APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

Masa Depan Milik Anak, Apakah Sudah Waktunya Orang Tua Memberi Kebebasan Anak untuk Memilih?

Menimbang kebebasan anak dan peranan orang tua dalam memilih jurusan kuliah.

Photo by Alex Guillaume on Unsplash

Kebebasan untuk memilih pada hakikatnya adalah salah satu hak mendasar yang dimiliki oleh setiap orang. Namun, tentu saja, ada banyak variabel dalam pilihan sehingga hak untuk memilih tersebut tidak bisa dipukul rata. Misalnya, kebabasan anak untuk memilih jenis kudapan di saat sehat walafiat tak bisa disamakan dengan kebebasannya memilih jurusan kuliah.

 

Anak dan Kebebasannya untuk Memilih

kebabasan anak untuk memilih
Photo by Isaac Chou on Unsplash

"Kan, yang ngejalani aku sendiri, Bunda," begitulah kira-kira kurang lebih tanggapan sebagian anak ketika orang tua berusaha membantu memilih jurusan kuliah. Memang betul, masa depan milik anak karena ia sendirilah yang nantinya wajib hadir kuliah, mengerjakan tugas-tugas kuliah, mengikuti ujian semester, dan seterusnya.

Akan tetapi tak bisa dipungkiri bahwa teman – bestie kata anak sekarang – boleh jadi turut andil dalam pemilihan jurusan kuliah tersebut. Hasil survei Aku Pintar dan Katadata Insight Center beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa teman lebih berpengaruh pada keputusan jurusan kuliah yang dipilih ketimbang orang tua. Bukan tanpa alasan bila orang tua khawatir anak-anak salah pilih jurusan.

Setiap orang tua tentu berharap bahwa pendidikan tinggi akan membuka peluang karier yang lebih baik bagi anak-anak mereka. Orang tua selalu mengharapkan kehidupan yang baik bagi anak-anaknya, sejahtera dan tercapai segala cita-cita mereka. Oleh sebab itu, jangan sampai kebabasan anak untuk memilih dan merencanakan masa depannya tersia-siakan lantaran kurangnya kematangan berpikir di usia remaja.

 

Peranan Penting Orang Tua

kebebasan anak dalam menentukan
Photo by Pixabay on Pexels

Adalah tugas dan secara naluriah menjadi dorongan bagi orang tua (parents) untuk membimbing dan mendampingi putra-putrinya, terutama untuk membangun masa depan mereka yang lebih baik. Dorongan tersebut mungkin terkadang sedikit menggebu-gebu mengingat anak-anak remaja masih belum sepenuhnya mampu memahami beragam sudut pandang sekaligus dan membuat keputusan yang baik. Jangankan kematangan berpikir, memahami potensi diri sendiri saja belum sepenuhnya bisa mereka lakukan.

Di sinilah peranan orang tua (parents) sangat penting. Parenting yang diterapkan oleh orang tua cenderung memengaruhi bagaimana anak-anak mempertimbangkan konsekuensi tindakannya, belajar tanggung jawab, berpikir secara kritis, mengatasi masalahnya, dan memahami perspektif yang berbeda. Parenting artinya bagaimana orang tua merawat, mendidik, dan membimbing anak-anak sehingga mereka tumbuh dan berkembang menjadi individu yang sehat dan mandiri.

Parenting meliputi asuhan yang baik, dukungan, batasan dan aturan yang jelas, nilai-nilai penting yang diajarkan, cara berperilaku, hingga kesehatan dan keamanan anak. Parenting juga mencakup hubungan antara orang tua dan anak, bagaimana kedua pihak memberikan perhatian dan kasih sayang, berkomunikasi, serta membangun kepercayaan dan pengertian. Tak mengherankan bila parenting berperan besar dalam bagaimana anak menggunakan kebebasannya untuk memilih jurusan kuliah karena, sekali lagi, setiap orang diberikan kebebasan untuk menentukan masa depannya.

 

Menentukan Jurusan Kuliah yang Tepat

mengembangkan minat dan bakat anak
Photo by Henry & Co. on Unsplash

Kalau begitu, apakah anak perlu kebebasan? Tentu saja, selama kebebasan tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Misalnya, tak elok bila orang tua sepenuhnya mengabaikan kebebasan anak dalam menentukan jurusan kuliah. Di sisi lain, kebebasan untuk memilih jurusan kuliah tersebut semestinya tidak didasarkan pada pengaruh teman semata.

Menentukan jurusan kuliah adalah sebuah keputusan yang besar karena dapat memengaruhi masa depan anak untuk waktu yang lama. Agar anak, beserta orang tua, tidak sampai salah pilih jurusan, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian.

1. Pilih jurusan kuliah yang sesuai dengan potensi dan minat bakat anak

Orang tua perlu mengetahui potensi dan minat bakat anak sedini mungkin. Dengan demikian, jurusan kuliah yang dipilih nantinya dapat menjadi sarana untuk mengembangkan minat dan bakat anak dengan lebih baik lagi. Anak pun akan termotivasi dan lebih bersemangat belajar di perguruan tinggi.

2. Berikan perspektif dan wawasan yang berbeda

Telah disebutkan sebelumnya, anak-anak di usia remaja masih belum sepenuhnya mampu melihat persoalan dari beberapa sudut pandang sekaligus. Kebebasan untuk memilih jurusan kuliah yang mereka yakini itu sebenarnya bisa saja dipengaruhi oleh teman atau prospek gaji yang dijanjikan dalam bidang tertentu. Melalui asuhan dan bimbingan yang baik, orang tua dapat membantu anak menghindari kesalahan tersebut.

3. Pertimbangkan peluang di masa depan

Di sisi lain, ada pula anak yang cenderung memilih jurusan kuliah tanpa mempertimbangkan peluang karier di masa depan. Mengembangkan minat dan bakat anak memang penting, tetapi mendapatkan pekerjaan yang baik di masa depan juga penting. Sekali lagi, peranan orang tua untuk memberikan perspektif dan wawasan yang berbeda bagi anak sangat diperlukan.

4. Perhatikan faktor psikologis anak

Jurusan kuliah yang dipilih sesuai dengan potensi dan minat bakat anak dapat menghindarkannya dari kemungkinan stres dan tertekan akibat ketidakcocokan dengan bidang yang dipilih. Di samping itu, kuliah di jurusan yang mampu mengembangkan minat dan bakat anak dapat membuatnya cenderung merasa lebih puas.

Bersama orang tua, Aku Pintar #pilihjourneymu siap membantu pelajar Indonesia memilih jurusan kuliah yang tepat, yang sesuai dengan potensi dan minat bakat anak. Dukungan, kesempatan, dan kebebasan untuk memilih itu penting karena setiap anak berhak untuk sukses dan bahagia di masa depan.

00

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog