APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi dengan Memanfaatkan Portal Rumah Belajar Dalam Pelajaran Fisika Pada Siswa SMAS YPPK Tiga Raja Timika, Papua

Ditulis oleh: Maslan Lumban Gaol, S.Pd (Juara 1 Kompetisi Menulis Artikel Guru Aku Pintar #GurukuGakKalahSeru)

Foto oleh Yan Krukov dari Pexels

Sebagian besar siswa di SMAS YPPK Tiga Raja Timika mengatakan bahwa fisika adalah mata pelajaran yang sulit dan banyak di antara mereka yang tidak menyukai mata pelajaran ini dengan alasan terlalu banyak rumus yang harus diingat. Sebagai pendidik yang mengampu mata pelajaran fisika dan ditempatkan sekolah di daerah 3T yaitu SMA YPPK Tiga Raja Timika Papua, begitu banyak kendala yang saya hadapi saat melakukan proses pembelajaran karena tingkat pemahaman siswa yang berbeda dan hanya sedikit di antara mereka yang memiliki motivasi untuk memahami materi lebih dalam, Apalagi dengan kondisi Pandemi Covid-19 yang melanda Negeri ini.

Dalam masa pandemi ini, saya banyak belajar bagaimana cara mengidentifikasi gaya belajar murid. Dari proses belajar tersebut saya melihat banyak sumber daya murid yang luar biasa di Timika. Menurut saya, dengan adanya PT. Freeport Indonesia di Timika, memberikan dampak yang sangat besar, hingga kota ini mendapat julukan “Indonesia kecil”. Karena karyawan di PT. Freeport Indonesia berasal dari berbagai daerah di Indonesia, sehingga terdapat keanekaragaman suku, agama, ras, budaya dan ekonomi sangat terlihat jelas. Hal itu menambah keunikan di kota Timika yang memiliki dua suku asli (Amungme dan Kamoro). Selain itu juga berdampak pada sekolah tempat saya mengajar. Dimana peserta didik yang saya didik memiliki karakteristik yang beragam karena dari latar belakang keluarga yang berbeda. Berdasarkan keberagaman itu, maka tingkat pemahaman peserta didik dalam pembelajaran juga menjadi beraneka ragam. Ada siswa yang satu kali diajar langsung memahami, tetapi ada yang harus diajar berulang kali baru bisa memahami. Awalnya saya bingung. Strategi apa yang paling tepat untuk diterapkan kepada siswa yang mengeluh susah mengikuti pelajaran fisika, apalagi dalam kondisi pandemi. Bahkan banyak orang tua yang menghubungi saya tentang masalah yang dihadapi anaknya yang merasa kesulitan dalam mengikuti pelajaran fisika.

Saya menyadari betul ketika minat siswa kurang dalam belajar, maka hal itu akan berdampak pada nilai yang diperoleh di bawah KKM. Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka akan mempengaruhi nilai rapor dan pencapaian nilai ujian sekolah yang rendah. Menyikapi hal tersebut, tekad dalam hati saya untuk mengubah stigma mata pelajaran fisika yang penuh keluhan, rasa sulit, membosankan menjadi diminati, mudah, asyik dan menyenangkan semakin kuat. Saya merasa bahwa masa pandemi ini menjadi waktu yang sangat baik untuk banyak melakukan inovasi.

Semangat dalam melakukan perubahan dalam pembelajaran mata pelajaran fisika semakin bertumbuh saat saya mengikuti program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) dan mempelajari metode pembelajaran diferensiasi dan metode pembelajaran sosial emosional, di saat itu pula serta saya mengikuti PembaTIK Level 4 mewakili Papua. Pembelajaran Berdiferensiasi dengan memanfaatkan portal rumah belajar sangat cocok diterapkan dengan keberagaman karakteristik peserta didik SMAS YPPK Tiga Raja. Program ini membuat langkah melakukan perubahan semakin mudah, yaitu mempraktikkannya dalam aksi nyata dengan membuat pemetaaan kebutuhan siswa berdasarkan minat, kesiapan dan profil belajar. Mengidentifikasi karakteristik melalui pemetaan kebutuhan, sangat membantu saya dalam mengelompokkan siswa dan memudahkan saya dalam mengatur strategi selanjutnya. Strategi yang terdapat dalam pembelajaran berdiferensiasi seperti strategi diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk.

Saya melakukan pemetaan kebutuhan siswa berdasarkan hasil angket, wawancara dan observasi. Banyak harapan saya yang muncul, agar semua siswa menyenangi pelajaran fisika, dan merasa bahagia serta tidak tertekan atau terbeban saat mengikuti pembelajaran. Saya terus melakukan inovasi bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dengan memanfaatkan rumah belajar menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik saya.

Saya belajar secara mandiri dalam melakukan strategi berdiferensiasi konten sesuai dengan pemetaan kebutuhan peserta didik. Seperti menyiapkan video pembelajaran yang saya unggah di youtube, dan juga dari konten yang ada dalam sumber belajar pada rumah belajar. Saya memilih youtube karena peserta didik saya bisa menonton video pembelajaran kapanpun dan dimana saja. Saya juga memperlihatkan benda konkret yang saya integrasikan dengan kearifan budaya lokal, dengan harapan siswa semakin mengenal dan mencintai budaya lokal papua. Saya juga banyak berkolaborasi dengan rekan kerja guru bagaimana membuat presentasi yang menarik. Seperti dengan menggunakan aplikasi canva dan google slide. Penggunaan kedua aplikasi ini membuat presentasi yang saya lakukan lebih menarik sehingga siswa semakin bersemangat dalam mengikuti pelajaran yang saya ajarkan. Hal ini juga berdampak pada keingintahuan lebih dalam dari para peserta didik.

Dalam melakukan strategi diferensiasi proses, akan terlihat manfaatnya saat kerja mandiri dan diskusi kelompok dilakukan. Contohnya pada saat pembelajaran daring dengan menggunakan aplikasi google meet dengan metode breakout room. Ketika menerapkan diferensiasi, maka pembelajaran sosial emosional dalam kesadaran sosial berempati dapat diterapkan juga, bagaimana siswa dapat mengambil sebuah keputusan yang bertanggung jawab dari hasil diskusi kelompok. Siswa juga dapat belajar berkolaborasi dan saya dapat langsung memantau saat diskusi dan memberikan penjelasan kepada siswa yang saat itu belum memahami pokok bahasan diskusinya. Hal ini juga memudahkan saya dalam menyampaikan materi fisika sehingga peserta didik yang lebih cepat memahami tidak merasa bosan, bahkan secara mandiri mereka bisa belajar dan menjadi tutor sebaya bagi teman-temannya yang lain. Dan peserta didik yang membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami materi, merasa diperhatikan oleh gurunya. Saya juga memanfaatkan laboratorium maya pada rumah belajar karena sekolah kami termasuk salah satu sekolah yang kekurangan alat dan bahan untuk praktikum. Dengan demikian peserta didik bisa menggunakannya sebagai alternatif dari kekurangan alat praktikum di sekolah. Siswa dapat aktif melakukan praktikum di laboratorium maya. Hal itu saya lakukan agar semua siswa bisa bahagia dalam pembelajaran yang saya laksanakan. Itulah tujuan Pendidikan yang paling utama. Seperti pemikiran Ki Hajar Dewantara, dimana pendidik sebagai penuntun anak-anak untuk mendapat kebahagiaan dalam belajar sesuai dengan kodrat peserta didik yang disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Walaupun sekolah terdapat di daerah 3T tapi dalam proses pembelajaran tetap mengikuti pembelajaran dengan keterampilan abad-21. Sehingga pembelajaran yang saya lakukan lebih interaktif yang membuat siswa lebih semangat dan termotivasi dalam belajar.

 Strategi diferensiasi yang terakhir yaitu diferensiasi produk. Dalam strategi ini saya menerapkan model project based learning karena pembelajaran ini menggunakan proyek sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Melalui strategi dan model ini sangat terlihat jelas pelaksanaan merdeka belajar yang menjadi tujuan pendidikan. Tagihan tugas yang menjadi hasil atau produk dari pembelajaran yang menjadi salah satu acuan bagi guru dalam menilai peserta didik, apakah mereka sudah dapat memahami atau belum memahami materi yang disampaikan dalam pembelajaran. Peserta didik merdeka untuk memilih model produk, baik berupa video, rekaman dalam bentuk audio, gambar, peta konsep, poster, artikel dan lain-lain. Kebebasan yang diberikan kepada peserta didik ini membuat mereka tidak merasa terbeban. Tetapi mereka bisa mengekspresikan diri dan mengembangkan bakat mereka.

 Dalam melakukan pembelajaran berdiferensiasi membutuhkan komitmen dari saya sebagai pendidik dan juga siswa, apalagi dengan kondisi pandemi saat ini. Sehingga bisa membawa perubahan dalam pencapaian proses pembelajaran dengan hasil yang meningkat. Saya sangat senang dengan pencapaian yang didapat oleh siswa setelah saya melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi. Nilai yang selama ini banyak di bawah KKM dan peserta didik yang mengeluh bahwa pelajaran fisika itu sangat susah, sekarang sudah banyak mengalami peningkatan. Bahkan sekarang mereka berpandangan bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran yang menarik dan menyenangkan. Hasilnya ini terlihat saat penilaian ulangan harian, penilaian tengah semester dan penilaian akhir semester. Hal ini terlihat dari hasil belajar peserta didik yang meningkat. Juga ketika mengikuti ujian sekolah berbasis komputer tidak menjadi beban yang sangat berat bagi peserta didik. Mereka lebih siap untuk mengikuti ujian karena mereka telah memiliki konsep belajar yang benar. Bahwa dalam belajar fisika bukan menghafal banyak rumusnya yang terpenting. Tetapi bagaimana mereka bisa mengetahui konsepnya. Karena ketika siswa mengerti konsep belajar yang benar dengan sendirinya mereka dapat menganalisa pertanyaan dan persamaan mana yang akan digunakan dalam penyelesaiannya.

 Bagi guru yang mengalami masalah yang sama seperti saya dalam pandemi saat ini, khususnya guru yang mengampu mata pelajaran fisika, tidak ada masalah tanpa solusi jika kita memiliki semangat untuk melakukan perubahan yang lebih baik. Maka pembelajaran berdiferensiasi dengan strategi diferensiasi konten, diferensiasi proses, diferensiasi produk dengan memanfaatkan portal rumah belajar dapat menjadi pilihan yang terbaik. Karena sangat berdampak positif untuk peningkatan kemampuan pendidik dalam mengelola pembelajaran dan peningkatan hasil belajar peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi menjadi solusi bagi saya dan rekan guru dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa dan mewujudkan merdeka belajar sebagai tujuan Pendidikan. Dan percayalah setiap guru yang mau berinovasi, pasti akan selalu memiliki ide atau gagasan baru dalam meningkatkan mutu pendidikan. Mari, kita sebagai pendidik dari Ujung Indonesia bagian Barat hingga Ujung Indonesia bagian Timur bergandeng tangan dalam mewujudkan tujuan Pendidikan, yaitu merdeka belajar dengan profil pelajar pancasila.

00

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog