Mengenal Cooperative Learning Model/ Model Pembelajaran Kooperatif
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Foto oleh fauxels dari Pexels
Selain makhluk individu, manusia juga adalah makhluk sosial. Demikian juga siswa yang Guru Pintar ajar di sekolah. Oleh karena itu, sangat penting bagi Guru Pintar untuk mengajarkan siswa untuk berkolaborasi. Salah satu cara mengajarkan sikap kerjasama dan kolaboratif dari siswa adalah melalui cooperative learning atau model pembelajaran kooperatif.
Berikut ini adalah model pembelajaran kooperatif menurut para ahli. Dalam Bahasa Inggris, David dan Roger Johnson mendefinisikan Cooperative Learning sebagai “a teaching strategy in which small teams, each with students of different levels of ability, use a variety of learning activities to improve their understanding of a subject.” Jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, Cooperative Learning atau pembelajaran kooperatif adalah sebuah strategi pembelajaran dalam bentuk kelompok-kelompok kecil dimana setiap siswa memiliki tingkat kemampuan berbeda, dengan menggunakan berbagai macam aktivitas belajar untuk meningkatkan pemahaman terhadap materi).
Menurut Asep Gojwan, cooperative learning atau model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang menekankan aktivitas kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentuk kelompok kecil untuk mencapai tujuan yang sama dengan menggunakan berbagai macam aktivitas belajar guna meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran dan memecahkan masalah secara kolektif. Tidak hanya mempelajari materi pembelajaran Bersama-saman, setiap anggota kelompok harus saling membantu anggota yang lain untuk belajar.
David & Johnson (1999:58) menyebutkan bahwa model pembelajaran ini memiliki 5 prinsip yang dianut, yaitu:
1. Positive interdependence (saling ketergantungan positif)
2. Individual accountability (tanggung jawab perseorangan)
3. Face to face interaction (tatap muka)
4. Social Skill (keterampilan sosial)
5. Group processing (proses kelompok)
Jadi, inti dari cooperative learning adalah sebuah konsep synergy dimana energi atau tenaga yang terhimpun melalui kerjasama sebagai salah satu fenomena kehidupan masyarakat (Sagala, 2002: 177). Dalam pembelajaran kooperatif, kelas dijadikan sebagai miniatur atau cerminan dari keadaan masyarakat luas dan juga sebuah laboratorium untuk belajar kehidupan nyata bagi siswa. Cooperative learning memanfaatkan fenomena kerjasama/gotong royong dalam pembelajaran yang menekankan terbentuknya hubungan antara siswa yang satu dengan yang lainnya, terbentuknya sikap dan perilaku yang demokratis serta tumbuhnya produktivitas kegiatan belajar siswa.
Stahl, dikutip oleh Tukiran Taniredja, dkk, menyebutkan model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa ciri khas atau karakteristik seperti di bawah ini:
1. Kegiatan belajar dilakukan bersama dengan teman.
2. Selama proses belajar, terjadi face to face interaction atau tatap muka dengan teman.
3. Siswa saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok.
4. Siswa dapat belajar dari teman dalam kelompoknya.
5. Siswa dimasukkan dalam kelompok kecil untuk belajar bersama.
6. Siswa berkesempatan untuk aktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat.
7. Pengambilan keputusan tergantung pada siswa sendiri.
8. Siswa dituntut untuk aktif dalam setiap kegiatan belajar pada kelompoknya.
Model pembelajaran cooperative learning atau model pembelajaran kooperatif dalam penerapannya di kelas memiliki beberapa tujuan seperti berikut ini:
1. Peningkatan kualitas hasil belajar dan pembentukan karakter siswa, terutama dalam bekerjasama atau berkolaborasi.
2. Menciptakan interaksi yang silih asah, sehingga sumber belajar siswa bukan hanya dari guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa.
3. Meningkatkan hasil akademik siswa termasuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas – tugas akademiknya.
4. Melatih siswa untuk mampu menjadi narasumber bagi teman-temannya.
5. Memberikan peluang bagi siswa untuk dapat menerima keragaman dari teman – temannya, seperti perbedaan latar, suku, agama, kemampuan akademik dan tingkat sosial.
6. Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti berbagi tugas, aktif bertanya, mengemukakan pendapat dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah langkah utama dalam pembelajaran kooperatif menurut Arends:
1. Guru Pintar menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi pada siswa.
2. Guru Pintar menyajikan informasi kepada siswa. Guru Pintar dapat memanfaatkan media yang menunjang.
3. Guru Pintar membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang telah dibentuk kemudian memotivasi setiap kelompok agar berperan aktif dalam kelompok sehingga dapat melakukan perubahan.
4. Guru Pintar memberikan bimbingan atau pendampingan pada kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.
5. Guru Pintar mengetes materi yang dipelajari dengan memberikan setiap kelompok untuk menyajikan hasil-hasil pekerjaan mereka.
6. Terakhir, Guru Pintar dapat memberikan penghargaan atau reward untuk setiap usaha yang dilakukan maupun hasil belajar siswa secara individual dan juga kelompok.
Model pembelajaran yang cocok untuk daring salah satunya adalah cooperative learning atau pembelajaran kooperatif. Meskipun siswa harus belajar dari rumah, mereka tetap memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan teman sehingga tetap dapat bersosialisasi.
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog