APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

kampus_pintar_v3

UNIB dan University of Oxford Kolaborasi Penelitian Bahasa Enggano

avatar penulis

Azrul Prayoga

17 March 2020

header image article

Photo by Chaitanya Tvs on Unsplash

Berbagai MoU (Memorandum of Understanding) Universitas Bengkulu (UNIB) dengan sejumlah universitas di luar negeri terus menunjukkan keberlanjutan yang signifikan. Teranyar, MoU UNIB dengan University of Oxford UK, ditindaklanjuti dengan kegiatan kolaborasi riset tentang Bahasa Daerah Bengkulu, khususnya Bahasa Enggano.

Mengawali kerjasama penelitian ini, Prof. Mary Darymple dari University of Oxford UK telah bertemu dan melakukan pembahasan dengan Tim Peneliti dari UNIB yaitu Dr. Arono, Dr. Irma Diani, Dr. Wisma Yunita dan beberapa dosen peneliti lainnya dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP UNIB.

Kolaborasi riset ini juga melibatkan peneliti dari Australian National University dan didukung juga oleh Balai Bahasa Bengkulu.

Ketua Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kerjasama dan Layanan Internasional (KSLI) atau International Office UNIB, Yansen, Ph.D mengatakan, pertemuan dan pembahasan awal kolaborasi riset ini telah dilaksanakan tanggal 23 Januari 2020, untuk mematangkan rencana penelitian dan menyusun agenda kegiatan yang akan dilakukan.

Dalam pertemuan tersebut hadir Wakil Dekan Bidang Akademik FKIP UNIB Prof. Bambang Sahono, Ketua Program S2 Bahasa Inggris Prof. Safnil, Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Dr. Dedi Sofyan dan Sekretaris Jurusan Agus Joko Purwadi, M.Hum, serta beberapa dosen lainnya.

“Riset yang dilakukan adalah terkait Bahasa Enggano sebagai salah satu bahasa yang terancam punah. Penelitian ini merupakan penelitian yang penting dalam mengkaji bahasa-bahasa lokal yang ada di Indonesia,” ujar Yansen kepada Tim Humas, Selasa (28/1/2020).

Tambah Yansen, dalam pertemuan juga dibahas bahwa hasil riset harus memberikan dampak dalam penyelamatan bahasa melalui pengajaran di sekolah-sekolah.

“Bahasa Enggano merupakan warisan budaya Bangsa Indonesia. Maka hasil riset juga harus menjadi kekayaan intelektual bangsa Indonesia,” tukasnya.

(unib.ac.id)