APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

Pelaksanaan Layanan Konseling secara Online dari Rumah (PELAKOR): Inovasi Kreatif Layanan Konseling Guru BK di Masa Pandemi

Ditulis oleh:  Zaenal Arifin, S.Pd (Juara 3 Kompetisi Menulis Artikel Guru Aku Pintar #GurukuGakkalahSeru)

Foto oleh Katerina Holmes dari Pexels

Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia membawa beberapa perubahan kebiasaan pada kehidupan sehari-hari dalam berbagai aspek. Munculnya kebijakan pemerintah untuk melaksanakan Social Distancing dan Physical Distancing, membatasi interaksi dengan orang lain membawa dampak sangat besar dalam sektor ekonomi, sosial, pendidikan dan lainnya. Salah satu perubahan kebiasaan yang dominan juga terjadi pada aspek pendidikan. Di masa pandemi ini kita dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan New Normal, meskipun segala aktivitas belum bisa sepenuhnya berjalan normal. Termasuk aktivitas pembelajaran tatap muka di sekolah yang masih sangat terbatas. Baik terbatasi waktunya, dan juga terbatasnya interaksi antara guru dengan peserta didik. Oleh karena itu, sampai saat ini proses pembelajaran maupun pemberian layanan bimbingan dan konseling lebih banyak diberikan secara daring (dalam jaringan) atau online. Di tengah proses adaptasi dengan kebiasaan baru yang harus dilakukan baik oleh guru dan peserta didiknya, kemudian timbul permasalahan, “bagaimana membuat inovasi supaya tetap dapat melakukan layanan bimbingan konseling secara efektif dan tetap menyenangkan?

Ingatkah dengan semboyan Ibu Tejo dalam film Tilik yang fenomenal  “Dadi wong kui mbok sing solutif?” Kalimat tersebut dapat memberikan ilham bahwa sebagai guru bimbingan dan konseling (BK) atau konselor sekolah harus bisa berinovasi kreatif dalam memberikan layanan kepada peserta dalam kondisi apapun. Pelaksanaan Layanan Konseling secara Online dari Rumah (PELAKOR) menjadi jawaban dari permasalahan yang timbul di tengah proses pembiasaan di era new normal. Inovasi ini mengubah bentuk layanan klasikal menjadi digital, y sangat cocok dengan karakter Generasi Z yang mampu  beradaptasi dengan perubahan dengan cara digital. Digitalisasi dalam proses pemberian layanan bimbingan dan konseling di sekolah menjadi jawaban yang cukup efektif. Perubahan sistem ini membawa pengaruh besar bagi guru bimbingan dan konseling dan siswa asuhnya untuk melek terhadap teknologi.

Mau tidak mau sebagai guru bimbingan dan konseling di masa pandemi saat ini harus segera move on dan mulai melaksanakan proses layanan jarak jauh atau biasa disebut LJJ ini dengan kreatif dan menyenangkan. Jika sebelumnya pemberian layanan klasikal, lintas kelas, kelompok maupun individu dilakukan melalui tatap muka, kini harus diganti secara daring atau online. Hal ini membuat guru bimbingan dan konseling dituntut untuk berinovasi kreatif meningkatkan pemberian layanan konseling online dari rumah (Pelakor) di masa Pandemi ini. Bagaimana caranya? Dengan membuat media alternatif agar peserta didik merasa aman, nyaman dan dekat dengan guru BK sebagai sahabat yang peduli siswa.

Inovasi yang dilakukan oleh guru BK dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik sebenarnya banyak terfasilitasi oleh perkembangan teknologi. Proses pemberian materi layanan konseling, konselor dapat dilakukan dengan menciptakan karya rekaman video sederhana untuk menambah imajinasi peserta didik sebagai ganti materi layanan klasikal yang diberikan melalui tatap muka. Adapun strategi pemberian layanan bimbingan dan konseling secara daring adalah dengan memanfaatkan beberapa aplikasi yang sudah tidak asing dan umum digunakan, seperti berikut ini :

1. Google Meet

Fasilitas dari google ini dapat digunakan sebagai media pertemuan virtual (teleconference) sesuai dengan kapasitas kelas. Melalui aplikasi ini, guru BK dapat membagikan tampilan konten berupa slide, flyer, foto ataupun video yang terkait dengan materi layanan bimbingan dan konseling. Aplikasi ini bisa digunakan untuk pemberian layanan bimbingan dan konseling kelompok, bimbingan klasikal, maupun bimbingan lintas kelas.

2. Google Classroom

Google Classroom merupakan sebuah learning management system yang dapat membantu proses pembelajaran seperti berbagi file antara guru dan peserta didik dan menilai tugas peserta didik tanpa harus bertatap muka. Melalui google classroom, guru BK dan siswa asuhnya dapat berinteraksi secara daring (chating) baik secara pribadi ataupun secara kelompok. Melalui aplikasi ini, guru BK bisa memberikan layanan bimbingan kelompok, bimbingan klasikal, maupun bimbingan lintas kelas.

3. Telegram

Telegram adalah aplikasi yang bisa digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan berupa tulisan (teks), suara, maupun dalam bentuk file tanpa batas dengan cepat, akurat dan terdokumentasi. Guru BK bisa menggunakan aplikasi ini untuk pemberian layanan bimbingan kelompok, bimbingan klasikal maupun bimbingan lintas kelas.

4. WhatsApp

Seperti Telegram, aplikasi ini juga menyediakan layanan bertukar pesan dan panggilan suara ataupun video secara sederhana, aman dan reliabel. WhatsApp ini biasanya dimanfaatkan sebagai sarana pemberian layanan pendukung saja, misalnya membantu menghubungkan antara guru BK dengan peserta didik baik secara kolektif maupun pribadi. WhatsApp Grup sebaiknya beranggotakan semua siswa asuh perkelas. Melalui aplikasi ini guru BK maupun peserta didik dapat saling merespon dan mengirimkan konten gambar, stiker, file, video dan komentar tertulis maupun gambar. Aplikasi ini bisa digunakan oleh guru BK untuk pemberian layanan konsultasi, konseling individu, bimbingan dan konseling kelompok maupun bimbingan klasikal.

5. Zoom Meeting

Aplikasi teleconference ini dapat digunakan untuk melakukan pembelajaran tatap muka secara jarak jauh dengan jumlah peserta yang relatif banyak. Aplikasi ini sebaiknya digunakan untuk pemberian layanan lintas kelas atau kelas besar.

Selama menjalani belajar dari rumah, pastinya peserta didik banyak yang mengalami learning loss. Hal itu tampak dari adanya indikasi kemunduran perilaku dan karakter baik yang selama ini sudah terbentuk. Dimulai dari perilaku disiplin yang sudah bergeser karena anak-anak harus mengalami pola pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya. Agar peserta didik kembali menemukan motivasi belajar akibat pembatasan pembelajaran tatap muka, maka peran guru BK disini adalah menjaga agar motivasi belajar peserta didik itu tetap berada pada kondisi pasang, dengan cara berikut ini:

1. Memperjelas tujuan layanan yang diberikan Guru BK wajib mempromosikan pentingnya suatu layanan. Tujuan memberikan suatu layanan harus jelas diketahui oleh siswa asuhnya. Hal tersebut akan menjadikan siswa paham ke arah mana ia ingin dibawa. Guru BK bisa mengaitkan dengan kondisi-kondisi khusus yang terjadi seperti pada masa pandemi yang belum berakhir.

2. Menggunakan metode dan kegiatan yang beragam Guru BK perlu perlu inovasi dalam proses pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dengan menggunakan metode dan kegiatan yang beragam agar proses pemberian layanan bisa berlangsung dengan lebih menarik. Materi yang disampaikan harus diberikan dengan menarik, misalnya dengan membuat materi layanan dalam bentuk video animasi ataupun dalam bentuk mind map dengan diselingi ice breaking agar suasana lebih hidup.

3. Menciptakan suasana bimbingan dan konseling yang menyenangkan peserta didik akan bisa lebih terbuka apabila berada dalam suasana yang menyenangkan, merasa aman, nyaman dan bebas dari rasa tegang. Guru BK bisa mencairkan suasana tegang dengan memberikan humor ataupun permainan di tengah-tengah pemberian layanan. Selain itu, guru BK wajib memberikan perhatian yang sama pada semua peserta didik, agar setiap peserta didik memiliki kesempatan yang sama dalam mengaktualisasikan dirinya di kelas online kita.

4. Membimbing dan mendukung peserta didik Memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengemukakan hambatan belajar yang dihadapinya selama ini kepada guru bimbingan dan konseling. Guru BK juga perlu memberikan penguatan kepada peserta didik bahwa ia mampu mengatasi segala hambatan tersebut.

5. Memberikan penghargaan peserta didik sekecil apapun hal yang telah dilakukan peserta didik, guru BK wajib memberikan penghargaan sebagai bentuk dukungan. Penghargaan tidak harus selalu dalam bentuk benda. Penghargaan bisa juga diberikan dalam bentuk pujian atau komentar positif terhadap hasil pekerjaan siswa. Gestur angkat jempol atau berkata “wow keren... hebat, luar biasa, silahkan untuk ditingkatkan terus ya..." adalah contoh penghargaan non benda atas usaha siswa.

Demikian inovasi guru bimbingan dan konseling dalam memberi layanan kreatif melalui Pelakor di masa pandemi ini. Guru BK juga bisa menciptakan dan mengembangkan inovasi lainnya dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik, khususnya selama masa pandemi. Selain itu guru bimbingan dan konseling harus mau dan mampu mendengarkan peserta didik dengan cara yang empatik. Mendengarkan berarti membantu mereka merasa dipahami siapa mereka sebenarnya. Yang paling penting adalah semangat belajar peserta didik kita agar selalu berada dalam 'kondisi pasang' meskipun sedang berada dalam situasi yang kurang menyenangkan bagi mereka. Begitu pula dengan para guru bimbingan dan konseling atau konselor sekolah agar terus berinovasi untuk mempromosikan layanan dan kesejahteraan peserta didik.

10

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog