Sudah Cerdaskah Sobat?
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Sudah Cerdaskah Sobat, image via smartcollegevisit.com
Sedihkah Sobat jika hasil ujian Bahasa tak sebaik Matematika – atau sebaliknya? We're always told that good students have good grades at all subjects. Benarkah demikian? Haruskah kita menguasai semua matapelajaran dengan sempurna? Dan bila masih ada beberapa matapelajaran yang sulit, apakah berarti kita bodoh?
Nilai dan Intelegensi
Siapa yang paling pintar di kelas? Bila ada pertanyaan seperti ini, kita sering menggunakan nilai sebagai patokan. Artinya, semakin bagus nilai, semakin pintar siswa tersebut. Dengan mudah kita mengaitkan antara nilai dan intelegensi seseorang.
Padahal nilai ujian tidak mampu menjelaskan kemampuan kita berpikir logis. Secara umum, nilai menggambarkan seberapa baik pemahaman kita tentang suatu matapelajaran. Selain itu, nilai dipengaruhi oleh sudut pandang guru. Mahasiswa pada umumnya paham betul bagaimana faktor subyektivitas ini sangat menentukan.
Bagaimana pula dengan nilai yang diperoleh dengan menyontek, misalnya? Bila demikian, bukankah cukup sulit mengatakan bahwa nilai merefleksikan intelegensi seseorang? Artinya, nilai bagus atau buruk belum tentu berkaitan dengan tingkat intelegensi seseorang.
Cerdas dengan Cara yang Berbeda
Then, how should we perceive intelligence? Menguasai ilmu pengetahuan dan belajar tentang hal-hal baru memang penting, bahkan perlu. Akan tetapi, kecerdasan kita yang sesungguhnya adalah mengolah pikiran dan pengetahuan kita dalam menghadapi realita.
So, let's shift our perspective. Dr. Howard Gardner, seorang profesor pendidikan di Harvard University, mengajukan teori bahwa semua orang bisa disebut pintar atau cerdas dalam bidang yang berbeda. Ada orang yang lebih pandai berbahasa, berhitung, bermusik, dan lain-lain.
Dikenal sebagai Kecerdasan Jamak atau Kecerdasan Majemuk, teori Multiple Intelligence Gardner mengakui kecakapan unik yang dimiliki oleh setiap orang. Jadi bila hasil ujian Bahasa tak sebaik Matematika, jangan murung, Sobat. Barangkali memang kecerdasan logika-matematikamu lebih baik ketimbang kecerdasan linguistik.
Kecerdasan dan Masa Depan
Masing-masing kita memiliki kekuatan dan kelemahan yang tak sama. Bila kekuatan Sobat berada pada kecerdasan logika-matematika, misalnya, belajar tentang bahasa tentu membutuhkan usaha ekstra. Selain usaha yang harus dikerahkan, hasilnya pun belum tentu sebaik mereka yang memang memiliki kecerdasan linguistik.
Memahami dimana kelemahan dan kekuatan diri sendiri dapat membantu Sobat menentukan jurusan kuliah yang harus dipilih selepas lulus sekolah. Harapannya, dengan mendalami bidang ilmu yang sesuai, kita dapat mengembangkan pengetahuan yang tak terbatas hanya teori pada buku.
Lagipula, bukankah salah satu tujuan kita belajar adalah agar mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari? Dengan begitu, intelegensi semestinya merupakan sesuatu yang akan terus bermanfaat sepanjang hidup kita – bukan sekedar nilai yang tertulis di atas kertas.
Menemukan Intelegensimu
Lantas, apa yang menjadi kekuatanmu, Sobat? Is it words, numbers, music, pictures, self-reflection, social experience, or physical experience? Atau, Sobat Pintar lebih suka berada di tengah-tengah alam dengan sering naik gunung, misalnya?
Tes Kemampuan dapat membantu Sobat menemukan tipe kecerdasan terbaikmu. Again, you can use it to guide you in choosing the most suitable field of study at university. Sangat disayangkan bila harus menyia-nyiakan kecerdasan interpersonalmu dalam memahami suasana hati orang lain dengan kuliah Matematika, misalnya.
Sobat Pintar pun dapat menyesuaikan cara belajar dengan tipe kecerdasan tersebut. Misalnya, bila kecerdasan spasialmu mendominasi, gunakan banyak gambar untuk membantu memahami materi pelajaran. Bila kecerdasan intrapersonalmu lebih baik, biasakan untuk belajar secara mandiri alih-alih berkelompok.
Begitulah teori Gardner dapat membantu kita pada banyak sisi – mulai dari cara belajar, memilih jurusan kuliah, memahami diri sendiri, hingga meningkatkan rasa percaya diri. Tak perlu menunggu aplikasinya di sekolah, Sobat. Gunakan saja aplikasi Aku Pintar dan dapatkan sebesar-besar manfaat dari teori ini.
ArtikelTerkaitV3
Mitos vs Fakta Jurusan Manajemen: Jangan Tertipu Sebelum Kam
Hai, Sobat Pintar! Kamu tertarik masuk Jurusan Manajemen tapi masih ragu karena banyak anggapan yang simpang siur? Tenang, kali ini kita akan kupas tuntas mitos dan fakta seputar jurusan ini. Simak baik-baik ya! Mitos 1: "Lulusan Manajemen Hanya Jadi Bos...
Baca Selengkapnya
Mitos & Fakta Jurusan Hukum: Benarkah Hanya untuk Calon Peng
Sobat Pintar, pernah dengar anggapan bahwa Jurusan Hukum hanya cocok untuk mereka yang suka berdebat atau ingin jadi pengacara? Atau mungkin kamu berpikir bahwa lulusan Hukum pasti akan jadi hakim atau jaksa? Nah, sebelum kamu terjebak dalam mitos-mitos i...
Mitos vs Fakta Jurusan Kedokteran: Benarkah Hanya untuk Oran
Jurusan Kedokteran selalu menjadi salah satu program studi paling populer dan bergengsi di Indonesia. Namun, banyak mitos yang beredar seputar jurusan ini, mulai dari anggapan bahwa hanya orang kaya yang bisa masuk hingga rumor mistis tentang praktikum ma...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog