APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

kampus_pintar_v3

Punya Kesempatan Kerja di Luar Negeri

avatar penulis

Fikha Ardiani

7 September 2018

header image article

Photo by Chaitanya Tvs on Unsplash

MALANG - Akademi Kebidanan (Akbid) Wijaya Kusuma menggelar wisuda angkatan ke- 9, Kamis (6/9). Perguruan tinggi kesehatan yang terakreditasi baik itu, terus berkomitmen meluluskan calon bidan handal dan mandiri. Karena itulah wisudawan Akbid Wijaya Kusuma mampu bersaing secara kompetitif, bahkan bisa berwirausaha sendiri.
“Semua lulusan kebidanan, tak semuanya menjadi bidan. Bahkan lulusan dapat mengembangkan kompetensinya dengan jiwa entrepreneurship yang telah dibekali dari kampus,” ujar Direktur Akbid Wijaya Kusuma, Drs Djoko Hirtono SSTf MSi kepada Malang Post.
Sejak awal, target Akbid Wijaya Kusuma yakni pembentukan SDM unggul dan mandiri. Sehingga, tak sedikit lulusan yang juga mengambil peluang dengan berwirausaha alat kesehatan. Bekal enterpreneur juga penting diberikan untuk membentuk mindset kemandirian pada calon bidan. 
“Bidan mandiri dapat diwujudkan dengan praktik mandiri. Terlebih, produk bidan banyak dihasilkan. Daripada kerja ikut swasta, mending membuka praktik sendiri di rumah,” tandasnya.
Djoko mengaku, sebagian besar lulusan Akbid Wijaya Kusuma telah tersebar di beberapa institusi dan rumah sakit. Terlebih input mahasiswa yang berasal dari berbagai wilayah yang memungkinkan kembali ke daerah asal untuk mengabdikan diri. Selain itu, beberapa di antaranya juga berkesempatan bekerja di luar negeri. 
“Akbid Wijaya Kusuma memiliki keunggulan dengan ikatan kerja ke empat negara yang tentunya dimanfaatkan lulusan untuk menjalani link and match program selama tiga bulan,” terangnya.
Menurut dia, menjadi bidan bukanlah profesi yang main-main terlebih berpacu dengan nyawa manusia. Sehingga dalam penerapannya, mahasiswa benar-benar menjalani Tri Dharma Perguruan Tinggi secara maksimal untuk mengembangkan ilmu kebidanannya. Setidaknya, mahasiswa kebidanan dapat lulus setelah membantu penanganan kasus kelahiran partus (normal) pada 35 pasien.
“Mahasiswa akan menjalani praktik klinik kebidanan minimal total tujuh bulan baik ke rumah sakit, klinik, atau puskesmas. Bahkan setelah lulus, kampus siap mencarikan tempat magang,” tutur pria asli Solo ini.
Akbid Wijaya Kusuma telah menjadi perguruan tinggi swasta berprestasi pada empat bidang penilaian. Mulai dari tata kelola kelembagaan dan kerjasama, pendidik dan tenaga kependidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta pembelajaran dan kerjasama sejak 2015 oleh Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah VII.Memiliki 12 dosen tetap yang semuanya lulusan S2 menjadi salah satu syarat yang terlampaui sebagai institusi yang mumpuni. Menjaga rasio yang seimbang antara dosen dan mahasiswa menjadi kunci kualitas lulusan. Didukung dengan gedung milik sendiri yang dilengkapi delapan laboratorium membuat mahasiswa unggul dan berkompeten. 
“Proses akreditasi dilakukan sebanyak dua kali dengan nilai B. Setiap tahun ada pengawasan dan pembinaan dari lembaga profesi di Jakarta. Tentu akreditasi unggul terus kami kejar,” tandasnya.
Perguruan tinggi yang telah berdiri sejak 2006 ini telah mendapat pengakuan tingkat regional. Sehingga pada 2020 terus dievaluasi untuk maju ke tingkat nasional. Dengan biaya terjangkau berupa SPP paling murah Rp 300 ribu per bulan dan beasiswa dari yayasan dan kopertis senilai Rp 3,8 juta per semester dan seragam gratis menjadi daya tarik mahasiswa. Mahasiswa juga mendapat tablet gratis sehingga dengan 70 persen praktik dan 30 persen teori menerapkan pembelajaran paperless.
“Saya selalu berpesan agar menjadi bidan yang sukses dengan menerapkan 50 persen sugesti, 25 persen ketepatan diagnose, dan 25 persen obatnya. Maka penting untuk bidan membangun kepercayaan pada pasien untuk kenyamanan pelayanan,” imbuh pria yang mengajar mata kuliah anatomi ini. (ita/sir/van)
 
https://malang-post.com/pendidikan/punya-kesempatan-kerja-di-luar-negeri