APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

Macam-Macam Teori Belajar dan Pembelajaran yang Harus Guru Tahu

Teori belajar dan penerapannya dalam pembelajaran

Foto oleh Tima Miroshnichenko dari Pexels

Istilah teori belajar terdiri dari dua kata penting yaitu teori dan belajar. Menurut McKeachie dalam Grendel (1991:5) teori adalah seperangkat azaz yang tersusun tentang kejadian-kejadian tertentu dalam dunia nyata. Sedangkan menurut Hamzah (2003:26) teori merupakan seperangkat preposisi yang didalamnya memuat tentang ide, konsep, prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih variabel yang saling berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis dan diuji serta dibuktikan kebenarannya. Dari dua pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas dapat dirangkum bahwa teori adalah seperangkat azaz tentang kejadian-kejadian yang didalamnya memuat ide, konsep, prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya.

Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu. Belajar tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan atau informasi yang disampaikan. Namun bagaimana melibatkan individu secara aktif membuat atau pun merevisi hasil belajar yang diterimanya menjadi suatu pengalaman yang bermanfaat bagi pribadinya. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang membantu individu belajar dan berinteraksi dengan sumber belajar dan lingkungan.

Dari definisi teori dan belajar yang sudah dipaparkan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas. Teori pembelajaran sangat menentukan bagaimana proses pembelajaran akan terjadi. Sebelum merancang pembelajaran, Guru Pintar harus menguasai teori belajar dan pembelajaran, termasuk juga pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran.

Penguasaan teori belajar dan pembelajaran sangat penting supaya Guru Pintar dapat mempertanggungjawabkan secara ilmiah perilaku mengajarnya di kelas. Melalui teori-teori belajar dan pembelajaran ini, Guru Pintar akan dapat memahami bagaimana siswa belajar dan kemudian menghubungkan prinsip dan hukumnya dengan teknik mengajar untuk mencapai pembelajaran yang tidak hanya menarik dan bermakna, tetapi juga berkesan baagi siswa.

Ada empat teori belajar yang populer di kalangan para pendidik apa sajakah itu?

1.Teori Behavioristik


Foto oleh Max Fischer dari Pexels

Penggagas teori belajar behavioristik adalah Gagne dan Berliner. Teori ini menekankan tentang perubahan tingkah laku yang terjadi karena pengalaman belajar. Di dalam perkembangannya, teori ini menjadi aliran psikologi belajar yang memiliki pengaruh besar terhadap tujuan peningkatan teori belajar dan praktik dalam dunia pendidikan dan pembelajaran.

Menurut teori behavioristik, seseorang akan dianggap telah belajar ketika sudah menunjukkan perubahan perilaku setelah mengalami proses pembelajaran. Jadi, belajar dapat diartikan sebagai stimulus dan respon. Input merupakan stimulus dan output adalah respon yang dihasilkan dari stimulus yang diberikan. Apa saja bentuk stimulus yang dapat diberikan oleh Guru Pintar? Stimulus yang diberikan dapat berupa penyampaian materi, pembentukan karakter, nasihat, dan lain-lain yang diberikan guru kepada siswanya. Dan respon merupakan reaksi atau tanggapan dari siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh gurunya.

Pada penerapannya dalam proses belajar mengajar, teori belajar behavioristik sangat bergantung pada beberapa aspek, seperti tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, materi pelajaran, media pembelajaran, dan fasilitas pembelajaran.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori behavioristik dalam proses belajar mengajar, yaitu:

1.Guru Pintar harus selalu mengobservasi dan memperhatikan siswa.

2. Lingkungan belajar juga harus diperhatikan.

3. Teori behavioristik sangat mengutamakan pembentukan tingkah laku dengan cara latihan dan pengulangan.

4. Proses belajar mengajar di kelas harus dengan stimulus dan respon.

Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan teori behavioristik yang harus Guru Pintar ketahui supaya dapat memaksimalkan pembelajaran.

Kelebihan Teori Belajar Behavioristik

1.Guru Pintar akan terbiasa untuk bersikap teliti dan peka saat kondisi belajar mengajar.

2. Guru Pintar akan membiasakan siswa untuk belajar mandiri, dan mendorong siswa bertanya jika mengalami kesulitan.

3. Guru Pintar dapat mengganti cara mengajar (stimulus) hingga mencapai tujuan atau target pembelajaran  dari siswa berupa respon dari siswa.

4. Guru Pintar dapat melatih siswa kemampuan yang mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, dan daya tahan.

5. Teori ini dapat membantu Guru Pintar membentuk perilaku siswa sesuai dengan yang diinginkan. Perilaku yang berdampak baik bagi siswa diberi perhatian lebih dan perilaku yang kurang sesuai dengan siswa perhatiannya dikurangi.

Kekurangan Teori Belajar Behavioristik

1.Teori behavioristik tidak dapat diterapkan pada semua pelajaran.

2. Guru Pintar harus menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap pakai sebelum pembelajaran dimulai.

3. Siswa lebih diarahkan untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif, dan memposisikan siswa sebagai siswa pasif.

4. Dalam proses belajar dan mengajar, siswa hanya dapat mendengar dan menghafal yang didengarkan.

5. Siswa membutuhkan motivasi dari luar dan sangat bergantung pada guru.

2. Teori Kognitif

Teori belajar kognitif dikembangkan oleh seorang psikolog asal Swiss bernama Jean Piaget. Teori kognitif membahas tentang manusia membangun kemampuan kognitifnya dengan motivasi yang dilakukan oleh diri sendiri terhadap lingkungannya. Inti dari konsep teori kognitif ini adalah bagaimana munculnya dan diperolehnya schemata (skema atau rencana manusia dalam mempersepsikan lingkungannya) dalam tahapan-tahapan perkembangan manusia atau saat seseorang mendapatkan cara baru dalam memaknai informasi secara mental.

Jika merujuk pada teori belajar kognitif, belajar dapat diartikan sebagai sebuah proses perubahan persepsi dan pemahaman. Dengan kata lain, belajar tidak harus berbicara tentang perubahan tingkah laku atau sikap yang bisa diamati oleh guru.

Setiap orang atau siswa memiliki pengalaman dan pengetahuan yang berbeda-beda dan tertata rapi dalam bentuk struktur kognitif. Pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki siswa inilah yang membuat proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik. Teori ini akan dapat berjalan dengan baik ketika materi pelajaran yang baru dapat beradaptasi dengan struktur kognitif atau kemampuan yang dimiliki oleh siswa.

Teori kognitif mempercayai bahwa perilaku seseorang dapat ditentukan oleh persepsi dan pemahamannya dalam melihat situasi yang berhubungan dengan tujuan proses belajar mengajar. Teori ini juga percaya bahwa belajar itu dihasilkan dari proses persepsi kemudian membentuk hubungan antara pengalaman yang baru dan pengalaman yang sudah tersimpan di dalam dirinya. Proses pembelajaran yang berkiblat pada teori kognitif tidak hanya beroperasi secara terpisah-pisah, tetapi melalui proses yang mengalir dan menyeluruh. Hal yang sangat ditekankan dalam teori belajar kognitif adalah proses dari belajar bukan hasil belajar.

Hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori kognitif dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:

1.Materi pembelajaran harus disusun dengan pola atau logika sederhana dan kompleks.

2. Guru harus memberikan pengarahan sesuai dengan usia siswa karena mereka bukanlah orang dewasa yang sudah mengerti dan mudah dalam berpikir.

3. Proses belajar mengajar harus bermakna.

4. Guru harus mengamati perbedaan yang ada pada setiap siswa supaya siswa dapat berhasil mencapai tujuan pembelajaran.

Teori kognitif memiliki kelebihan dan juga kekurangan. Kelebihannya adalah memudahkan siswa memahami materi belajar dan membuat siswa dapat menjadi lebih mandiri dan kreatif. Sedangkan kekurangannya adalah teori ini belum bisa diterapkan pada semua tingkat pendidikan.

3. Teori Konstruktivisme

Dilihat dari maknanya, konstruksi berarti membangun. Dapat diambil kesimpulan bahwa teori belajar konstruktivisme adalah suatu usaha yang dilakukan untuk membangun tata hidup yang berbudaya modern. Landasan dari teori belajar konstruktivisme adalah pembelajaran kontekstual. manusia membangun pengetahuan sedikit demi sedikit yang hasilnya disebarkan melalui konteks yang terbatas dan dalam waktu yang direncanakan.

Dalam teori ini ditekankan bahwa seseorang yang belajar memiliki tujuan untuk menemukan bakatnya, menambah pengetahuan atau teknologi, dan lain-lain yang dibutuhkan untuk mengembangkan dirinya. Dari pengalaman-pengalaman yang telah dilewati oleh siswa, maka mereka akan memiliki hidup yang lebih dinamis dan pengetahuan akan bertambah. Dalam konteks belajar mengajar, teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme membebaskan siswa untuk membimbing sendiri pengetahuan yang dimiliki berdasarkan pengalaman.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori konstruktivisme dalam proses belajar mengajar adalah:

1. Saat mengajar sebaiknya Guru Pintar memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat mengeluarkan pendapat dengan bahasanya sendiri.

2. Siswa diberikan kesempatan untuk menceritakan pengalamannya agar menjadi siswa yang lebih kreatif dan imajinatif.

3. Lingkungan belajar mengajar harus dibuat kondusif supaya siswa dapat belajar dengan maksimal.

4. Siswa diberikan kesempatan untuk membuat gagasan atau ide yang baru.

Teori belajar konstruktivisme juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut kelebihan dan kekurangan teori konstruktivisme.

Kelebihan Teori Belajar Konstruktivisme

1. Dalam proses belajar mengajar, Guru Pintar dapat mengajarkan kepada siswa untuk mengeluarkan ide atau gagasannya dan juga melatih siswa supaya bisa mengambil keputusan.

2. Siswa dapat mengingat pelajaran yang sudah diajarkan karena mengikuti proses belajar mengajar secara langsung dan aktif.

3. Pelajaran yang dilakukan secara berulang-ulang akan membuat siswa lebih mudah dalam berinteraksi dan memahami pelajarannya.

4. Ketika proses belajar mengajar, siswa akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungannya dan mendapatkan pengetahuan baru. Misalnya berinteraksi dengan teman-temannya dan guru.

5. Pengetahuan yang diterima siswa lebih mudah diterapkan dalam kehidupannya.

Kekurangan Teori Belajar Konstruktivisme

1. Teori ini memiliki ruang lingkupnya lebih luas sehingga terkadang susah dimengerti.

2. Tugas guru menjadi kurang maksimal karena siswa diberi kebebasan lebih banyak.

4. Teori Humanistik

teori belajar dan pembelajaran
Foto oleh Yan Krukov dari Pexels

Teori belajar ini lebih cenderung melihat perkembangan pengetahuan dari sisi kepribadian manusia. Hal ini disebabkan karena humanistik itu sendiri merupakan ilmu yang melihat segala sesuatu dari sisi kepribadian manusia. Teori belajar humanistik juga memiliki tujuan untuk membangun kepribadian siswa dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang positif.

Guru atau pendidik yang menerapkan teori humanistik akan mengutamakan hasil pengajaran berupa kemampuan positif yang dimiliki oleh siswa. Kemampuan positif akan dapat membangun atau mengembangkan emosi positif pada siswa.

Perbedaan teori belajar humanistik dan teori belajar behavioristik adalah teori belajar humanistik lebih mengutamakan melihat tingkah laku manusia sebagai campuran antara motivasi yang lebih tinggi atau lebih rendah. Sedangkan teori behavioristik hanya melihat motivasi manusia sebagai sebuah usaha untuk memenuhi fisiologis manusia.

Teori belajar humanistik menekankan pada pembentukan kepribadian, perubahan sikap, menganalisis fenomena sosial, dan hati nurani yang diterapkan melalui materi-materi pelajaran. Dalam teori ini Guru Pintar sangat berperan sebagai fasilitator untuk siswa.

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori konstruktivisme dalam proses belajar mengajar:

1. Guru Pintar harus berusaha untuk menyusun dan mempersiapkan materi-materi pembelajaran lebih banyak agar tujuan belajar mengajar tercapai.

2. Guru Pintar harus berusaha tenang ketika mendengar ungkapan-ungkapan dari siswa yang memberitahukan bahwa ada perasaan yang kuat dan dalam saat belajar mengajar.

3. Guru Pintar adalah fasilitator. Guru Pintar harus memberikan perhatian kepada siswa dan menciptakan suasana kelas kondusif.

4. Guru Pintar harus dapat mengenali dan menerima kelemahan-kelemahan pada dirinya supaya saat mengajar akan lebih tenang.

5. Guru Pintar harus mengetahui keinginan dari setiap siswa karena keinginan-keinginan yang ada pada setiap siswa dapat menambah kekuatan dan mendorong semangat belajar.

Teori belajar humanistik juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan teori belajar humanistik:

Kelebihan Teori Belajar Humanistik

1. Tingkat keberhasilan atau indikator penilaian dari teori belajar ini dapat dilihat dari siswa merasa senang dalam belajar dan terjadi perubahan terhadap tingkah laku dan pola pikir bukan karena paksaan atau keinginan sendiri.

2. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bisa mengatur dirinya sendiri dan menjadi pribadi yang tidak terikat oleh pendapat orang lain tanpa harus merugikan atau mengambil hak-hak orang lain.

Kekurangan dari teori belajar humanistik adalah siswa yang tidak dapat memahami akan potensi dirinya maka siswa itu akan tertinggal dalam proses belajar mengajar.

Demikianlah 4 teori belajar dan pembelajaran yang dapat Guru Pintar terapkan saat belajar.

 

0
00

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog