Mengapa Siswa Tidak Paham Pelajaran? Salah Siapa?
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Foto oleh Pixabay dari Pexels
Si A kok tidak paham pelajaran semudah ini sih? Aduh, siswa saya sudah diterangkan berkali-kali masih nggak ngerti-ngerti juga! Pernahkah Guru Pintar mengalami hal ini?
Proses belajar bukanlah proses instan. Hasil belajar tidak dapat dilihat dalam sekejap mata. Dalam prosesnya, pasti Guru Pintar menemukan siswa yang mengalami kendala belajar atau siswa tidak paham pelajaran. Jangan buru-buru menghakimi siswa yang tidak paham pelajaran dengan mengatakan mereka malas, tidak belajar, dan seterusnya, apalagi sampai memarahi siswa tersebut di depan kelas. Jangan sampai hal ini terjadi di kelas karena hal seperti ini merupakan salah satu kesalahan guru dalam mengajar.
Siswa tidak mudeng pelajaran yang diajarkan oleh Guru Pintar bisa disebabkan oleh banyak faktor. Untuk dapat mengatasi kesulitan memahami pelajaran yang dialami oleh siswa, Guru Pintar harus dapat mengidentifikasi faktor penyebab sulit memahami pelajaran tersebut.
Salah satu cara mengetahui kesulitan yang dialami oleh siswa adalah dengan mengadakan asesmen diagnostik. Ada dua jenis asesmen diagnostik yang dapat Guru Pintar lakukan untuk memahami kendala yang dialami siswa saat belajar. Yang pertama adalah asesmen diagnostik non kognitif dan asesmen diagnostik kognitif. Sebaiknya asesmen ini dilakukan secara berkala supaya Guru Pintar selalu dapat memantau setiap perkembangan siswa.
Foto oleh Max Fischer dari Pexels
Asesmen diagnostik non kognitif untuk mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial emosional siswa, aktivitas selama belajar di rumah dan kondisi keluarga siswa. Untuk melaksanakan asesmen diagnostik non kognitif, Guru Pintar dapat menyiapkan alat bantu berupa gambar ekspresi emosional dan daftar pertanyaan kunci sebagai media. Contoh pertanyaan yang dapat diajukan antara lain apa saja aktivitasmu selama Belajar Di Rumah bersama keluarga? Hal apa yang paling menyenangkan dan tidak menyenangkan bagimu? Apakah harapan kamu? Dan sebagainya. Selanjutnya, Guru Pintar dapat meminta siswa untuk mengekspresikan perasaan mereka selama belajar melalui bercerita, melalui tulisan atau lukisan, serta mengidentifikasi murid-murid yang memilih ekspresi emosional negatif dengan memberikan gambar-gambar ekspresi emosional kepada siswa.
Berbeda dengan asesmen non kognitif, asesmen kognitif fokus pada capaian akademik. Asesmen kognitif memiliki tujuan untuk:
1. Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa, menyesuaikan pembelajaran dengan kompetensi rata-rata.
2. Memberikan remedial atau pelajaran tambahan bagi siswa yang tidak mencapai target pembelajaran.
3. Mengidentifikasi materi asesmen yang bersifat esensial atau merupakan prasyarat topik lainnya.
Foto oleh Anastasiya Gepp dari Pexels
Kesulitan belajar yang mungkin dialami siswa dapat dikategorikan menjadi: Learning Disorder, Learning Disfunction, Underachiever, Slow Learner dan Learning Disability. Siswa yang mengalami learning disorder biasanya terganggu belajarnya karena hilangnya respons yang bertentangan dengan karakteristik siswa. Hal ini dapat berakibat capaian belajar siswa menjadi lebih rendah dari potensi yang dimiliki. Learning Disfunction adalah gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental ataupun gangguan psikologis lainnya. Sedangkan UnderAchiever mengacu pada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal. Tetapi, sayangnya prestasi belajar yang didapatkan tergolong rendah. Sebagai contoh, anak yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ-nya 130). Namun, anehnya prestasi belajar yang didapatkannya biasa-biasa saja atau malahan sangat rendah. Dan kesulitan belajar yang selanjutnya adalah Slow Learner. Siswa yang termasuk dalam kategori ini biasanya adalah siswa yang dalam belajarnya lambat menerima atau menangkap pelajaran sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama.
Untuk membuat siswa dengan kategori-kategori di atas mudah dalam belajar dan memahami pelajaran, Guru Pintar harus benar-benar memahami karakteristik siswa tersebut dan apa yang mereka butuhkan. Hal ini berguna sebagai acuan dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan karakter dan kebutuhan siswa. Dan juga diharapkan mampu menjadi jawaban dari masalah yang dihadapi siswa. Jika sudah demikian, maka siswa dapat belajar lebih baik lagi, mampu memahami materi yang diajarkan, dan pada akhirnya dapat mencapai tujuan atau target pembelajaran yang ditetapkan.
.Kesulitan terakhir adalah siswa yang memiliki Learning Disabilities atau ketidakmampuan dalam belajar seperti siswa lainnya. Pada kategori ini, siswa mengalami ketidakmampuan belajar yang mengacu pada gejala dimana siswa tidak dapat belajar sama sekali atau menghindari belajar. Sehingga, tidak pernah menemui hasil pembelajarannya secara intelektual. Kondisi ini terkadang tidak dapat diselesaikan oleh guru seorang diri. Guru Pintar dapat merekomendasikan kepada orang tua untuk meminta bantuan kepada pihak lain seperti psikolog pendidikan atau psikolog klinis jika diperlukan.
Kesalahan guru dalam mengajar diantaranya adalah menyamaratakan semua siswa. Hal ini menyebabkan guru akan menerapkan satu metode untuk semua. Misalnya guru menerangkan pelajaran terus menerus. Padahal di kelas ada siswa yang memiliki gaya belajar visual dan kinestetik. Tentu saja hal ini dapat membuat siswa mengalami kesulitan memahami pelajaran.
Solusinya adalah Guru Pintar harus memahami karakteristik siswa termasuk juga gaya belajarnya. Setelah itu Guru Pintar dapat merancang metide pembelajaran yang kreatif, yang dapat mengcover semua gaya belajar siswa di kelas.
Media belajar penting sebagai alat untuk membantu siswa memahami materi yang diajarkan. Masalahnya adalah apakah Guru Pintar pernah mengases apakah media yang dirancang dan dibuat sebagai penunjang belajar efektif dan dapat membantu siswa memahami pelajaran? Jika media yang digunakan tidak sesuai dengan materi dan juga karakteristik siswa tentu saja akan berpengaruh pada tingkat pemahaman siswa. Apalagi jika media justru menjadi distraksi saat belajar.
Supaya media belajar yang digunakan tepat sasaran, Guru Pintar harus mendesain media pembelajaran dengan hati-hati dan penuh pertimbangan. Caranya dengan membuat peta empati, mengidentifikasi permasalahan, membuat purwarupa, melakukan ujicoba, dan jangan segan-segan untuk melakukan perbaikan.
Kondisi emosional siswa sangat berpengaruh pada kesuksesan pembelajaran. Bagaimana perasaan siswa terhadap guru dapat menjadi salah satu sebabnya. Siswa yang menyukai gurunya, secara otomatis akan bersemangat dalam belajar dan tidak sungkan jika ingin bertanya. Sebaliknya jika siswa tidak menyukai gurunya, maka mereka tidak akan menyukai pelajaran yang diajarkannya.
Nah, Guru Pintar harus dapat bersikap yang membuat siswa merasa aman dan nyaman. Coba terapkan 4 kompetensi guru terutama kompetensi kepribadian. Buat siswa merasa dekat dan termotivasi dalam belajar.
Fokus sangat penting supaya siswa dapat memahami pelajaran yang diajarkan oleh guru. Tetapi ada banyak hal yang dapat menjadi distraksi dan membuat siswa tidak fokus saat belajar. Permasalahan pribadi antar teman atau permasalahan dengan keluarga dapat menjadi salah satu penyebabnya.
Guru Pintar harus mampu menempatkan diri sebagai mediator. Setelah mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa, ada baiknya berusaha memediasi permasalahan yang dihadapi sehingga segera mendapatkan solusi. Jika tidak dapat menyelesaikan masalah siswa sendiri, ada baiknya Guru Pintar bekerjasama dengan guru BK dan juga orang tua.
Nah, Guru Pintar mari tingkatkan empati dan simpati pada siswa. Mari bantu siswa untuk benar-benar belajar di saat belajar.
Â
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog