APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

Mahasiswa Jurusan Psikologi Konon Katanya Begini, Loh!

Terdapat anggapan-anggapan yang diyakini benar tentang kuliah Psikologi.

Mahasiswa Jurusan Psikologi, photo by Uta Scholl on Unsplash

Kenapa Jurusan Psikologi menarik? Salah satu sebabnya karena kita, mau tak mau, cukup sering mendengar desas-desus tentang Jurusan Psikologi – lebih tepatnya, tentang mahasiswa Jurusan Psikologi. Seberapa sering kita mendengar orang berkata, "Punya teman anak Psikologi itu asyik diajak ngobrol?"

Ternyata, asyik diajak ngobrol bukan satu-satunya mitos yang dimiliki mahasiswa Psikologi. Empat kesalahpahaman berikut ini masih cukup sering dialamatkan pada mahasiswa Jurusan Psikologi.

 

1. Bisa Baca Pikiran dan Perasaan Orang Lain

Photo by Karolina Grabowska on Pexels

Honestly, tidak ada materi Psikologi selama kuliah tentang seni atau ilmu membaca pikiran maupun memahami perasaan orang lain. No, Sobat. There's no such thing as mind reading in Psychology. Mahasiswa Psikologi tidak belajar untuk menjadi cenayang atau peramal.

Yang ada, mahasiswa Prodi Psikologi belajar tentang emosi dan sifat manusia yang sangat kompleks. Alih-alih membaca pikiran orang, mahasiswa Psikologi belajar tentang profil kepribadian, perilaku, ekspresi non-verbal, dan berbagai 'petunjuk' lain.

Dan bukan asal tebak, Sobat! Dibutuhkan metode ilmiah, asesmen, prosedur, alat, atau tes psikologis berdasarkan teori-teori Psikologi untuk menilai keadaan seseorang. Itulah yang membantu seorang psikolog memahami kliennya. Jadi, jangan berharap mahasiswa yang masih kuliah Psikologi memiliki kemampuan canggih untuk mendeteksi perasaanmu, ya!

 

2. Prospek Kerja Jurusan Psikologi: Antara HRD atau Guru BP/BK

Photo by Sozavisimost on Pixabay

Bagian HRD perusahaan memang sering membutuhkan Sarjana Psikologi. Tapi peluang kerja Jurusan Psikologi tidak terbatas pada divisi HRD saja, Sobat!

Berbekal materi Psikologi yang dipelajari selama kuliah, seorang Sarjana Psikologi dapat menerapkan ilmunya di berbagai sektor pekerjaan – selama ada manusianya di situ. Ada Sarjana Psikologi yang menjadi ahli riset, konsultan, maupun menjalani profesi-profesi Psikologi yang lain.

Bagaimana dengan guru BP/ BK di sekolah? It's one of so many other options, Sobat. Ada guru-guru BP/BK yang merupakan alumni Jurusan Psikologi, tapi Sarjana Psikologi tak harus menjadi guru BP/Bk.

 

3. Pekerjaan Psikologi Sama dengan Psikiatri

Photo by ElisaRiva on Pixabay

Miskonsepsi yang cukup sering kita temui adalah seputar prospek kerja Jurusan Psikologi. Seberapa sering kita mendengar pendapat bahwa Psikolog dan Psikiater itu profesi yang sama saja? Padahal, Sobat Pintar tentu sudah tahu, Psikologi tak sama dengan Psikiatri.

Akan tetapi jika mendalami Psikologi Klinis, kemudian bekerja di rumah sakit jiwa, besar kemungkinan Sobat Pintar akan bekerja bersama Psikiater menghadapi pasien-pasien dengan gangguan kejiwaan. Asal Sobat tahu, Psikologi Klinis berada dalam ranah Psikologi Saintek (IPA), yang juga mempelajari tentang Psikiatri.

Bagaimana dengan peluang kerja Jurusan Psikologi yang lain, seperti konsultan atau psikolog di perusahaan atau institusi pendidikan? Psikolog di bidang bisnis atau pendidikan biasanya, meskipun tak harus, berlatar belakang Psikologi Soshum. Yang pasti, profesi-profesi diluar Psikologi Klinis takkan berurusan dengan pasien yang mengalami gangguan kejiwaan.

 

4. Lulus Kuliah Langsung Menjadi Psikolog

Photo by cvpericias on Pixabay

Jurusan Psikologi memang tidak direkomendasikan untuk sembarang orang. Ada orang-orang dengan karakter tertentu yang lebih sesuai untuk belajar Psikologi – meskipun karakter bukan syarat masuk Jurusan Psikologi.

Then, kuliah psikologi berapa tahun, sih? Untuk belajar Ilmu Psikologi saja di jenjang S1, kita butuh waktu delapan semester atau empat tahun. Kalau ingin menjalani profesi psikolog, kita kudu kuliah lagi nih, Sobat!

Dari mereka yang lulus kuliah Jurusan Psikologi, sekitar 25%-nya melanjutkan kuliah ke jenjang Pascasarjana. Kemungkinan besar persentase ini diisi oleh para psikolog klinis yang memang diwajibkan melanjutkan kuliah S2 Profesi Psikologi atau Magister Profesi (Mapro) Psikologi. Setelah bergelar M.Psi, seseorang baru bisa disebut sebagai Psikolog.

Apa yang terjadi pada 75% sisanya? Sebagian besar Sarjana Psikologi langsung memasuki dunia kerja dan menjalani berbagai profesi sesuai dengan jenjang pendidikannya (S1), seperti asisten peneliti, analis pekerjaan, asisten laboratorium, penulis teknis, konselor karier, maupun prospek kerja Jurusan Psikologi yang lain.

 

Dengerin Podcast tentang Psikolog

Terlepas dari kesalahpahaman di atas, apakah Jurusan Psikologi adalah pilihanmu, Sobat? Jika memang demikian, rencanakan pilihan kampusmu sebaik mungkin.

Thankfully, Universitas Jurusan Psikologi terbaik saat ini tak hanya didominasi oleh kampus negeri. Kampus-kampus swasta juga sudah banyak yang bisa menjadi pilihan kuliah Psikologi. Dan pilihan mana yang terbaik? It's yours to choose, of course.

170

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog