Penerapan Teori Belajar Behavioristik di Kelas, Yay or Nay?
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels
Halo, Guru Pintar? Tetap semangat ya, dalam mengajar. Guru pintar pasti sangat dengan familiar dengan teori belajar behavioristik. Teori belajar yang dipercaya sebagai salah satu teori belajar paling tua ini nyatanya masih banyak ditemukan di kelas-kelas di Indonesia.
Foto oleh RODNAE Productions dari Pexels
Teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang mengedepankan perubahan perilaku siswa sebagai hasil proses pembelajaran. Terjadinya perubahan tingkah laku siswa ini diakibatkan oleh adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, teori belajar behavioristik atau teori behaviorisme ini berorientasi pada perilaku yang lebih baik. Jika siswa tidak menunjukkan perubahan setelah diberikan pelajaran, maka menurut teori ini siswa tersebut tidak dapat dikatakan telah belajar dengan baik.
Dalam teori belajar behavioristik, semua tingkah laku manusia dapat dilihat dan ditelusuri dari bentuk refleks. Secara psikologi, teori belajar behavioristik dikenal sebagai sebuah teori pembelajaran yang didasarkan pada tingkah laku yang diperoleh dari pengkondisian lingkungan. Berikut ini adalah ciri-ciri teori belajar behavioristik:
1. Teori belajar ini sangat mengutamakan pengaruh lingkungan.
2. Para penganut teori behavioristik berpendapat bahwa hasil pembelajaran berfokus pada terbentuknya perilaku yang ingin dibentuk.
3. Teori ini lebih mementingkan pembentukan reaksi atau respon.
4. Terlihat dengan jelas teori ini bersifat mekanis . salah satu contohnya adalah jika melakukan kesalahan maka harus meminta maaf.
5. Menganggap latihan itu adalah hal yang penting dalam proses pembelajaran. Tidak mengherankan cara-cara seperti drilling mudah sekali ditemukan di kelas-kelas yang menerapkan teori be;ajar behavioristik.
Guru pintar pasti tahu bahwa segala sesuatu di dunia ini mengandung dua hal yang berlawanan. Teori behavioristik tidak selalu buruk. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan pada teori belajar behavioristik.
Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh teori behavioristik adalah:
1. Siswa-siswa selalu dibiasakan untuk latihan dan praktik. Mereka dilatih untuk memiliki unsur-unsur kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleks, dan daya tahan.
2. Siswa didorong untuk untuk berpikir linier dan konvergen.
3. Siswa dengan dapat dengan mudah mencapai suatu target tertentu dalam pembelajaran.
1. Siswa sangat dibatasi kreatifitas, produktifitas, dan imajinasinya.
2. Teori behavioristik bersifat teacher-centered atau hanya berpusat pada guru. Siswa bersifat pasif dan hanya mengikuti instruksi-instruksi yang diberikan oleh guru.
3. Pembelajaran menjadi kurang menyenangkan bagi siswa.
4. Siswa kadang mendapat hukuman verbal atau fisik. Hal ini tentu saja dapat berakibat buruk pada perubahan perilaku peserta didik. Salah satu contohnya adalah memberi hukuman peserta didik yang melanggar aturan.
5. Tidak mengakomodir kondisi belajar yang kompleks karena hanya beracuan pada stimulus dan respon.
Beberapa kegiatan di kelas yang dapat dikategorikan sebagai penerapan teori belajar behavioristik antara lain:
1. Guru harus menyusun materi atau bahan ajar secara lengkap. Dimulai dari materi sederhana sampai kompleks.
2. Guru lebih banyak memberikan contoh berupa instruksi selama mengajar.
3. Saat guru melihat ada kesalahan, baik pada materi maupun pada siswa maka guru akan segera diperbaiki.
4. Guru memberikan banyak drilling dan latihan agar terbentuk perilaku atau pembiasaan seperti yang diinginkan.
5. Evaluasi berdasarkan perilaku yang terlihat.
6. Guru dituntut memiliki kemampuan memberikan penguatan (reinforcement), baik dari sisi positif dan negatif.
Foto oleh Monstera dari Pexels
Salah satu teori belajar yang kerap disandingkan dengan teori behavioristik adalah teori belajar kognitif. Berbeda dengan teori behavioristic, teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Menurut teori kognitif belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas.
Teori behavioristik lebih mementingkan pengaruh lingkungan, sedangkan teori kognitif lebih fokus pada apa yang ada dalam diri. Jika teori behavioristik mementingkan pada bagian-bagian, teori kognitif memandang secara keseluruhan. Perbedaan lainnya adalah dalam teori belajar behavioristik hasil belajar terbentuk secara mekanis, sedangkan dalam teori kognitif terjadi kesinambunagan dalam diri.
Nah Guru pintar? Teori belajar manakah yang sesuai dengan kelasmu?
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog