Lebih Matang: Perbaiki 4 Kebiasaan Ini
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Lebih Matang: Perbaiki Empat Kebiasaan Ini
How old are you, Sobat Pintar? You're most likely teens at high school, aren't you? Teens atau usia belasan tahun ini biasa disebut sebagai usia remaja – tak asing dengan istilah ini, bukan?
Sebagai remaja, berada pada masa peralihan antara anak-anak menuju dewasa, terkadang tak mudah. Tak hanya perubahan fisik, tapi perkembangan emosional, mental, dan sosial juga menjadi tantangan tersendiri. Apalagi, kebiasaan kita pada masa remaja dapat terbawa hingga masa dewasa nanti.
Kebiasaan positif memang harus terus kita kembangkan, tapi bagaimana dengan kebiasaan negatif? Betapa suramnya masa dewasa awal nanti bila kebiasaan negatif berikut ini tetap terbawa. Lantas, apa saja kebiasaan negatif yang sebaiknya dipangkas sedari sekarang?
1. Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Masing-masing kita memiliki kelebihan sendiri yang tak sama dengan orang lain. Barangkali, misalnya, Sobat Pintar mudah sekali belajar bahasa, hingga terus saja tertarik belajar berbagai bahasa asing. Sementara itu, teman baikmu telah menjuarai beberapa olimpiade Fisika, tapi kurang tertarik untuk belajar bahasa.
Apakah Sobat akan merasa rendah diri karena sedari dulu tak pernah mendapat nilai bagus dalam matapelajaran Fisika? Tak perlu, Sobat! Bila Fisika masih menjadi matapelajaran wajib, kerjakan saja sebaik mungkin – tak perlu dimusuhi, tapi juga tak perlu dipelajari siang malam.
Yang perlu dicatat, masing-masing kita memiliki kehebatan dalam bidang tertentu. Menjadi juara olimpiade Fisika memang keren, tapi menguasai beberapa bahasa asing sekaligus juga tak kalah keren, kok! Kita hanya berbeda, bukan berarti yang satu lebih baik dari yang lain.
2. Melakukan Hal-Hal yang Kurang Berguna
Yes, we only live once. Tapi bukankah ini juga berarti bahwa kita tak punya banyak waktu untuk memperbaiki kesalahan yang kita lakukan?
Contoh ekstrimnya, seorang remaja yang melakukan tindak kriminal pencurian karena ingin mengumpulkan sejumlah uang untuk jalan-jalan keliling Indonesia – atau dunia. Ya, hidup memang cuma sekali, jadi betapa disayangkannya bila kita tak menjelajah dan mengenal tempat-tempat lain.
Tapi dengan cara yang salah, bukankah tindak kriminal tersebut berisiko penjara? Bila harus ditebus dengan penjara, bukankah tahun-tahun itu akan terbuang sia-sia? Teman-teman sebaya yang lain kuliah, merantau, bertemu orang-orang baru, mengalami pengalaman baru, mulai bekerja, dan seterusnya. Meanwhile, your life halts.
Contoh lain yang lebih sederhana ialah ketika kita menghabiskan terlalu banyak waktu untuk hangout, nongkrong, atau semacamnya. Yes, you need to maintain your social life. But when it deprives you of your time, you're the one at loss. Betapa banyak waktu terbuang ketika harus mengulang UTBK hanya karena terlalu sering nongkrong, misalnya.
3. Terikat dengan Lingkungan dan Orang-Orang yang Toxic
Bagaimana agar kita terhindar dari hal-hal yang kurang bermanfaat? Watch who's around you, Sobat! Apakah mereka orang-orang yang membuatmu menjadi lebih produktif, kreatif, dan positif?
Misalnya Sobat Pintar ingin menjadi atlet basket nasional, maka luangkan jadwal untuk berlatih. Tegaskan untuk menolak ketika ajakan hangout datang berbenturan dengan jadwal latihan. Abaikan komentar-komentar negatif yang bertujuan membuatmu merasa bersalah atau menjadi teman yang jahat.
Teman-temanmu adalah mereka yang mendukungmu untuk meraih impian dan cita-citamu – bukan mereka yang merendahkan dan mengolok perjuanganmu. Memberi jarak pada orang-orang yang toxic dapat membuatmu merasa lebih baik dan bersemangat dalam hidup.
4. Mendramatisir Suasana
Please, no drama! Apa manfaatnya mendramatisir suasana? Nothing, unless you intentionally want to be the center of attention.
Jalani saja hidup apa adanya, sesuai kenyataan – tak perlu dilebih-lebihkan. Menjadi diri sendiri adalah hak yang sangat berharga, maka gunakan dan jagalah!
Rather than playing drama, why don't you make yourself busy doing great activities such as learning coding, developing your basketball skills, joining science club, etc.? You only live once, so use it wisely.
Tak sulit untuk mengubah empat kebiasaan negatif diatas, bukan? Take it slowly, Sobat. Nikmati saja prosesnya dan bila perlu gunakan bantuan dari Konselor untuk memandumu. Hopefully, you'll grow into a mature adult.
ArtikelTerkaitV3
10 PTN dengan Penerima Mahasiswa Terbanyak di SNBP 2025 – Ma
Sobat Pintar, sudah tahu belum daftar PTN favorit dengan kuota SNBP terbanyak tahun 2025? Buat kalian yang sedang mempersiapkan diri untuk masuk perguruan tinggi negeri, informasi ini bisa jadi acuan penting! Dari ratusan ribu kursi yang tersedia, beberap...
Baca Selengkapnya
IKN Nusantara: Mahakarya Arsitektur & Perencanaan Kota Masa
Hai Sobat Pintar! Kalau ngomongin soal kemajuan Indonesia, nggak lengkap rasanya tanpa bahas Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sedang dalam tahap pembangunan. Proyek ambisius ini nggak cuma sekadar pindah ibukota, tapi juga jadi bukti kalau Indonesia punya vi...
Generasi Z vs. Generasi Alpha: Siapa yang Lebih Unggul dalam
Sobat Pintar, pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa adikmu yang masih kecil sudah mahir menggunakan gadget, sementara kamu dulu baru mengenalnya di usia yang lebih tua? Nah, ini dia perbedaan antara Generasi Z (kelahiran 1997-2012) dan Generasi Alpha (kel...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog