APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

Memahami Siklus Batuan dan Penjelasannya

Proses terjadinya siklus batuan merupakan bagian dari materi pelajaran yang perlu dikuasai.

Photo by Scott Webb on Pexels

Siklus pembentukan batuan itu sebenarnya sama seperti siklus (perputaran) air. Proses terjadinya siklus batuan diawali dari magma di bawah permukaan bumi, kemudian nantinya akan kembali lagi menjadi magma. Mirip banget sama siklus air ga sih, Sobat Pintar?

Emangnya proses siklus batuan itu gimana, sih? Beneran sama persis dengan siklus air atau ada yang beda? Nah, penasaran kan, gimana proses siklus batuan? Yuk, simak siklus batuan dan penjelasannya di bawah ini.

 

Pengertian Siklus Batuan

siklus batuan dan penjelasannya
Photo by Jeremy Thomas on Unsplash

Seperti hidup manusia, batuan juga memiliki siklus yang berlangsung dalam waktu yang sangat lama. Meskipun memiliki sifat yang keras dan sulit untuk dihancurkan, batuan tetap mengalami transformasi dan perubahan seiring berjalannya waktu. Sebelum kita membahas bagaimana proses siklus batuan, pahami dulu yuk, apa yang dimaksud dengan siklus batuan.

Siklus batuan adalah suatu proses alamiah yang menjelaskan bagaimana batuan dapat terbentuk, berubah, dan akhirnya hancur. Nah, mungkin kamu nanyea, ada berapa berapa siklus batuan? Siklus batuan terdiri dari tiga tahap, yaitu pembentukan batuan, perubahan batuan, dan penghancuran batuan.

Konsep siklus pembentukan batuan pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli geologi asal Skotlandia bernama James Hutton pada abad ke-18. Ia merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah ilmu geologi dan dianggap sebagai Bapak Geologi Modern. Hutton menyatakan bahwa batuan yang ada di permukaan bumi mengalami perubahan melalui proses alamiah yang berlangsung dalam skala waktu yang sangat lama.

Ia juga menyebutkan bahwa siklus batuan adalah suatu cara untuk memahami bagaimana batuan tersebut terbentuk dan berubah dari satu jenis ke jenis yang lain. Kontribusi James Hutton terhadap ilmu geologi sangat besar dan teorinya tentang siklus batuan masih menjadi dasar dalam pemahaman geologi modern.

 

Proses Siklus Batuan

proses terjadinya siklus batuan
Photo by Fineas Anton on Unsplash

Agar lebih mudah memahami tentang proses terbentuknya batuan, mari kita gunakan gambar saja, Sobat. Di bawah ini adalah gambar siklus batuan.


Sumber: Studiobelajar.com

1. Pembekuan Magma

Tahap awal dari siklus pembentukan batuan adalah pembekuan magma, yakni cairan panas yang terdiri dari mineral dan gas yang terbentuk di bawah permukaan bumi. Ketika magma mendingin dan mengeras di bawah permukaan, ia membentuk batuan beku yang dikenal sebagai plutonik atau intrusif. Contoh batuan beku plutonik meliputi granit, diorit, dan gabro. Apabila magma mengalami pendinginan dan pembekuan di atas permukaan bumi, ia akan membentuk batuan beku yang dikenal sebagai vulkanik atau ekstrusif. Contoh batuan beku vulkanik meliputi basal, andesit, dan riolit.

2. Pelapukan Batuan Beku

Tahap selanjutnya dalam siklus pembentukan batuan adalah pelapukan batuan beku. Dalam proses pelapukan ini, batuan beku terurai dan rusak menjadi batuan yang lebih kecil melalui pengaruh faktor lingkungan seperti air, udara, dan suhu. 

3. Pergerakan Batuan

Dalam proses siklus batuan ini, air berperan paling banyak. Air yang mengalir, misalnya dari sungai, dapat mengangkut material-material pelapukan batu menuju tempat lain. Selain air mengalir, ada juga angin dan gletser yang mampu mengangkut material menuju tempat lain (berpindah).

4. Pengendapan dan Pembentukan Batuan Sedimen

Proses pengendapan terjadi ketika energi transportasi material yang dibawa oleh air atau angin berkurang dan material mulai menumpuk di satu tempat. Setelah terjadi pengendapan, material yang terendap mengalami diagenesis. Dalam diagenesis, terjadi proses batuan beku menjadi batuan sedimen.

Siklus batuan sedimen dalam diagenesis terjadi melalui beberapa tahap, yaitu pemadatan, pembentukan matriks, dan pembentukan mineral baru. Pemadatan terjadi ketika material sedimen menumpuk, kemudian tekanan dari lapisan di atasnya membuat material sedimen tersebut menjadi padat dan keras. Dalam pembentukan matriks, bahan-bahan organik, seperti lempung atau mineral lain yang terbawa air, menempel di antara butiran-butiran material sedimen dan membentuk ikatan yang kuat. Dalam tahapan yang terakhir, proses pembentukan mineral baru terjadi ketika mineral yang terkandung dalam material sedimen mengalami perubahan kimia, sehingga terbentuk mineral baru yang lebih stabil dan kuat.

5. Batuan Sedimen menjadi Batuan Metamorf

Proses pembentukan batuan metamorf dimulai dari batuan sedimen yang telah terbentuk dan kemudian mengalami perubahan struktur, komposisi, maupun tekstur. Perubahan-perubahan ini diakibatkan oleh faktor lingkungan yang ekstrim seperti suhu, tekanan, dan aktivitas fluida. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan material batuan sedimen mengalami perubahan mineral, rekristalisasi, dan deformasi, sehingga membentuk batuan baru dengan sifat yang berbeda.

Proses metamorfisme dapat terjadi di berbagai kondisi lingkungan, seperti di bawah permukaan bumi pada kedalaman yang berbeda, di daerah gunung api aktif, atau di daerah yang terkena tekanan dan gesekan tectonic plates. Saat suhu dan tekanan meningkat secara bertahap, batuan sedimen mengalami perubahan mineral yang disebut metamorfisme progresif. Proses pembentukan batuan ini dapat mengubah batuan sedimen menjadi berbagai jenis batuan metamorf seperti batu granit, batu marmer, dan batu gneiss.

Dalam pembentukan atau siklus batuan sedimen, jenis batuan yang terbentuk tergantung pada jenis material yang terendapkan dan kondisi diagenesis yang terjadi. Beberapa jenis batuan sedimen meliputi batu pasir, batu lempung, batu kapur, dan batu bara. Batu pasir terbentuk dari butiran mineral yang terendapkan, sedangkan batu lempung terbentuk dari endapan lempung yang diendapkan di tempat yang tenang. Batu kapur terbentuk dari endapan kalsium karbonat yang berasal dari kerang atau organisme laut, sedangkan batu bara terbentuk dari endapan tumbuhan yang terkubur di bawah lapisan tanah.

6. Batuan Metamorf Berubah Kembali Menjadi Magma

Batuan metamorf dapat berubah kembali menjadi magma melalui proses siklus batuan yang disebut anatexis atau pelelehan batuan. Anatexis terjadi ketika batuan metamorf terkena suhu dan tekanan yang sangat tinggi sehingga mineral-mineral yang terkandung di dalamnya meleleh dan membentuk magma.

Proses siklus batuan anatexis sangat dipengaruhi oleh faktor suhu, tekanan, dan waktu. Suhu yang dibutuhkan untuk melelehkan batuan metamorf lebih rendah dibandingkan dengan suhu yang dibutuhkan untuk melelehkan batuan beku. Hal ini disebabkan karena batuan metamorf sudah mengalami metamorfisme dan memiliki struktur yang lebih reaktif.

Faktor penentu berikutnya dalam proses siklus batuan anatexis adalah tekanan. Tekanan yang diperlukan untuk melelehkan batuan metamorf juga lebih rendah dibandingkan tekanan yang diperlukan untuk melelehkan batuan beku. Hal tersebut dikarenakan batuan metamorf memiliki tekstur yang lebih porus dan lebih mudah dipengaruhi oleh tekanan.

Faktor waktu juga memainkan peran penting dalam proses siklus batuan anatexis. Jika suhu serta tekanan cukup tinggi, dan waktu yang diperlukan untuk mencapai kondisi tersebut cukup lama, maka batuan metamorf dapat meleleh dan membentuk magma. Namun, jika suhu dan tekanan tidak cukup tinggi, atau waktu yang diperlukan untuk mencapai kondisi tersebut terlalu singkat, maka batuan metamorf tidak akan meleleh dan tetap berbentuk batuan metamorf.

Nah, kita sudah belajar tentang proses terjadinya siklus batuan. Bagaimana dengan siklus-siklus yang lain, Sobat Pintar? Misalnya, kamu tau ga sih, siklus geologi apa saja? Gimana cara mempelajarinya? Temukan jawaban yang kamu cari di Belajar Pintar!

 

 

Penulis: Nur Lailatul Maghfiroh

Penyunting: Deni Purbowati

10

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog