Insecure, Harus Bagaimana ketika Duniamu Berasa Rimba?
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
apa itu insecure, Photo by boram kim on Unsplash
Apa itu insecure? Kita cukup sering mendengar atau membaca kata ini, tapi sudahkah benar-benar tahu apa yang dimaksud dengan insecure?
Insecure adalah sebuah istilah yang secara umum digunakan untuk menggambarkan perasaan tak aman dengan keadaan diri sendiri. Tapi tak semua orang menyadari bahwa dia sebenarnya merasa insecure. Terkadang kita hanya merasa gelisah, tak percaya diri, atau sekedar merasa malu. Padahal jauh di dalam sana, barangkali kesehatan mental yang sedang kita pertaruhkan.
Photo by Joice Kelly on Unsplash
Dari pengertian insecure di atas, kita memahami bahwa insecure adalah sebuah emosi, sesuatu yang kita rasakan. Penyebab insecure bermacam-macam, bisa berasal dari:
Lingkungan sekitar, baik keluarga maupun teman, bisa membuat kita merasa lebih baik atau, sebaliknya, lebih buruk dalam berbagai keadaan. Angka tujuh di rapor, misalnya, bisa mendatangkan pujian atau kekesalan dari orang tua. Potongan rambut baru juga bisa mendatangkan pujian atau komentar pedas dari teman. Yang pasti, penyebab insecure berasal dari terulangnya pengalaman negatif yang kita rasakan dari setiap orang di sekitar kita.
Insecure dalam psikologi erat kaitannya dengan diri sendiri. Ketika memiliki perasaan insecure artinya kita merasa inferior atau rendah diri. Penyebab self esteem yang rendah bisa jadi dikarenakan tanggapan negatif yang terus-menerus diterima sejak kecil. Lambat laun, minimal, kita meyakini kata-kata negatif itu. "Oh iya, mungkin aku memang bodoh," misalnya.
Photo by Claudia Wolff on Unsplash
Telah disebutkan di awal, insecure itu tak selalu dengan mudah kita sadari. Namun kita masih bisa mendeteksi keberadaannya, Sobat Pintar. Kepribadian insecure biasanya tak lepas dari kebiasaan:
Saat membandingkan, kita cenderung melihat orang lain memiliki segudang kelebihan. Sementara saat melihat diri sendiri, kita hanya menemukan kekurangan. Alhasil, kita pun semakin minder dan self esteem kita semakin jatuh terpuruk.
Buat mengakali rasa minder, kita pun melakukan segala upaya agar mendapatkan pengakuan dari orang lain. "Eh, kamu cantik kalau kurusan," misalnya. Timbulnya perasaan insecure artinya kita menganggap pujian orang lain itu segala-galanya. Padahal apa sih sebenarnya tujuan kita menjaga berat badan dan mengatur pola makan? Biar tetap sehat, bukan?
Pertemuan dengan siapapun berpotensi ancaman saat kita merasa insecure. Apalagi kalau sudah ada yang bilang, "Itu lho, anaknya Tante Mia baru menang Olimpiade Fisika. Kamu kok begini-begini doang?" Rasanya self esteem kita terjun bebas nggak, sih? Padahal, satu saja jerawat yang nongol di jidat sesaat sebelum ketemu gebetan sudah cukup membuat kita merasa insecure sampai menggagalkan rencana meet up. Iya, nggak?
Kita cenderung merasa aman dan nyaman dengan sesuatu yang familier. Misalnya, kita terbiasa belajar dengan mendengarkan penjabaran dari guru selama berjam-jam. Saat harus belajar secara mandiri dari rumah, kita merasa frustrasi karena harus mengatur waktu sendiri, mencari bahan belajar sendiri, dan seterusnya. Berada dalam situasi baru yang tak menyenangkan ini membuat kita merasa insecure, hingga mengancam kesehatan mental kita.
Photo by JillWellington on Pixabay
Setiap kita punya alasan masing-masing untuk merasa insecure. It's okay. The feeling is real. Akan tetapi, kita nggak boleh terus-terusan merasa insecure karena, telah disebutkan di atas, dapat mengancam kesehatan mental kita sendiri. Lantas, bagaimana cara mengatasi insecure?
Mungkin memang ada angka tujuh di rapormu. Tapi ada angka sembilan juga, kan? Dan angka sembilanmu tak harus di mata pelajaran yang sama dengan Sobat dekatmu. Setiap kita punya kelebihan masing-masing. Biarpun ada jerawat di jidat, tapi senyummu manis, kok. Jadi, fokus saja pada apa kelebihanmu dan berpikir positif tentang diri sendiri.
Setiap kita itu unik. Buktinya, sidik jari kita tak ada yang sama! Jadi, berhenti membuang waktu dan energi dengan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Demi menjaga kesehatan mental diri sendiri, mulai buat batasan dan abaikan suara-suara yang terus membandingkanmu dengan anaknya Tante Mia.
Birds of a feather flock together. Minat, hobi, kebiasaan, bahkan kepribadian dan karakter kita dipengaruhi oleh orang-orang di sekitar kita. Jadi, kenapa kita tak memilih orang-orang yang positif di sekitar kita agar kita pun mendapatkan dampak yang positif? Dengan kata lain, kepribadian insecure dapat disebabkan oleh orang-orang toxic di sekitarnya.
You're responsible for your own happiness. Tak perlu menyalahkan siapapun atas kata-kata atau perbuatan toxic yang dialamatkan pada kita. Again, fokus pada diri sendiri dan berpikir positif. Temukan passion-mu, cari tahu apa yang Sobat suka kerjakan. The more you like yourself, the less you'll feel insecure.
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog