APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

kampus_pintar_v3

Rektor UKAW Bilang Hoax dan Plagiarisme Harus Bebas dari Dunia Kampus

avatar penulis

Anita cahyaningrum

21 February 2018

header image article

Photo by Chaitanya Tvs on Unsplash

Hoax dan plagiarisme harus bebas dari dunia kampus. Kampus tidak mengajarkan mahasiswa ataupun dosen menyebarkan hoax dan plagiarisme.

Sehingga forum literasi harus menghasilkan sesuatu guna melawan hoax dan plagiarisme.

Fungsi perpustakaan harus dioptimalkan sehingga kita bisa mengakses buku dari perpustakaan.

"Kita sebagai akedmisi, mahasiswa tentu paham berbagai persoalan yang terjadi sekarang. Zaman sekarang mahasiswa, dosen dan semua kalangan sudah meninggalkan perpustakaan sebagai pusat informasi," ungkap Rektor UKAW, Frankie J. Salean, saat membuka kegiatan seminar nasional dan forum literasi, dikampus UKAW, Senin (4/12/2017).

Rektor Frankie Salean, mengatakan, generasi saat ini yang disebut sebagai generasi milenial mulai meninggalkan dunia bacaan yang berbentuk fisik. Generasi saat ini lebih tergiur ke arah digital.

"Hoax dan plagiarisme tentu harus dilawan dan kampus harus bertanggungjawab soal itu. Tingkat literasi harus dioptimalkan sehingga hoax dan plagiarisme dikalah," ungkapnya.

Ia mengatakan, tingkat literasi membaca, menulis, menghitung, menganalisis harus ditingkatkan.

"Kita budayakan baca, tulis, berpikir untuk menangkal hoax dan plagiarisme. Saya berharap kegiatan ini dapat menambah wawasan kita untuk menangkal hoax dan kampus bebas dari plagiarisme," ungkapnya.

Sementara Dr. Mesakh Dethan dalam paparannya mengatakan, situasi saat ini Indonesia dengan literasi terendah didunia. Ini sangat prihatin.

"Budaya membaca, menulis, menganalisis sudah berkurang. Manipulasi informasi yang ada meningkat. Sehingga dunia pendidikan harus bisa menangkal ini," ungkap Dr. Mesakh Dethan.

Ia mengatakan, orang Kristen dipanggil untuk menyebarkan informasi yang benar bukan hoax dan bukan prilaku plagiarisme.

"Sekarang itu dunia pendidikan mulai dari tingkat yang terendah diwarnai plagiarisme, siswa SD, SMP, Mahasiswa, Dosen bahkan guru besar terjebak dalam plagirisme. Dari sisi teologi Kristen, kita dipanggil untuk membudayakan sifat membaca, menulis dan berpikir. Karena itu semua merupakan panggilan iman," ungkap Dr. Mesakh Dethan.

 

Sumber : http://kupang.tribunnews.com