APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

Mana yang Harus Dipilih di Battle Pintar: Jurusan atau Gaji Duluan?

Antara jurusan kuliah atau prospek pekerjaan, keduanya sering menjadi diskusi penting antara Ortu Pintar dan Sobat Pintar.

Jurusan atau Gaji, photo by Sam Lion on Pexels

Pada Battle Pintar sebelumnya, Bapak Raymond Godwin, S.Psi., M.Si. (Kaprodi Psikologi Binus) berujar, "Satu kesalahan yang sering terjadi dalam memilih kuliah adalah langsung membayangkan kerjanya apa. Apalagi masa sekarang, Revolusi Industri 4.0, teknologi berkembang banyak, kita gak pernah ngira lima tahun lalu ada profesi YouTuber. Untuk mahasiswa yang sebentar lagi masuk kuliah, empat tahun lagi lulus, gak kebayang lagi ada pekerjaan apa."

Sobat Pintar sudah mendengarkan pesan penting beliau pada Battle Pintar Ep.4: PTN vs PTS di IG TV @akupintar.id? Yang pasti, diskusi tentang profesi dan pekerjaan itu membawa kita pada diskusi penting berikutnya di Battle Pintar kali ini: manakah yang harus dipilih duluan: jurusan kuliah atau gaji?

Battle Pintar pada 9 Desember 2020 menghadirkan Ibu Mully Rusli, seorang ibu dua anak, dan Septi Muliana Putri, siswi kelas XII. Keduanya masing-masing hadir sebagai perwakilan Ortu Pintar dan Sobat Pintar.

Ada beberapa pertanyaan menarik yang diajukan oleh CEO Aku Pintar, Kak Lutvianto Pebri H. Misalnya, seberapa pentingkah mencari informasi jurusan kuliah dan apakah pekerjaan serta gaji menjadi faktor utama dalam memilih jurusan? Pula, haruskah mengambil jurusan kuliah yang tak sesuai dengan minat dan kemampuan, tapi bergaji besar?

 

Apa Kata Sobat Pintar?

Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash

Bagi Septi, mengetahui informasi yang memadai tentang jurusan kuliah yang diincarnya itu penting sekali. Septi sendiri ingin kuliah di Jurusan Akuntansi, tepatnya di Politeknik Negeri Batam. Ia menggali informasi tentang jurusan tersebut, bahkan mengikuti Tes Minat Bakat di aplikasi Aku Pintar untuk mengetahui kemampuannya kuliah Akuntansi.

Merasa memiliki kemampuan untuk kuliah Akuntansi, Septi tak serta merta membuat keputusan sendiri. Setelah berdiskusi dan memperoleh dukungan dari Orang Tua, Septi pun semakin mantap dengan pilihan jurusan kuliahnya.

Bagi Septi, kuliah di jurusan yang sesuai dengan minatnya lebih penting daripada prospek gaji dan dan pekerjaan. Pasalnya, mengesampingkan pilihan jurusan dikhawatirkan dapat membuatnya kecewa selama kuliah sekalipun jurusan tersebut menawarkan prospek gaji dan pekerjaan yang baik. Septi percaya gaji dan pekerjaan adalah kemungkinan yang bisa terus berkembang sambil ia menjalani kuliahnya nanti.

Pesan Septi bagi Sobat Pintar, banyak-banyaklah berkomunikasi, sharing dengan Orang Tua. Dengan pengetahuannya, mereka bisa memberi kita pendapat dan saran-saran yang bermanfaat.

 

Apa Kata Ortu Pintar?

Photo by Thought Catalog on Unsplash

Sebagai seorang ibu dua orang anak, Ibu Mully meyakini bahwa memilih jurusan kuliah sebaiknya disesuaikan dengan minat dan bakat, bukan hanya karena prospek gaji besar. Beliau berpendapat bahwa bila anak menyukai kuliah di suatu jurusan, maka timbul curiousity yang dapat membuat hasil kuliahnya lebih baik. Pilihan jurusan kuliah yang sesuai dengan minat dan bakat juga membuat anak lebih mudah excel atau berprestasi tak hanya ketika masih kuliah, namun juga setelah bekerja nantinya.

Sementara dalam peran beliau sebagai orang tua, Ibu Mully perlu memastikan apakah jurusan kuliah yang dipilih dapat memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan diri. Untuk itu, beliau melihat apakah dosen-dosen di kampus tersebut senantiasa keep up dengan perkembangan masa sekarang. Ibu Mully menambahkan, menilik kesuksesan alumni saat ini juga penting agar memperoleh gambaran tentang kualitas jurusan dan kampus yang diincar. Bentuk dukungan seperti ini menjadi kesempatan bagi orang tua, khususnya bagi Ibu Mully, untuk lebih mengerti apa yang dibutuhkan oleh anak.

Dengan mempertimbangkan kemampuan dan minat anak, orang tua dapat mengarahkan ke beberapa jurusan yg sesuai. Misalnya anak berminat pada design interior, orang tua dapat merekomendasikan arsitektur dengan pertimbangan biaya, kesempatan belajar, maupun prospek pekerjaan.

Saat merekomendasikan jurusan kuliah, orang tua perlu menimbang biaya kuliah dan biaya hidup di kota tempat anak nantinya kuliah. Perlu dipertimbangkan pula pekerjaan apa yang kira-kira anak akan enjoy hingga 10 tahun ke depan dan apakah pekerjaan tersebut akan cukup menghasilkan.

Ibu Mully berujar, "Saya expert masa lalu. Anak- anak expert masa depan." Beliau meyakini bahwa situasi saat ini berbeda dari masa lalu. Dunia bisnis, masa depan, dan peta kompetisi akan berubah. Sekarang kita mengenal profesi baru yang dulu tak pernah ada. Misalnya, gamer mampu penghasilan hingga milyaran rupiah meskipun tanpa belajar secara formal di bangku kuliah.

Itulah sebabnya, diskusi dengan anak diperlukan dalam menentukan pilihan jurusan dan kampus. Untuk menyiapkan masa depan yang pasti berubah, Ibu Mully mendorong anak-anak beliau untuk memperluas wawasan dengan belajar hal baru, bertemu orang-orang baru, dan menjalin lingkar pertemanan yang berbeda.

Sebagai orang tua, "Kita nggak bisa predict masa depan. Yang kita lakukan saat masa depan itu datang, kita siap. Kompetisi itu penting. Role yang sama belum tentu menghasilkan gaji yang sama. Tugas orang tua menjadi busur yang kuat agar anak panah bisa menentukan arahnya," kata bu Mully.

Ketika pilihan anak berbeda, orang tua harus berbesar hati. Ibu Mully sendiri memberi waktu dua tahun agar beliau dapat menilai konsistensi dan prestasi anak di bidang yang diminatinya. Beliau meyakini, "Anak-anak harus mengenal dirinya sendiri karena at the end of the day it's their life. Mereka lebih tahu masa depannya seperti apa. Orang tua fokus pada apa yang bisa dilakukan. Life is too short to settle dengan pekerjaan yang anak nggak suka."

Pesan Ibu Mully untuk Sobat Pintar, "Memilih jurusan kuliah itu rumit karena sedikit saja orang yang tahu dia good at apa. Dream big. Start small. Yang penting lakukan. Bikin plan B. Manage risk-nya. Work hard. Extremely hard. Kalau hanya as hard as others, hasilnya akan sama, jadi harus lebih dari orang lain. Along the journey, take a break. Hidup itu seperti maraton. Panjang. Jangan sampai kehabisan napas di tengah jalan."

 

Apa Kata Psikolog?

Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash

Battle Pintar kali ini menghadirkan psikolog, Ibu Citrawanti Oktavia, M.Psi., sekaligus dosen dari Universitas Muhammadiyah Gresik. Membuka tanggapan beliau, Ibu Wanti mengatakan bahwa Septi dan Ibu Mully telah menjadi contoh yang baik dalam memetakan jurusan.

Ibu Wanti menegaskan bahwa sebelum memilih jurusan, ada dua langkah yang harus dilalui. Pertama, anak perlu mengenali diri sendiri. Mengingat usia yang masih remaja, anak cenderung melewati langkah pertama yang penting ini.

Dengan mengenal diri sendiri, Sobat Pintar tahu hal-hal apa yang membuat Sobat enjoy melakukannya. Ada empat E dalam mengidentifikasi karier, yaitu:

1. Easy – aktivitas apa yang mudah dilakukan

2. Enjoy – mata pelajaran apa yang saat dipelajari membuat waktu terasa cepat berlalu (pertanda ada minat)

3. Excellent – mata pelajaran apa yang bagus nilainya

4. Earning – faktor gaji juga penting untuk memenuhi sandang, pangan, dan papan.

Setelah mampu mengenali diri sendiri, Sobat Pintar dapat mengenali dan memilih jurusan. Pertanyaan-pertanyaan yang perlu diajukan dalam mengenali jurusan yaitu:

1. Belajar apa?

2. Berapa lama studinya?

3. Bagaimana cara belajarnya?

Ibu Wanti berpesan, kita butuh bahan bakar sebagai penyemangat ketika nantinya bekerja. Minatlah yang membuat kita bertahan pada pekerjaan itu. Maka, mulailah dari sesuatu yang kita senangi. Sebab kalau tidak, kita akan kesulitan memotivasi diri sendiri sehingga dapat mempengaruhi pekerjaan. Di sisi lain, gaji juga penting. Maka alangkah baiknya bila kita dapat menyeimbangkan keduanya.

 

Q&A Battle Pintar

Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash

Seperti biasa, Battle Pintar ditutup dengan dua pertanyaan. Apa saja pertanyaan itu?

Pertanyaan dari Sobat Pintar: bagaimana caranya agar mengetahui apakah jurusan yang dipilih memiliki prospek karier yang meyakinkan?

Ibu Wanti menyarankan tiga langkah yang dapat dilakukan:

1. Alumni (tracer study), pelajari alumninya bekerja di mana, misalnya dengan melihat di laman resmi kampus

2. Googling ragam profesi dari jurusan tersebut, lengkap dengan prospek penghasilannya

3. Konfirmasi gaji langsung kepada orang yg menjalani profesi tersebut.

Pertanyaan dari Ortu Pintar: bagaimana tips mengambil keputusan pilihan jurusan dengan tetap mengikuti zaman, sedangkan anak masih labil?

Ibu Wanti menganjurkan empat cara yang dapat ditempuh yaitu:

1. Explore strengths and weeaknesses, identifikasi dan temukan minat Sobat Pintar

2. Komunikasi Ortu Pintar dengan guru, dapatkan informasi tentang anak

3. Psikotes, petakan bakat dan minat Sobat Pintar dengan cara yang valid

4. Identifikasi jurusan dan prospeknya, belajar apa, hingga alumninya bekerja apa.

Menutup Battle Pintar, Ibu Wanti berpesan bahwa pemilihan jurusan harus tetap menggandeng orang tua. Sebagai anak, Sobat Pintar sebaiknya tidak melakukannya sendiri.

60

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog