APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

Struktur Kurikulum Merdeka Belajar SMP

Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar pada jenjang SMP yang masuk fase D

Foto oleh Thirdman dari Pexels

Penerapan kurikulum merdeka di sekolah sebagai salah satu upaya pemerintah untuk memulihkan pembelajaran setelah terjadinya wabah pandemi covid 19. Kurikulum Merdeka Belajar belum wajib dilaksanakan oleh seluruh sekolah-sekolah di Indonesia. Pada tahun 2022 ini, pemerintah belum mewajibkan seluruh sekolah di Indonesia untuk menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar. Sekolah-sekolah diberikan kebebasan untuk memilih untuk memilih 3 kurikulum seperti kurikulum 2013, kurikulum darurat, dan Kurikulum Merdeka Belajar. 

Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Kurikulum Merdeka Belajar

Keunggulan Kurikulum Merdeka

Berikut ini adalah keunggulan yang dimiliki oleh Kurikulum Merdeka Belajar dikutip dari laman Direktorat Sekolah Menengah Pertama:

1. Lebih sederhana dan mendalam

Kurikulum Merdeka Belajar lebih berfokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Diharapkan proses pembelajaran akan menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru, dan menyenangkan.

2. Lebih merdeka

Bagi peserta didik, khususnya jenjang SMA, tidak ada program peminatan. Peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Guru diharapkan mengajar sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta didiknya. Sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.

3. Lebih relevan dan interaktif

Pembelajaran yang dilakukan melalui kegiatan proyek memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.

Kurikulum Merdeka Jenjang SMP/MTs

Kurikulum merdeka SMP mengacu pada Kepmendikbud Nomor 56  Tahun 2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran yang menyatakan bahwa pengembangan kurikulum satuan pendidikan mengacu pada Kurikulum Merdeka untuk pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah secara umum. Bentuk kurikulum merdeka belajar smp yang masuk dalam fase D, seperti juga pada jenjang PAUD, SD, dan SMA, terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut ini:

1. Kegiatan intrakurikuler

2. Projek penguatan profil pelajar Pancasila

Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum Merdeka ini dituliskan secara total dalam satu tahun dan juga dilengkapi dengan saran alokasi jam pelajaran jika disampaikan secara reguler/mingguan. Jumlah jam mengajar atau jumlah total jam pelajaran tidak mengalami perubahan yang signifikan. Akan tetapi Jam Pelajaran (JP) untuk setiap mata pelajaran akan dialokasikan untuk dua kegiatan pembelajaran yaitu pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Memang jika dihitung-hitung, Jam Pelajaran (JP) kegiatan belajar rutin di kelas (intrakurikuler) saja seolah-olah jam pelajarannya berkurang jika dibandingkan dengan Kurikulum 2013. Namun yang harus Guru Pintar pahami adalah selisih jam pelajaran tersebut dialokasikan untuk projek penguatan profil Pelajar Pancasila.

Jumlah Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMP

Untuk kelas VII dan kelas VII, asumsi satu tahun adalah 36 Minggu dengan 1 Jam Pelajaran (JP) adalah 40 Menit. Sedangkan untuk kelas IX, asumsi satu tahun adalah 32 Minggu dengan 1 Jam Pelajaran (JP) adalah 40 Menit.


Keterangan:

* Diikuti oleh Peserta Didik sesuai dengan Agama yang dianut masing-masing.

** Satuan pendidikan menyediakan minimal satu jenis seni atau Prakarya (Seni Musik,   Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, dan/atau Prakarya). Peserta Didik memilih satu jenis seni atau Prakarya ( (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, atau Prakarya).

*** Paling banyak 2 JP per minggu atau paling banyak 72 JP per tahun.

**** Total JP tidak Termasuk Muatan lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.

struktur kurikulum merdeka SMP/MTS lebih fleksibel dan berpihak pada siswa
Keterangan:

* Diikuti oleh Peserta Didik sesuai dengan Agama yang dianut masing-masing.

** Satuan pendidikan menyediakan minimal satu jenis seni atau Prakarya (Seni Musik,   Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, dan/atau Prakarya). Peserta Didik memilih satu jenis seni atau Prakarya ( (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, atau Prakarya).

*** Paling banyak 2 JP per minggu atau paling banyak 64 JP per tahun.

**** Total JP tidak Termasuk Muatan lokal dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.

Kurikulum 2022 SMP yang menggunakan kurikulum Merdeka, Projek penguatan profil pelajar Pancasila dilaksanakan dengan melatih peserta didik untuk menggali isu nyata di lingkungan sekitar dan berkolaborasi untuk memecahkan masalah tersebut. Hal ini adalah mengapa alokasi waktu tersendiri sangat dibutuhkan guna memastikan projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dapat berjalan dengan baik. 

Untuk muatan lokal, satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat menambahkan muatan tambahan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing. Satuan pendidikan dan/atau daerah dapat mengelola kurikulum muatan lokal secara fleksibel. Muatan lokal yang diselenggarakan di setiap satuan pendidikan dapat dilakukan melalui tiga metode yaitu:

1. Mengintegrasikan muatan lokal ke dalam mata pelajaran lain

2. Mengintegrasikan muatan lokal ke tema proyek penguatan profil Pancasila

3. Mengembangkan mata pelajaran khusus muatan lokal yang berdiri sendiri sebagai bagian dari program intrakurikuler.

Kurikulum 2022 untuk smp, kurikulum merdeka, mata pelajaran Informatika menjadi mata pelajaran wajib, sedangkan mata pelajaran Prakarya menjadi salah satu pilihan bersama mata pelajaran Seni (Seni Musik, Seni Tari, Seni Rupa, Seni Teater).  Mata pelajaran Informatika berisi berbagai kompetensi untuk menunjang keterampilan berpikir kritis dan sistematis pesrta didik supaya dapat menyelesaikan beragam permasalahan umum.

Dalam kurikulum Merdeka ini, ketuntasan hasil belajar tidak lagi diukur dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang berupa nilai kuantitatif. Asesmen formatif pada pembelajaran dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi ketercapaian tujuan pembelajaran. 

Capaian belajar dapat diidentifikasi melalui ketercapaian tujuan pembelajaran. Guru akan diberikan keleluasaan untuk menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan karakteristik kompetensi pada tujuan pembelajaran dan aktivitas pembelajarannya. Selain itu, peserta didik dapat melanjutkan ke kelas selanjutnya sesuai dengan potret ketercapaian tujuan pembelajaran tersebut.

Bagaimana peran orang tua? Dukungan dari orang tua menjadi salah satu kunci keberhasilan penerapan Kurikulum Merdeka belajar. Orang tua dapat menjadi teman dan pendamping belajar bagi anak. Bagaimana caranya? Dengan memahami kompetensi yang perlu dicapai anak pada fasenya dan banyak berkomunikasi dengan guru yang mengajar di sekolah. 

Baca juga: Perbedaan Kurikulum Cambridge dan Kurikulum Nasional

 

10

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog