6 Tips Membangun Hubungan Erat dengan Anak Remaja
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Photo by Gustavo Alves on Unsplash
Komunikasi dengan anak muda tidak selalu mudah bagi orang tua. Berasal dari generasi yang berbeda, gaya berbahasa hingga cara berbicara anak remaja tak selalu dapat dipahami, bahkan diterima oleh orang tua. Bagi remaja, tren itu penting. Sementara bagi orang tua, pola hidup yang stabil cenderung lebih dapat diandalkan karena sudah terbukti selama puluhan tahun. Ditambah dengan kesibukan masing-masing, tak jarang orang tua merasa kewalahan ketika setiap saat harus membangun komunikasi dengan remaja.
Padahal hubungan yang renggang antara orang tua dan anak justru memperlebar perbedaan pandangan keduanya mengenai banyak hal. Akibatnya, baik orang tua maupun anak sama-sama merasa kesulitaan untuk saling memahami. Sebaliknya, orang tua dan anak yang memiliki hubungan baik cenderung merasa lebih bahagia. Itulah mengapa memiliki hubungan yang baik dengan anak sebenarnya menjadi kebutuhan yang semestinya dapat disadari oleh orang tua.
Lantas bagaimana cara membangun pola komunikasi yang baik dengan anak? Sebenarnya bagaimana berkomunikasi dengan anak remaja? Berikut beberapa teknik komunikasi yang dapat digunakan pada anak remaja.
Â
Photo by Sam Manns on Unsplash
Menyimak dan menjadi pendengar yang baik adalah salah satu kiat penting, kalau bukan utama, dalam membangun hubungan dengan anak remaja. Di fase hidupnya yang sedang terjadi banyak perubahan, anak remaja butuh merasa dihargai, didengar, dan didukung. Kehadiran orang tua untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat membantu membangun kepercayaan dirinya, meningkatkan keterampilan sosialnya, menjaga kesehatan mentalnya, meningkatkan kemampuan belajarnya, bahkan mengurangi hingga mencegah perilaku buruk yang mungkin terjadi.
Bila perlu, orang tua dapat menerapkan metode mendengar aktif dalam membangun komunikasi dengan remaja. Menjadi pendengar yang aktif pada dasarnya adalah menghargai orang yang sedang berbicara. Caranya adalah dengan fokus pada anak yang sedang berbicara, tunjukkan bahasa tubuh yang sesuai seperti mengangguk atau yang lain, dan tidak menyela dengan tanggapan atau kesimpulan sebelum anak selesai berbicara. Ajukan pertanyaan bila diperlukan, serta berikan pujian dan dukungan atau, sebaliknya, saran yang konstruktif.
Photo by Caroline Veronez on Unsplash
Empati memegang peranan penting dalam komunikasi remaja. Orang tua yang berkomunikasi dengan empati berarti mampu berbicara dengan cara-cara yang menunjukkan perhatian dan pengertian kepada anak. Orang tua seperti ini memiliki kemampuan untuk memahami perasaan, kebutuhan, dan perspektif anak remaja alih-alih memperhatikan diri sendiri. Orang tua yang berbicara dengan empati memiliki kesediaan untuk melihat situasi dari sudut pandang anak dan mencoba memahami perasaan dan perspektifnya.
Photo by Hoi An Photographer on Unsplash
Tak ada orang tua yang tak sibuk, sementara anak remaja juga memiliki kesibukannya sendiri. Akan tetapi, menghabiskan waktu bersama itu penting dalam sebuah hubungan – termasuk juga dalam membangun hubungan dengan anak remaja. Sebaiknya orang tua selalu meluangkan waktu khusus setiap hari untuk berbicara dengan anak. Kalaupun tidak memungkinkan, pastikan ada waktu khusus dalam beberapa hari atau dalam sepekan untuk bercakap-cakap dengan anak. Tanyakan tentang hari-harinya, sekolahnya, teman-temannya, dan dengarkan tanggapannya.
Repetisi dalam komunikasi dengan anak muda seperti ini mungkin menjadi rutinitas yang agak membosankan. Namun perhatian, interaksi, dan komunikasi yang tidak memadai dapat berujung pada berbagai macam perilaku bermasalah pada remaja. Di usianya, anak remaja membutuhkan perhatian, merasa dihargai dan dianggap penting oleh orang tuanya. Bila tidak mendapatkannya di dalam keluarga, remaja akan mencari pemenuhan kebutuhan tersebut dari luar dengan berbagai cara.
Photo by Farrel Nobel on Unsplash
Seiring dengan perkembangan dan perubahan fisik dan psikologisnya, anak remaja sebenarnya memiliki banyak pertanyaan. Bila pertanyaan-pertanyaan tersebut disampaikan kepada orang tua, itulah kesempatan emas yang tak boleh disia-siakan. Orang tua dapat menggunakan kesempatan tersebut untuk membangun hubungan dengan anak remaja sekaligus memberikan edukasi dan menanamkan nilai-nilai penting.
Hindari penggunaan kata-kata yang sulit dimengerti. Pemilihan kata yang rumit tidak akan banyak membantu dalam membangun komunikasi dengan remaja. Sebaliknya, penggunaan bahasa yang sulit atau kompleks justru dapat menimbulkan kebingungan atau kesalahpahaman sehingga dapat menyebabkan konflik antara orang tua dan remaja.
Photo by Guillaume de Germain on Unsplash
Anak remaja sedang melewati fase pencarian jati diri dan belajar untuk mandiri. Kritikan yang berlebihan, bahkan dimarah-marahi tanpa alasan yang jelas, dapat mengganggu perkembangan psikologis dan kesehatan mental anak. Komunikasi pada remaja yang negatif dapat menghambat eksplorasi dirinya dan merusak kemampuannya untuk menghargai diri sendiri. Anak pun akan merasa tidak berguna dan gagal memenuhi harapan orang tua. Sebaliknya, berikan pujian dan dorongan agar anak merasa dihargai dan didukung.
Photo by Joel Muniz on Unsplash
Tak ada orang tua yang senang ketika mendapati anak berbohong. Sebenarnya pun sama, tak ada anak yang suka mendengarkan kebohongan dari orang tuanya. Orang tua tak perlu takut membicarakan topik yang sulit atau sensitif karena pola komunikasi pada remaja yang positif seperti ini justru dapat menghindarkan konflik yang tidak perlu di kemudian hari.
Kejujuran merupakan salah satu faktor penting dalam membangun hubungan dengan anak remaja. Ketika orang tua dan anak dapat berbicara dengan jujur dan terbuka terhadap satu sama lain, kedua pihak akan sama-sama merasa lebih dekat, saling memahami, dan saling percaya. Dengan berbicara jujur dan terbuka, orang tua sebenarnya sedang menjadi teladan bagi anak dan mengajarinya untuk menghargai pendapat orang lain.
Kiat-kiat komunikasi pada remaja di atas tak hanya dapat diterapkan untuk orang tua dan anak, tetapi juga guru dan siswa. Hubungan timbal balik yang baik antara kedua pihak tersebut dalam jangka panjang dapat membangun rasa percaya satu sama lain dan membantu mengatasi masalah yang mungkin timbul dengan lebih efektif.
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog