APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

kampus_pintar_v3

Politeknik Al-Islam Gandeng Unisba Selenggarakan Pesantren, Tenaga Medis Harus Melek Hukum

avatar penulis

Anggi Maulinda

23 November 2018

header image article

Photo by Chaitanya Tvs on Unsplash

Pengetahuan tentang ilmu hukum dan kemanusiaan dilingkup kesehatan disamping nilai agama, merupakan satu kesatuan dan menjadi pedoman utama yang harus dimiliki oleh seorang tenaga medis. Dalam menjalankan tugasnya, seorang tenaga medis  perlu diatur oleh hukum mengingat kondisi korban yang bisa dilihat dari berbagai dimensi.

Demikian disampaikan Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H. saat menyampaikan materi, “Aspek Hukum dan Etika Dalam Pelayanan Kesehatan” dalam kegiatan Pesantren Ahli Madya Politeknik Al-Islam Bandung di Kampus II Unisba Ciburial, Kamis (29/06). Pesantren ini merupakan kerjasama antara LSIPK (Lembaga Studi Islam dan Pengembangan Kepribadian) Unisba dengan Politeknik Al-Islam Bandung dan berlangsung selama tiga hari mulai 28 Juni s.d. 30 Juni 2018.

“Perlunya aturan hukum bagi tenaga medis karena kedudukan pasien yang lemah. Selain itu sebagairule of the games dalam berperilaku, tujuannya untuk ketertiban, kedamaian dan keadilan, serta tujuan lainnya,” terang Rektor.

Dalam masyarakat modern yang sangat kompleks kehadiran hukum sangat diperlukan, termasuk di dalamnya untuk mengatur kalangan profesional serta perlindungan masyarakat. Seorang ahli madya, kata Rektor, harus mengerahkan segenap kemampuan dan keahliannya dalam melaksanakan tugas kepada pasien. Selain itu, harus memberikan pelayanan prima dan terbaik dalam lingkup profesionalnya sebagai kewajiban pelayan kesehatan, karena adanya ikatan hukum antara pasien dan rumah sakit.

Seorang tenaga medis yang profesional, harus memiliki keterampilan berdasarkan pengetahuan teoritis, memerlukan pendidikan dan pelatihan, uji kompetensi, organisasi, kepatuhan terhadap kode etik dan layanan altruistik. Keterampilan tersebut, kata Rektor, dapat diraih di bangku kuliah.

Rektor berharap, para tenaga medis dapat memegang teguh kode etik dan dapat melaksanakan tugas sebaik–baiknya dengan ilmu yang cakap. Sebagai calon alumni yang akan membawa almamater berlabelkan Islam. “Saat menjadi pegawai baik di rumah sakit Islam maupun rumah sakit umum, para tenaga medis ini  harus bisa menjaga perilaku sebagai pegawai muslim karena akan terbawa ke masyarakat,” tegas Rektor.

Rektor mengungkapkan, program pesantren ini sangat bagus untuk memberikan pembekalan dengan ilmu agama sesuai dengan lingkup pekerjaan. “Melalui pesantren ini diharapkan akan ada perubahan sikap dan perilaku, artinya akhlak menjadi lebih baik. Semoga Saudara dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik dan kegiatan ini dapat memberikan manfaat serta meningkatkan kualitas pembelajaran dan pelayanan Saudara kelak,” harapnya.

Sementara itu, Ketua LSIPK Unisba, Dr. H. M. Wildan Yahya, Drs., M.Pd., mengungkapkan, pesantren ini diikuti 151 orang yang terdiri dari 70 orang laki-laki dan 81 perempuan. Jumlah ini terdiri dari Prodi Administrasi Rumah Sakit sebanyak 25 orang, Prodi  Radio Diagnostik & Radio Terapi sebanyak 102 orang dan Prodi  Terapi Wicara 24 orang.

Materi yang diberikan dalam pesantren ini meliputi Etika Pelayanan Kesehatan, Perspektif Hukum Positif, Placement Test kemampuan baca Al-Qur’an dan Ibadah, Akidah dan Implementasinya dalam Kehidupan Sehari-hari, Thaharah, Mandi Janabah, Praktek Wudhu & Tayammum, Makna Maqahsid Syariah dalam Pelayanan Kesehatan, Shalat dalam Keadaan Sakit, Akhlak Terhadap Orang Tua, Etika Pelayanan Kesehatan dalam Islam, Problematika & Solusi dalam Pelayanan  Kesehatan, Tutorial, Bimbingan Muslimah, Hafalan Surat-Surat Pendek, Teori & Praktek Pemulasaran Jenazah, Kriteria Aliran Sesat Menurut MUI, Doa-Doa yang Menjadi Amalan Paramedis dan Etika Berpakaian dalam Islam.

“Semoga pesantren ini dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang  diharapkan bersama antara Unisba dan Politeknik Al-Islam Bandung,” kata Pak Wildan.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Politeknik Al-Islam Bandung, dr. Hj. Nieke Resmiati S., MARS., mengungkapkan, rasa terima kasihnya atas kesempatan yang diberikan Unisba untuk dapat kembali menggunakan fasilitas Kampus II Unisba Ciburila dalam kegiatan Pesantren Ahli Madya Politeknik Al-Islam Bandung.  Dalam pelaksanaan Pesantren, lanjut Bu Direktur, semula pihaknya bekerjasama dengan beberapa pesantren, hingga ke luar kota (Purwakarta)  dan bekerjasama dengan Pondok Pesantrean Al-Falah Cicalengka. “Alhamdulillah kami sudah 3 tahun ini bekerjasama dengan Unisba dalam penyelenggaraan kegiatan pesantren ini,“ katanya.

Pesantren ini merupakan program yang wajib diikuti oleh mahasiswa Politeknik Al-Islam Bandung yang akan menyelesaikan studinya. Kegiatan ini merupakan puncak keagamaan dalam rangka membekali dan memberikan gambaran kepada para lulusan, bagaimana mengaktualisasikan keilmuan yang diperoleh dalam kehidupan nyata sebagai ilmuwan atau praktisi sebagai landasan nilai Islam yang ditugaskan dalam dirinya, sehingga lulusannya tidak hanya cerdas secara intelektual tapi juga cerdas secara emosional dan spiritual.

Bu Direktur berharap, pesantren ini dapat dilaksanakan dengan baik dan kerjasama yang dijalin dengan Unisba dapat lebih ditingkatkan.