Pernah dengar tentang Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN), Sobat Pintar? Mahasiswa Sekolah Tinggi Sandi Negara belajar apa, sih? Apakah mereka belajar tentang bagaimana menjalankan misi rahasia seperti di film-film agen rahasia yang pernah kamu tonton? Eitts, tunggu dulu. Jangan buru-buru berasumsi sebelum kamu tahu lebih banyak tentang Sekolah Tinggi Sandi Negara, yang sekarang telah menjadi Politeknik Siber dan Sandi Negara.

Sekolah Kedinasan yang Seusia Negeri Kita Tercinta

Photo by Mikhail Nilov on Pexels

Keberadaan Politeknik Siber dan Sandi Negara, atau lebih sering disingkat Poltek SSN, di Indonesia tak lepas dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sebagai penyelenggara pendidikan. Setahun setelah kemerdekaan, tepatnya pada 1946, Indonesia memiliki Bagian Code Kementerian Pertahanan Bagian B. Di tahun berikutnya, pendidikan sandi diselenggarakan dengan sistem magang. Pendidikan sandi di Indonesia disempurnakan di tahun 1950 seiring dengan berdirinya badan/lembaga Djawatan. Di tahun itu, kita punya pendidikan Sandiman dan Juru Sandi.

Dalam perkembangannya, dibukalah pendidikan Ahli Sandi Gaya Baru dengan kurikulum gabungan dari Pendidikan Sandiman dan Pendidikan Ahli Sandi Brevet A pada tahun 1969. Kemudian, Ahli Sandi Gaya Baru berproses menjadi Akademi Sandi Negara (AKSARA) atau Pendidikan Ahli Madya Sandi (PAMS) pada Program D3. Tahun 2002, Akademi Sandi Negara berintegrasi dengan Sekolah Tinggi Sandi Negara dalam penyelenggaraan pendidikan Program D4.

Kuliah di Politeknik Siber dan Sandi Negara

Photo by Vlada Karpovich on Pexels

Pada 2019, Sekolah Tinggi Sandi Negara resmi menjadi Politeknik Siber dan Sandi Negara dengan tiga program studi D4. Mau tahu Sekolah Tinggi Sandi Negara belajar apa? Berikut ini ringkasan dari laman Politeknik Siber dan Sandi Negara.

1. Rekayasa Keamanan Siber (RKS)

Sebagai program studi vokasi atau terapan, setiap SKS mata kuliah Rekayasa Keamanan Siber memuat 40% teori dan 60% praktikum. Seluruhnya ada 144 SKS yang wajib ditempuh dalam empat tahun. Kuliah di Rekayasa Keamanan Siber Poltek SSN artinya kamu belajar tentang rekayasa keamanan jaringan komputer. Setelah lulus, alumni program studi ini akan menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dapat berperan sebagai Network Security Administrator, Cyber Security Awareness Officer, Cyber Security Administrator, Digital Evidence First Responder, Vulnerability Assessment Analyst, ataupun Cyber Security Incident Analyst/Cyber Security Analyst.

2. Rekayasa Kriptografi (RK)

Poltek SSN menawarkan dua peminatan Rekayasa Kriptografi, yaitu Rekayasa Sistem Kriptografi dan Rekayasa Perangkat Lunak Kriptografi. Alumni program studi ini akan menjadi Aparatur Sipil Negara di bidang persandian.

3. Rekayasa Perangkat Keras Kriptografi (RPK)

Program Studi Rekayasa Perangkat Keras Kriptografi Poltek SSN fokus pada pengembangan Embedded System Computer Engineering, Cryptographic Hardware Engineering, dan Cyber Physical System. Kuliah di program studi ini memberimu kesempatan untuk belajar tentang Hardware Security Engineering, Rancang Bangun Perangkat Keamanan bidang Siber dan Kripto, Information Security, Critical Infrastructure Protection, Quantum Kriptografi, dan lain sebagainya. Alumni Rekayasa Perangkat Keras Kriptografi Poltek SSN memiliki kemampuan untuk membuat pertahanan siber yang tangguh dan menguasai berbagai keterampilan di bidang teknologi informasi yang lain. Selain menjadi teknisi dan perekayasa perangkat keras modul kripto, mereka bisa menjadi penyuluh keamanan informasi/informasi siber, asisten peneliti, dan akademisi dengan status sebagai Aparatur Sipil Negara.

Ikatan Dinas dengan Badan Siber dan Sandi Negara

Photo by Christina Morillo on Pexels

Kenapa prospek kerja Sekolah Tinggi Sandi Negara adalah menjadi Aparatur Sipil Negara, seperti telah disebutkan di atas? Begini, Sobat Pintar. Jika lulus seleksi dan memenuhi syarat masuk Sekolah Tinggi Sandi Negara (Poltek SSN), kamu diharuskan menandatangani Surat Perjanjian Ikatan Dinas Belajar.

Konsekuensinya, kamu dibebaskan dari seluruh biaya Sekolah Tinggi Sandi Negara. Biaya pendidikan maupun biaya tinggal di Poltek SSN seluruhnya ditanggung oleh negara. Kemudian, kamu diharuskan bekerja di lingkungan Badan Siber dan Sandi Negara atau instansi pemerintah yang lain setelah lulus kuliah.

Sebagai Aparatur Sipil Negara, gaji lulusan Sekolah Tinggi Sandi Negara mengikuti Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun 2019. Sarjana Terapan dari D4 Poltek SSN berhak atas gaji pokok golongan IIIa sebesar Rp2.579.400,00 per bulan, belum termasuk tunjangan kinerja, selama masa kerja tahun pertama.

Syarat Masuk Politeknik Siber dan Sandi Negara

Photo by Vlad Bagacian on Pexels

Menjalani Ikatan Dinas kemudian menjadi Aparatur Sipil Negara memang terasa kurang cocok buat sebagian orang. Tapi kalau kamu oke-oke saja, kenapa tak mengikuti pendaftaran Sekolah Tinggi Sandi Negara, Sobat Pintar? Pasti ada dari kalian yang memenuhi syarat masuk Sekolah Tinggi Sandi Negara, seperti:

- Lulusan SMA/MA IPA

- Lulusan SMK Teknik Elektronika (Teknik Audio Video, Teknik Elektronika Industri, Teknik Elektronika Daya dan Komunikasi)

- Lulusan SMK TI Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi (Rekayasa Perangkat Lunak, Teknik Komputer dan Jaringan, Sistem Informatika, Jaringan dan Aplikasi)

- Nilai Matematika dan Bahasa Inggris minimal 80 di semester IV dan V

- Usia minimal 17 tahun dan tak lebih dari 21 tahun pada tahun mendaftar

- Tidak buta warna, tidak bertato/bertindik kecuali ketentuan agama/adat

- Belum menikah (surat keterangan Lurah) dan bersedia tidak menikah selama mengikuti pendidikan

- Tidak pernah drop out (DO) dari Poltek SSN/sekolah kedinasan lain

- Tidak sedang menjalani Ikatan Dinas dengan instansi lain.

Pendaftaran Sekolah Tinggi Sandi Negara 2021 berlangsung selama bulan April. Jika Sobat Pintar memenuhi seluruh syarat masuk Sekolah Tinggi Sandi Negara dan ingin mengikuti pendaftarannya, jangan sampai lengah dan pantau terus pengumuman pendaftaran sekolah atau perguruan tinggi kedinasan sekitar bulan tersebut di 2022 nanti, ya!

Sumber:

poltekssn.ac.id