APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

Pendidikan Karakter Berbasis Flipped Classroom di Era New Normal Untuk Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila Di SLB AB Kemala Bhayangkari 2, Gresik

Ditulis oleh: Dr. Dede Idawati, M.Pd. (Juara 2 Kompetisi Menulis Artikel Guru Aku Pintar #GurukuGakKalahSeru)

Foto oleh Mikhail Nilov dari Pexels

Hadirnya Pandemi Covid-19 memunculkan berbagai masalah bagi dunia pendidikan tidak terkecuali pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB) dimana peserta didiknya memiliki beragam hambatan dan kemampuan. Covid-19 merupakan salah satu dari faktor yang menyebabkan terjadinya learning loss pada peserta didik penyandang disabilitas. Pandemi Covid-19 belum usai, Indonesia belum baik-baik saja, tapi pendidikan tidak boleh berhenti. Dalam memasuki era new normal proses pendidikan harus berjalan berdampingan dengan wabah yang mematikan yaitu virus Covid-19. Pelaksanaan pembelajaran kelas yang biasa dilakukan secara tatap muka langsung dengan peserta didik, terpaksa harus berubah menjadi daring.

Untuk meminimalisir terjadinya learning loss terhadap peserta didik penyandang disabilitas dalam memasuki era new normal, di SLB AB Kemala Bhayangkari 2 Gresik dilakukan perubahan sistem pembelajaran dengan membuat SOP yang wajib dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah untuk meminimalisir penyebaran virus Covid-19 di lingkungan sekolah. Perubahan sistem pembelajaran yang dilakukan di SLB AB adalah sebagai berikut:

1.Dua metode pembelajaran yang dilaksanakan secara bersamaan yaitu, pembelajaran dengan tatap muka terbatas, dimana peserta didik penyandang disabilitas dibagi dalam bentuk kelompok kecil dan pembagian jadwal pembelajaran yang bergantian (shift) dalam setiap jenjangnya, pelaksanaan vaksinasi terhadap semua warga sekolah termasuk keluarga pendidik dan peserta didik, 

2. Pembagian jadwal peserta didik penyandang disabilitas diselang-seling antara daring dan tatap muka secara langsung di kelas, 

3. Sarana dan prasarana di sekolah dirancang dengan menyesuaikan dengan kebutuhan pemenuhan semua unsur protokol kesehatan, seperti surat ijin masuk sekolah dari orangtua, promosi kesehatan, tempat cuci tangan, bilik disinfektan, ruang ganti pakaian, tempat antar/turun dan jemput peserta didik, meja belajar yang bermika serta tempat masker di setiap kelas dan tempat pembuangan sampah masker medis di setiap kelas. 

4. Model Pembelajaran yang digunakan adalah model Blended learning versi Flipped Classroom (pembelajaran terbalik). 

Ada beberapa alasan utama pembelajaran Flipped Classroom diterapkan di SLB AB Kemala Bhayangkari 2 Gresik di antaranya adalah: pengembangan pedagogi, peningkatan motivasi belajar bagi peserta didik penyandang disabilitas, meningkatkan kerja sama sekolah dengan orang serta peningkatan akses dan fleksibilitas serta efektifitas biaya yang sesuai dengan kondisi new normal dimana membutuhkan inovasi dan kreativitas guru. Melalui pembelajaran Flipped Classroom peserta didik penyandang disabilitas diharapkan dapat dengan cepat mengakses pembelajaran. 

Flipped Classroom (pembelajaran terbalik) merupakan aktivitas model pembelajaran di SLB AB Kemala Bhayangkari 2 Gresik yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, gaya belajar sesuai karakteristik dan kemampuan peserta didik, serta terjadinya komunikasi antara pendidik, peserta didik dan orang tua dalam proses pembelajaran sesuai hambatan dan kebutuhan mereka masing-masing. Hal ini bertujuan supaya pelaksanaan pembelajaran Flipped Classroom ini dirasakan oleh peserta didik sebagai proses pembelajaran kekinian yang sangat seru dan menyenangkan.

Kelebihan dari model Flipped Classroom adalah sebagai berikut:

1.Flipped Classroom adalah suatu kombinasi pengajaran secara online (pembelajaran jarak jauh) dengan pembelajaran langsung (face to face), 

2. Merupakan elemen dari interaksi sosial yang melibatkan semua unsur yang mampu memberikan suatu pengetahuan sebagai pembelajaran secara tidak langsung kepada peserta didik penyandang disabilitas dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga keberadaan mereka tidak lagi menjadi penonton di era digital ini namun mereka bisa menjadi pemain utama,

3. Terjadinya interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam pengajaran dilakukan secara online dan tatap muka langsung dilakukan lebih fleksibilitas dan memiliki waktu, tempat untuk mengakses pelajaran bisa dilakukan dimana saja.

Proses pembelajaran Flipped Classroom di SLB AB. Kemala Bhayangkari 2 Gresik dilakukan dengan menggunakan tahap-tahap tertentu dengan memanfaatkan berbagai multimedia secara asinkronus (asynchronous) dan sinkron (synchronous). Pembelajaran asinkronus adalah salah satu pembelajaran tidak langsung dalam waktu tidak bersamaan. Pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi atau melalui Whatsapp Group. Sedangkan pembelajaran sinkron adalah pembelajaran dengan interaksi langsung antar peserta didik dan pendidik dimana dalam proses pembelajarannya didampingi oleh orang tua bagi peserta didik penyandang disabilitas yang belum mampu mengerjakan secara mandiri.

Menurut Semler(2005) “Blended learning combines the best aspects of online learning, structured face-to–face activities, and real world practice, Online Learning systems, classroom training,and on-the-job experience have major drawbacks by them selves.The blended learning approach uses the strengths of each to counter the other weaknesses“ Blended learning adalah sebuah kemudahan pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, dan gaya pembelajaran, memperkenalkan berbagai pilihan media dialog antara fasilitator dengan orang yang mendapat pengajaran. Blended learning juga sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung (face-to-face) dan pengajaran online tapi lebih dari pada itu sebagai elemen dari interaksi sosial.

Kebijakan Kemendikbudristek dalam era new normal ini meluncurkan program sekolah penggerak (PSP) dimana program sekolah penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, dan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru). Program sekolah ini juga mengutamakan siswa yang berkarakter, yang disebut dengan profil pelajar pancasila yang Wellbeing. Model Pembelajaran berpusat kepada siswa merupakan pembelajaran di SLB yaitu proses pembelajaran berbasis kepada siswa sesuai dengan hambatan dan kemampuan siswa masing-masing dikenal adanya program pembelajaran individual (PPI) sesuai dengan model pembelajaran Flipped Classroom dimana pendidik dan peserta didik dituntut belajar mandiri dengan sistem asinkronus dan sinkronus.

Pengelolaan terlaksananya sistem pembelajaran Flipped Classroom di sekolah sangat tergantung dari kebijakan kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan pemimpin pembelajaran, pemimpin yang menggerakan sekolah dengan berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan untuk mewujudkan sekolah yang berpusat pada siswa. Peran kepala sekolah sebagai manajer bertanggung   jawab penuh terhadap pelaksanaan pembelajaran agar dapat berjalan dengan optimal.

Peran kepala sekolah dalam pelaksanaan Flipped classroom adalah untuk mengelola sebuah lembaga pendidikan, dalam hal ini adalah sekolah yang dipimpinnya. Kemampuan manajerial yang dimiliki kepala sekolah digunakan untuk mengatur personal atau SDM yang dimiliki sekolah. Kepala sekolah harus mampu menciptakan suasana kondusif untuk menemukan berbagai metode alternatif  dan cara mengembangkan proses pembelajaran sesuai dengan perkembangan zaman. Saroni (2006) mengatakan bahwa Kepala Sekolah adalah sosok yang diberikan kepercayaan dan kewenangan untuk membawa sekolah mencapai visi misi sekolah. Maka jelaslah peran kepala sekolah sebagai agen perubahan, untuk mendukung keberlangsungan pendidikan diera digital. Misalnya, sekolah mulai menerapkan kelas modern (Flipped classroom), yang menggabungkan aspek asinkronus dan sinkronus secara efektif yang mampu menghantarkan peserta didik penyandang disabilitas yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berahlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Untuk mengevaluasi keterlaksanaan program kegiatan sekolah di masa new normal, pelaksanaan supervisi akademik dan non akademik dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan melalui observasi, wawancara dan monitoring.

Tindak lanjut dari pelaksanaan Flipped Classroom adalah hadirnya perpustakaan digital di Sekolah Luar Biasa AB Kemala Bhayangkari 2 Gresik sebagai salah satu sumber belajar bagi mereka. Adanya perpustakaan digital akan membuka akses bagi peserta didik penyandang disabilitas seluas-luasnya terhadap informasi yang sudah dipublikasikan. Dengan demikian pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru (teacher centered), lingkungan sekolah, dan rumah saja. Tetapi bergeser ke student centered active learning. Hal ini sebagai wujud peserta didik penyandang disabilitas tidak lagi belajar dengan tuntutan subject matter oriented tapi lebih mengkonstruksi apa yang dipelajarinya dalam proses pembelajaran. Adanya perpustakaan digital tidak hanya bermanfaat bagi peserta didik penyandang disabilitas, melainkan bagi pendidik juga agar mampu belajar lebih efektif dan kreatif sehingga dapat mengakses informasi (sumber belajar) dari ruang kelas dan tidak harus datang langsung ke perpustakaan secara fisik.

30

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog