Tanda-Tanda Guru Mengalami Burnout dan Bagaimana Cara Mengatasinya
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Foto oleh Anna Tarazevich dari Pexels
Burnout adalah salah satu gejala resiko berbahaya pada psikologi seseorang, khususnya pada mereka yang bekerja dengan pelanggan. Fenomena burnout dapat menyerang siapa saja dan profesi apa saja termasuk profesi guru. Burnout dapat didefinisikan sebagai kondisi kelelahan emosional, fisik, dan mental karena stres berlebihan dan berkepanjangan. Kondisi ini membuat orang yang mengalaminya menjadi kewalahan, kelelahan secara emosional, dan rasanya tidak mampu menjalankan tanggung jawab keseharian.
Burnout tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi berkembang secara bertahap ketika pekerjaan terasa tidak lagi menyenangkan, tidak memuaskan, dan tidak menguntungkan.
Foto oleh Cup of Couple dari Pexels
Tanda tanda guru burnout harus dapat Guru Pintar kenali supaya jika hal ini terjadi pada diri Guru Pintar sendiri, dapat segera dicarikan solusinya. Ciri-ciri burnout perlu diwaspadai. Guru Pintar pasti pernah merasakan tidak berdaya, merasa kewalahan, atau merasa apa yang dikerjakan tidak ada artinya. Jika hal semacam ini terjadi sesekali adalah sesuatu yang wajar. Namun jika hal seperti ini terjadi terus-menerus sehingga menyebabkan Guru Pintar berkutat dengan pikiran negatif, kemungkinan ini adalah salah satu gejala burnout.
Burnout yang istilahnya pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Freudenberger ini merupakan proses yang terjadi secara bertahap dan tidak muncul dalam semalam. Ciri-ciri burnout bisa tidak kentara, tapi bakal lebih parah seiring berjalannya waktu, antara lain: Ciri-ciri burnout atau gejala stress pada guru dapat dilihat dari tiga perubahan yang terjadi yaitu perubahan fisik, perubahaan psikis/emosional, dan juga perubahan perilaku.
1. Sering merasa lelah dan tidak punya energi sepanjang waktu.
2. Jadi mudah sakit karena imunitas menurun.
3. Sering mengalami sakit kepala atau nyeri otot.
4. Mengalami perubahan nafsu makan. Ada yang jadi makan terus atau sebaliknya jadi tidak doyan makan.
5. Kebiasaan tidur berubah. Bisa jadi tidur terus atau susah tidur
1. Seringkali merasa gagal dan meragukan kemampuan diri sendiri.
2. Memiliki perasaan tidak berdaya, terjebak, atau kalah.
3. Sering merasa terasing atau sendirian.
4. Demotivasi atau kehilangan motivasi saat bekerja.
5. Selalu Sinis dan negatif dalam memandang segala sesuatu.
6. Tidak merasa puas akan pencapaian-pencapaian yang telah diraih.
1. Memiliki rasa enggan mengerjakan tanggung jawab.
2. Memiliki kecenderungan mengisolasi diri dari orang lain.
3. Suka menunda-nunda atau butuh waktu lama untuk merampungkan suatu tugas.
4. Cenderung melampiaskan rasa tidak nyaman dengan makan, merokok, atau hal yang kurang baik lainnya.
5. Sering melampiaskan amarah kepada orang lain.
6. Suka mangkir dari tugas, datang terlambat, atau pulang lebih awal dari jadwal yang ditentukan.
Burnout pada guru dan juga pada pekerjaan lainnya biasanya ada 3 aspek yaitu kelelahan, kurangnya pencapaian, dan perasaan sinisme terhadap pekerjaan yang dilakoni. Untuk mengetahui penyebab pasti burnout pada guru, pertama-tama harus diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Dampak burnout pada guru tidak hanya dapat mengakibatkan efek negatif pada guru itu sendiri seperti kesehatan mental dan pekerjaan, namun juga akan sangat berpengaruh pada prestasi belajar siswa.
Biasanya faktor yang mempengaruhi burnout pada guru adalah level guru, level siswa serta tingkatan organisasi guru. Faktor lain yang menyebabkan guru burnout selain tiga hal di atas adalah:
Seringkali administrator, manajemen, dan lain sebagainya memberikan target yang tidak jelas tentang apa yang sebenarnya diharapkan dari guru. Banyak guru merasa kewajiban yang tidak diucapkan lebih banyak sehingga guru kewalahan dan mengalami kelelahan fisik dan juga psikis berkepanjangan.
Guru merasa beban kerja yang dibebankan padanya melebihi kapasitas atau melebihi jam kerja normal. Hal ini sudah umum terjadi selama masa pandemi di mana guru merasa harus melakukan pekerjaan 24 jam karena ketika belajar dari rumah sering terjadi siswa meminta dilayani bahkan di luar jam kerja normal.
Kelas yang tidak kondusif juga dapat menjadi penyebab guru mengalami burnout. Kelas yang seperti ini akan membuat guru dan juga siswa merasa tidak nyaman saat belajar. Maka dapat juga menimbulkan academic burnout bagi siswa.
Jumlah gaji yang rendah dan tidak sesuai dengan harapan juga dapat menyebabkan guru burnout. Pekerjaan yang padat dan tidak sebanding dengan upah yang diterima membuat dapat membuat guru bekerja tidak sepenuh hati. Taak jarang karena tuntutan yang meningkat dan adanya penurunan dana secara simultan, seringkali sekolah (terutama sekolah swasta) harus menghadapi pemotongan anggaran yang semakin banyak. Imbasnya adalah pemotongan gaji guru.
Sedikit dukungan dari atasan dan rekan-rekan: ini tidak terjadi di setiap sekolah dan setiap guru, tetapi ketika ini terjadi, itu dapat membuat seorang guru merasa lelah dan tidak dihargai dengan sangat cepat.
Guru adalah profesi mulia. Tuntutan masyarakat kepada kinerja guru sangatlah besar. Guru berusaha melakukan yang terbaik untuk melakukan pekerjaan yang sangat sulit, namun tidak jarang kerja keras tersebut kurang dihargai. Hal ini terbukti dengan sering munculnya kasus-kasus kriminalisasi terhadap guru.
Tanda tanda guru burnout yang dapat dilihat dari ciri ciri kelelahan mental dan ciri ciri burnout lainnya tidak boleh dibiarkan begitu saja. Dampak burnout yang dapat diakibatkan berbagai hal termasuk penyebab stress sangat fatal jika dibiarkan berlarut-larut. Gejala stres pada guru yang dapat menjadi indikasi burnout pada guru harus segera dicarikan solusinya.
Perlu dilakukan tindakan-tindakan yang dapat mengatasi burnout Guru. Hal ini tidak hanya menjadi solusi mengatasi kelelahan guru tetapi juga dapat menjadi cara mengatasi depersonalisasi yang mungkin terjadi pada guru akibat burnout. Berikut adalah beberapa cara mengatasi burnout:
Penghargaan pada guru tidak harus dalam bentuk yang wah atau dalam bentuk materi. hal-hal sederhana seperti ucapan apresiatif melalui pesan singkat atau secara langsung untuk memberi tahu seorang guru betapa hebatnya pekerjaan yang dia lakukan kemarin bisa sangat membantu guru merasa dihargai.
Salah satu cara mengatasi beban guru adalah dengan cara membuat sistem yang meringankan beban guru. Misalnya dengan aplikasi-aplikasi yang mendukung kerja guru. Dengan demikian Guru dapat fokus pada tugas utamanya tanpa capek memikirkan hal yang sebenarnya dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Misalnya saat penulisan raport. Alih-alih menuliskan dengan tulisan tangan, saat ini sudah banyak aplikasi yang memudahkan guru dalam membuat raport sehingga lebih efektif dan efisien.
Guru pasti memiliki hal yang disukai seperti hobi. Melakukan hobi dapat menjadi jalan untuk menyalurkan energi negatif yang mungkin terjadi karena kelelahan dalam bekerja. Dengan melakukan hobi seperti berolahraga, travelling, berkebun, dan lain-lain diharapkan dapat menyegarkan kembali Guru yang kelelahan dan juga dapat mengembalikan semangat bekerja yang mungkin menurun.
Hidup sehat ternyata juga dapat mengantisipasi terjadinya burnout. Hidup sehat dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi, makan teratur, mengatur ritme tidur dan melakukan olahraga.
Dalam kasus tertentu, ada guru yang membutuhkan untuk konsultasi misalnya dengan psikolog. Jika sekolah memiliki tenaga ahli yang dapat membantu guru mengatasi stress maka akan lebih baik lagi.
Demikianlah cara mengatasi burnout pada Guru. Selamat mencoba!
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog