APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

kampus_pintar_v3

LP2M UMA Pamerkan Inovasi Bibit Pisang Unggul

avatar penulis

Fikha Ardiani

29 January 2018

header image article

Photo by Chaitanya Tvs on Unsplash

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Medan Area (UMA) memamerkan hasil-hasil riset dan inovasinya pada pameran yang merupakan rangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) 2018, di Gelanggang Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU), 16-17 Januari 2018.

Kepala LP2M UMA Dr Ir Suswati MP didampingi Kabag Humas UMA Ir Asmah Indrawati MP,   mengatakan dalam pameran tersebut, LP2M UMA antara lain memamerkan bibit pisang unggul Fhia-17 yang dikembangkan secara kultur jaringan.

Selain itu, UMA memamerkan pupuk hayati produk mikoriza indigenous pisang. “Kelebihan pupuk hayati ini berfungsi meningkatkan produksi tanaman pisang sekaligus meningkatkan ketahanan tanaman dari hama dan penyakit,” kata peneliti pisang yang sering menjadi narasumber di dalam dan luar negeri ini.

Dijelaskannya, berdasarkan hasil penelitian LP2M UMA, tanaman pisang Fhia-17 yang diberi pupuk hayati  produk mikoriza indigenous pisang ternyata hasilnya sangat mengangumkan.

Panjang tandan pisang Fhia-17 yang diberi pupuk hayati produk mikoriza indigenous mencapai 2,2 meter atau rata-rata 19 sisir,” kata dosen Fakultas Pertanian UMA ini.

Selain itu, pisang Fhia-17 mampu memproduksi 30-45 ton per hektare dengan tinggi tanaman berkisar 2-2,5 meter.

Usia berbuahnya selama sembilan bulan dan dapat dipanen berkisar 10-11 bulan. Pisang ini dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah dan medium.

“Kami sudah mengembangkan tanaman pisang Fhia-17 seluas tiga hektare di lahan percontohan milik UMA yang berlokasi di Kampus UMA Jalan Kolam Medan sebagai praktikum mahasiswa. Kami  juga mengembangkan tanaman pisang Fhia-17 di Desa Kutalimbaru, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang. Hasilnya memuaskan,” tutur Suswati.

Selain memamerkan bibit unggul dan pupuk hayati, kata Suswati, LP2M UMA juga mengenalkan kepada masyarakat hasil olah buah (diversifikasi) buah pisang. Dalam pameran Kemenristekdikti itu, kami memamerkan kripik pisang dan tri sambal lado.

Selama pameran berlangsung, katanya, hasil inovasi UMA mendapat perhatian dari pengunjung. “Alhamdulillah, stan UMA di pameran itu ramai dikunjungi. Pengunjung juga banyak memesan bibit unggul pisang Fhia-17 dan makanan olahan dari pisang hasil inovasi kami,” ungkap Suswati

(www.uma.ac.id)