau pendengar merasakan emosi yang ingin kita ungkapkan.

Ingin followers-mu merasakan kegalauan maupun rasa senangmu, Sobat? Kenali dulu yuk, apa saja jenis-jenis majas di bawah ini.

 

Macam-Macam Majas dan Contohnya

Photo by John-Mark Smith on Pexels

Tahu tentang arti majas saja tak cukup, Sobat. Untuk menciptakan gaya bahasa yang indah dan menarik, kita perlu tahu tentang jenis-jenis majas yang ada.

Kita mengenal empat kelompok majas. Ingin tahu apa saja majas dan contohnya masing-masing pada setiap kelompok? Yuk, lanjut Sobat.

Perbandingan

hiperbola merupakan majas yang mengandung unsur
Photo by Pixabay on Pexels

Sobat Pintar pasti mengenal banyak ragam majas perbandingan dari sekolah. Gaya bahasa yang digunakan dalam kelompok majas perbandingan adalah dengan membandingkan atau menyandingkan – bahwa sesuatu sama, lebih, atau dapat menggantikan yang lain. Beberapa majas dan contohnya yaitu:

1. Personifikasi

Majas personifikasi membandingkan manusia dan benda mati. Gaya bahasa yang digunakan seolah-olah benda tersebut bersikap selayaknya manusia.

Contoh:

- Laut yang biru seakan menatapku dalam keheningan.

- Angin berbisik di telingaku.

- Matahari tersenyum di langit.

- Hujan menangis di atas atap.

- Bulan mengejar awan.

- Pohon-pohon menari dengan indah di taman.

2. Metafora

Majas metafora menyamakan dua hal yang tidak sama secara harfiah atau literal. Gaya bahasa ini sering digunakan dalam sastra, puisi, dan prosa untuk menambah daya tarik atau memberikan makna yang lebih dalam sehingga teks menjadi lebih indah, memukau, dan menyentuh perasaan pembacanya.

Contoh:

- Sang raja siang bersinar dan membawa kehangatan.

- Dia adalah pelita dalam kegelapan.

- Dia adalah musik dalam hidupku.

3. Asosiasi

Gaya bahasa perbandingan dalam majas asosiasi digunakan untuk menyampaikan perasaan atau emosi dengan suatu objek, simbol, atau situasi yang berbeda.

Contoh:

- Langit yang biru mengingatkan aku pada kenangan indah masa kecil.

- Bunga mawar merah mengingatkan aku pada cinta yang dahulu.

- Hangatnya api unggun mengingatkan aku pada kedamaian dan kebahagiaan.

- Suara gemericik air mengingatkan aku pada kesegaran dan kebebasan.

- Suasana malam yang gelap mengingatkan aku pada ketakutan dan ketidakpastian.

4. Hiperbola

Mengekspresikan sesuatu dengan sedemikian rupa sehingga meninggalkan kesan berlebihan itu... lebay. Eh, bukan, Sobat. Itulah majas hiperbola. Hiperbola merupakan majas yang mengandung unsur exaggerasi atau pembesaran. Gaya bahasa ini digunakan saat kita membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain dan tak masuk akal untuk disandingkan sebagai perbandingan.

Contoh:

- Katanya dia berlatih bernyanyi, tapi suaranya bikin pecah gendang telingaku setiap hari.

- Sudah kubilang berjuta kali.

- Kamu bikin aku gila.

5. Simile

Majas Simile digunakan untuk membandingkan dua hal yang berbeda dengan menggunakan kata-kata 'seperti' atau 'sebagai.' Simile digunakan untuk memberikan efek khusus, meningkatkan deskripsi atau memperkuat perasaan.

Contoh:

- Dia berbicara seperti air yang mengalir.

- Wajahnya segar seperti buah delima.

- Dia berlari sekuat lembu.

- Wajahnya sebening kristal.

- Ia berlari secepat kilat.

6. Alegori

Majas Alegori digunakan untuk menyampaikan pesan moral atau filosofis yang lebih dalam atau untuk memberikan interpretasi yang lebih kaya atas suatu cerita atau teks. Dalam alegori, suatu bentuk atau konsep digunakan untuk mewakili atau merepresentasikan suatu hal yang lain.

Contoh:

- Kupu-kupu yang melintas mewakili kebebasan dan transformasi.

- Lumbung padi yang penuh mewakili kesuksesan dan kekayaan.

- Cahaya mentari yang menembus awan mewakili harapan di tengah kesulitan.

- Kapal yang terdampar di tepi pantai mewakili kesendirian dan keputusasaan.

7. Antonomasia

Majas antonomasia biasanya digunakan dengan nama atau gelar yang secara umum mewakili seseorang atau sesuatu yang lebih spesifik. Majas ini sering digunakan untuk menyampaikan suatu ide atau perasaan secara implisit atau memberikan efek khusus dalam teks.

Contoh:

- "Bapak Proklamator" mengacu pada Bung Karno sebagai proklamator kemerdekaan Indonesia.

- "Guru Besar" mengacu pada seseorang yang diakui sebagai ahli dalam bidang tertentu.

- "Raja Komedi" mengacu pada seseorang yang diakui sebagai ahli dalam komedi.

8. Eufemisme

Majas eufemisme digunakan untuk mengganti kata-kata atau frasa yang kasar atau tidak sopan dengan kata-kata atau frasa yang lebih halus atau sopan. Eufimisme sering digunakan untuk menghindari konfrontasi atau menyampaikan pesan yang lebih halus.

Contoh:

- Dia telah pergi ke alam sana (artinya dia meninggal).

- Dia sedang mengalami kesulitan finansial (artinya dia miskin).

- Dia sedang berada dalam masa transisi (artinya dia sedang dalam masa kesulitan atau mengalami perubahan).

Pertentangan


Photo by Judit Peter on Pexels

Dalam majas perbandingan, kata kiasan yang digunakan memiliki makna yang berkebalikan atau bertentangan dengan maksud yang sesungguhnya. Berikut ini beberapa majas dan contohnya.

9. Sinekdoke

Majas sinekdoke digunakan untuk menyamakan atau menyamarkan maksud sebenarnya dengan menggunakan kata atau frasa yang tidak sesuai dengan arti sesungguhnya atau dengan menyebut sesuatu yang sebenarnya bukan inti dari masalah yang dibicarakan. digunakan untuk menyampaikan ide atau perasaan secara implisit atau memberikan efek khusus dalam teks. Ciri khas majas sinekdoke adalah pada kata atau frasa dengan makna sebenarnya yang berbeda dari yang dimaksud.

Contoh:

- Kepala sekolah memuji murid-murid yang rajin (tetapi dia sendiri sering terlambat datang ke sekolah).

- Politisi itu berbicara tentang korupsi (tapi dia sendiri terlibat dalam skandal korupsi).

- Kapten tim bola berbicara tentang persatuan (tapi dia selalu menyalahkan rekan satu timnya saat kalah).

10. Litotes

Litotes adalah jenis majas yang menggunakan kata-kata negatif atau kata sifat negatif untuk menyatakan sesuatu yang positif, dengan harapan memberikan kesan yang lebih kuat. Gaya bahasa ini digunakan untuk menyatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa atau untuk menghindari kemunculan ekspresi yang terlalu berlebihan.

Contoh:

- Ini bukan hal yang mudah (berarti sangat sulit).

- Dia tidak terlalu buruk dalam bermain musik (berarti sangat hebat dalam bermain musik).

- Tidak ada sesuatu yang tidak dia bisa lakukan (berarti dia sangat berkompeten dalam apa saja).

11. Paradoks

Paradoks adalah pernyataan atau situasi yang muncul kontradiktif atau tidak masuk akal. Majas paradoks adalah jenis khusus dari paradoks yang muncul dalam karya sastra, terutama dalam puisi, di mana kalimat atau frasa digunakan secara metaforis atau sarkastis untuk menyampaikan ide yang kontradiktif.

Contoh:

- Isi kepalanya begitu bising ketika ia duduk sendiri di ruang keluarga yang begitu sepi.

- Semua orang hidup untuk mati, tidak ada yang mati untuk hidup.

- Kedatangannya adalah kebahagiaan yang menyedihkan.

12. Antitesis

Ciri khas gaya bahasa ini adalah penggunaan dua konsep, ide, atau pernyataan yang kontradiktif secara bersamaan dalam satu kalimat atau frasa. Antitesis biasanya digunakan dalam puisi dan prosa untuk menunjukkan kontras yang kuat.

Contoh:

- Kemarau panjang, hujan yang sangat dibutuhkan.

- Dia adalah cahaya dalam kegelapan, dia juga adalah bayangan dalam cahaya.

- Hidup miskin dengan hati yang kaya, lebih baik daripada hidup kaya dengan hati yang miskin.

- Dia pandai bicara tapi tidak pandai bertindak.

- Kau bicara dari mulut, tapi aku bicara dari hati.

Sindiran


Photo by Lum3n on Pexels

Gaya bahasa bermajas sindiran bertujuan menyindir perilaku, seseorang, maupun kondisi tertentu. Untuk tujuan tersebut, kita menggunakan kata kiasan. Di bawah ini ragam sindiran majas dan contohnya, Sobat.

13. Ironi

Kita menggunakan majas ironi untuk mengejek atau mengejutkan dengan mengungkapkan sesuatu yang sebenarnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan atau diinginkan. Pernyataan yang dibuat kelihatannya sesuai dengan konteks, tetapi sebenarnya bertolak belakang dengan apa yang dimaksudkan atau diharapkan.

 Contoh:

- Santun sekali perilakunya, bertanya saja pakai teriak-teriak.

- Hari ini hujan deras sekali, benar-benar cocok untuk berenang.

- Ibu bilang tidak boleh makan es krim, tapi dia yang pertama yang menyentuh es krim itu.

14. Sinisme

Dalam majas sinisme, kita menyindir secara langsung. Meskipun tanpa memperhalus seperti pada majas ironi, gaya bahasa sinisme tidak dapat serta-merta disebut kasar.

Contoh:

- Kakakku pelit sekali, tak mau berbagi penganannya denganku.

- Keberuntungan? Itu hanyalah istilah yang digunakan orang-orang untuk menutupi kesalahan mereka.

- Semua orang berbicara tentang persatuan, tapi tindakan mereka justru menunjukkan sebaliknya.

15. Sarkasme

Kata-kata sindiran dalam sarkasme disampaikan secara langsung dan cenderung pedas. Majas ini digunakan untuk mengejek, mengecilkan, atau mengolok-olok sesuatu atau seseorang dengan menggunakan bahasa yang tidak langsung dan seringkali bertentangan dengan apa yang sebenarnya dikatakan. Biasanya sarkasme digunakan untuk menyampaikan kritik atau komentar yang tidak serius atau untuk menimbulkan humor dalam percakapan atau tulisan.

Contoh:

- Oh, terima kasih banyak untuk bantuanmu. Tanpa bantuanmu, pasti aku tidak akan bisa menyelesaikannya

- Ya, benar sekali. Kenapa tidak kita pikirkan hal yang benar-benar penting seperti ini selama ini?

- Ah, ini pasti cara yang paling efektif untuk menyelesaikan masalah.

- Senang sekali bisa bertemu dengan seseorang yang begitu cerdas dan bijaksana.

Penegasan


Photo by Negative Space on Pexels

Majas penegasan bertujuan untuk memperkuat pengaruh dan mendapatkan persetujuan pembaca atau pendengar. Sebagian majas dan contohnya ada di bawah ini.

16. Pleonasme

Majas pleonasme menggunakan kata-kata dengan makna yang sama. Dengan adanya penambahan kata atau frasa yang tidak diperlukan memberi kesan kalimat menjadi kurang efektif, tapi memang sengaja dilakukan agar kita mendapatkan efek penegasan yang diinginkan. Di sisi lain, pleonasme juga bisa digunakan untuk mengejek atau mengolok-olok sesuatu yang dianggap sudah jelas, atau menekankan satu kata atau frasa dengan memberikan kata atau frasa yang sama atau berarti sama sehingga bisa menimbulkan efek komik dalam kalimat yang digunakan

Contoh:

- Berusahalah berhenti terus mengingat sejarah masa lalu.

- Kita harus berkumpul bersama-sama.

- Dia selalu bangun pagi-pagi sekali.

17. Repetisi

Gaya bahasa ini tampak pada pengulangan suatu kata, frasa, atau kalimat. Tujuan majas repetisi masih sama, yaitu pengulangan yang dilakukan untuk menegaskan, meningkatkan ritme, memperkuat pesan atau perasaan, ataupun menciptakan efek dendangan.

Contoh:

- Rumah adalah tempat yang paling nyaman, rumah juga menjadi tempat bernaung dari panas dan hujan.

- Tepat, tepat waktu, tepat pada waktunya.

- Sendiri, sendiri, terus-menerus sendiri.

18. Retorika

Majas retorika berbentuk kalimat tanya. Sobat tentu sudah tahu bahwa kalimat tanya retorika tak memerlukan jawaban. Iya, tujuan kalimat tanya tersebut memang untuk membuat penegasan.

Contoh:

- Siapa yang tak ingin kuliah di kampus terbaik?

- Siapa yang akan menjaga negara ini jika tidak kita semua?

- Bagaimana kita bisa berharap masa depan yang baik jika kita tidak bekerja untuk itu sekarang?

- Siapakah yang akan membela hak-hak kita jika tidak kita sendiri?

- Bagaimana kita bisa mencapai kesuksesan jika kita tidak berusaha?

- Apakah kita akan terus diam saat keadilan diinjak-injak?

19. Aliterasi

Majas aliterasi digunakan untuk meningkatkan ritme, memperkuat perasaan, atau untuk memberikan efek khusus lainnya. Ciri khas yang tampak dalam majas aliterasi adalah pengulangan kata atau kalimat yang sama atau serupa dengan kata atau kalimat yang berdekatan.

Contoh:

- Si Siti tidur di atas selimut sutra yang sama.

- Bunga berguguran di bumi yang basah.

- Sudah sangat lama sejak sang surya terbenam.

- Mendung mengambang di atas muka air laut yang merah.

- Keras keringat mengalir dari kening ke kening.

20. Metonimia

Majas metonimia digunakan untuk menyampaikan suatu ide atau perasaan secara implisit atau memberikan efek khusus dalam teks. Caranya adalah dengan menggunakan suatu kata atau frasa untuk mewakili suatu hal yang lain.

Contoh:

- "Kursi kepresidenan" tidak diartikan sebagai kursi yang digunakan oleh presiden, tetapi lebih mengarah pada posisi dan kekuasaan presiden.

- "Mata uang" bukanlah sebuah mata fisik, melainkan bentuk uang.

- "Tangan industri" bukanlah tangan fisik, melainkan sebuah organisasi di sektor ekonomi.

- "Langkah kebijakan" bukanlah langkah fisik, melainkan keputusan atau tindakan yang diambil oleh pemerintah atau organisasi.

- "Kekaisaran" digunakan untuk menyatakan pemerintahan yang dipegang oleh seorang kaisar.

21. Simbolik

Majas simbolik menggunakan simbol atau lambang untuk mewakili suatu konsep, perasaan, atau ide. Simbol tersebut dapat berupa kata, frasa, gambar, atau benda yang dapat memberikan kesan mendalam dalam teks dan membantu dalam menyampaikan pesan.

Contoh:

- Mawar merah simbol dari cinta yang romantis.

- Gerbang simbol dari kesempatan baru.

- Burung hantu simbol dari kebijaksanaan.

22. Paralelisme

Lumrah digunakan dalam puisi, majas paralelisme ditunjukkan oleh pengulangan kata. Meskipun diulang-ilang, definisi kata tersebut tak sama antara satu dengan lainnya. Anafora adalah pengulangan di bagian awal kalimat, sedangkan epifora adalah pengulangan di bagian akhir kalimat.

Contoh:

Cinta itu sabar.

Cinta itu lemah lembut.

Cinta itu memaafkan.

Cinta itu tidak serakah.

Kasih itu penyabar.

Kasih itu tidak pernah marah.

Kasih itu selalu mengerti.

Yang terbaik itu cinta.

Yang terkasih itu cinta.

Yang paling sempurna itu cinta.

Perempuan paling hebat itulah ibuku.

Perempuan yang penuh kasih sayang itulah ibuku.

Perempuan yang penuh pengertian adalah ibuku.

Perempuan paling sempurna adalah ibuku.

(sumber: Portal-ilmu.com)

Nah, kita sudah belajar tentang pengertian majas dan contohnya. Sudah siapkah Sobat menambah jumlah followers  dengan gaya bahasa yang lebih cetar di akun media sosialmu?

Perlu dicatat, masih ada jenis-jenis majas yang lain pada keempat kelompok majas di atas. Terus pelajari dan perbanyak ragam gaya bahasamu biar makin gokil, ya!

190

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog