APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

Mengalami Mental Block? Hadapi dengan 5 Cara Ini

Musuh terbesar kita adalah diri sendiri.

Mental Block, image via theconversation.com

"Ah, nggak bakalan bisa, deh." Pernah mengucapkan ini, Sobat? Sesekali merasa merasa negatif, merasa tak mampu melakukan sesuatu, adalah hal yang wajar. Tapi beda lagi ketika kita sudah merasa putus asa, hingga tak ada keinginan untuk berkembang menjadi lebih baik lagi.

Memiliki keyakinan negatif tentang diri sendiri dikenal juga sebagai mental block. Mental block membuat kita merasa tidak mampu, bahkan tidak berharga walaupun kemampuan kita sebenarnya justru berkata sebaliknya. Inilah sebabnya kenapa mental block dapat menghalangi kita meraih kesuksesan.

Bagaimana caranya mengatasi mental block ini? Minimal, bagaimana kita mengenyahkan persepsi negatif tentang diri sendiri?

 

1. Dengan Mengenali dan Menerima Diri Sendiri

Mulai sekarang, kita harus berhenti mengeluhkan tentang diri sendiri. Apapun persepsi negatif, rasa kurang yang ada pada diri kita, kenalilah sebagai fakta – bukan keluhan yang penuh perasaan.

Kemudian, geser sudut pandang kita. Alih-alih fokus pada kekurangan, cobalah menemukan apa yang kita sukai, apa yang selama ini dapat kita lakukan dengan baik, apa yang membuat kita berbeda dan spesial dibanding orang lain, serta apa tentang diri kita yang dapat dikembangkan lagi.

 

2. Dengan Berkarya dan Berkreasi

Semakin kita merasa negatif tentang diri sendiri, semakin giat juga seharusnya kita melawannya dengan sugesti-sugesti positif. Misalnya, Sobat Pintar merasa down melihat nilai Matematika yang tak pernah bagus. Try, for a while, shift your focus on something that you're good at.

Let's say, Sobat Pintar suka menggambar dan banyak orang yang memuji bahwa hasil goresan tanganmu selalu mengagumkan. Curahkan saja fokus, energi, dan waktumu untuk menggambar sejenak ketika timbul rasa negatif – betapa Matematika sulit dipahami. Tumbuhkan dulu perasaan positifmu, baru kemudian coba hadapi Matematikanya.

 

3. Dengan Giat, Tekun, Gigih Mengusahakan

Ada hal yang harus kita kerjakan – entah kita menyukainya atau tidak. Ada pula hal-hal yang akan kita kerjakan dengan sukarela dan penuh sukacita.

Dan ada pula masanya ketika kita harus mengerjakan keduanya. Matematika, misalnya, tetap harus kita pelajari – bukan hanya karena nilai ujian, tapi karena kita membutuhkan dasar pemikiran logikanya. Sedangkan menggambar, misalnya, tetap harus dikerjakan juga agar kreativitas kita tidak mati dan membeku. Maka, dibutuhkan ketekunan untuk mengerjakan keduanya.

 

4. Dengan Konsisten Memperbaiki Diri

Saat menghadapi ujian, mana cara belajar yang lebih efektif, Sobat: belajar sedikit-sedikit materi pelajaran setiap hari atau belajar seluruh materi pelajaran pada malam hari menjelang ujian? You know the answer.

Kebiasaan kecil yang kita lakukan setiap hari sebenarnya mampu memberi dampak yang besar ketimbang satu hal besar yang kita kerjakan dalam satu waktu saja. Coba dulu biasakan untuk belajar Matematika 15 menit saja setiap malam. Who knows, mungkin pada ujian Matematika mendatang, nilaimu akan melesat jauh lebih baik daripada biasanya. And who knows, mungkin lambat laun Sobat Pintar akan suka Matematika, bahkan kuliah dijurusan ini. Yeah, who knows?

 

5. Dengan Fokus pada Proses yang Dijalani

Bagaimana kalau ternyata rasa suka pada matapelajaran Matematika tak kunjung datang? Bagaimana kalau ternyata tetap saja kita mengalami kesulitan pada matapelajaran ini walaupun setiap hari sudah bergumul dengannya?

See, that's how we go back and focus on the negative side of ours. Thomas A. Edison harus menghabiskan 10.000 bola lampu sebelum akhirnya berhasil menyalakan bola lampunya yang ke 10.001. Dan ketika temannya, Walter S. Mallory, mengeluhkan bahwa Edison belum menghasilkan apa-apa, ia menjawab: "I have gotten lots of results! I know several thousand things that won't work!"

 

Bagaimana bila Thomas A. Edison menyerah dengan proses yang harus dijalaninya? We won't know his name today, will we?

Jadi, jangan menyerah dengan mental block-mu, Sobat. Ibarat penjara, mental block menjebak kita dalam batasan yang kita ciptakan sendiri. Jeruji penjara yang ada dalam kepala kita, hanya kita sendirilah yang mampu membukanya.

Tapi bagaimana kalau 'penjara' ciptaanmu itu sebesar Guantanamo? Sah-sah saja kalau membutuhkan bantuan, Sobat. Plan your prison break using Konseling Pintar!

300

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar
text
00
solusi simpel
00

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog