Apakah Guru Dapat Digantikan Oleh Robot?
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Foto oleh Alex Knight dari Pexels
Profesi guru merupakan salah satu profesi yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Profesi ini diyakini akan terus ada dan tidak akan tergantikan oleh teknologi apapun. Namun, dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, wacana tentang apakah robot akan menggantikan profesi seorang guru membuat kalangan pendidik menjadi ketar-ketir.
Foto oleh Yan Krukov dari Pexels
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen antara lain menyebutkan bahwa tugas guru atau dosen adalah untuk mengajar, mengarahkan dan mendidik, serta memberi evaluasi sehingga dapat mengembangkan potensi peserta didik mereka. Dalam mendidik peserta didik tentu harus menyesuaikan dengan berbagai hal misalnya karakteristik siswa dan juga perkembangan zaman di mana siswa tersebut bertumbuh. Guru Pintar diharapkan mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi di era revolusi industri 4.0 atau menuju 5.0 ini supaya dapat mengikuti perkembangan dan tidak tertinggal atau terlindas oleh kemajuan zaman.
Hal tersebut juga disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen-GTK) Kemendikbud, M Qudrat Wisnu Aji kepada Media Indonesia di kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu (17/10). Beliau mengatakan bahwa memasuki revolusi industri 4.0, diharapkan para guru dapat mengikuti perkembangan agar tidak tertinggal dan dilindas oleh perkembangan zaman. Beliau juga mengingatkan bahwa tugas dan peran guru sebagai pengajar dan pendidik tidak tergantikan akibat kemajuan teknologi yang amat pesat dewasa ini dengan alasan yang diajarkan oleh guru adalah manusia sebagai makhluk sosial dan guru mempunyai kompetensi sosial. Sosok guru mempunyai rasa simpati, empati dan kasih sayang, serta toleransi. Sedangkan teknologi mesin tidak mempunyai kompetensi sosial seperti disebutkan di atas. Maka di sinilah peran guru amat strategis. Oleh karena itu kompetensi guru harus senantiasa dijaga dan juga diasah.
Wisnu kemudian melanjutkan bahwa tugas guru sebagai pendidik, tidak hanya mengajar, tapi juga membimbing, mengarahkan, memotivasi, dan mengevaluasi proses belajar siswanya agar kelas menjadi manusia yang unggul dan sukses dalam kehidupannya. Oleh sebab itu, guru sebagai pendidik harus mempunyai empat kompetensi dasar sebagaimana telah diamanatkan oleh Undang-Undang. Empat kompetensi dasar itu adalah kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional.
Kompetensi sosial yang dimiliki oleh guru diharapkan mampu menjembatani peserta didik dalam meningkatkan kompetensi sosial siswa sebagai makhluk sosial. Akan sangat berbahaya jika karakter siswa tidak dibangun dan diarahkan. Bisa-bisa siswa akan salah jalan nantinya. Siswa pintar yang tidak diikuti dengan karakter sosial yang baik bisa saja merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Jadi selain kompetensi pedagogik dan kepribadian, kompetensi sosial bagi guru amat penting.
Foto oleh Iqwan Alif dari Pexels
Tidak dapat dipungkiri beberapa peran guru memungkinkan untuk digantikan oleh teknologi seperti robot. Tetapi, ada beberapa alasan mengapa robot tidak bisa menggantikan guru dalam mendidik peserta didik.
Meskipun saat ini sudah banyak robot yang dikembangkan dengan memiliki “kecerdasan” yang tinggi dan disebut-sebut dapat berinteraksi dengan manusia, tetapi jenis interaksi yang dapat dilakukan tentu saja sangat terbatas tergantung program yang diberikan. Sedangkan manusia sebagai makhluk sosial mengalami banyak sekali proses yang membutuhkan respon-respon yang berbeda.
Melalui interaksi dengan guru manusia, peserta didik dapat belajar apa itu empati dan kepercayaan. Hubungan siswa dan guru sangatlah penting dalam pembelajaran. Guru dapat melemparkan guyonan, atau mendesain pembelajaran yang menyenangkan. Jika ada hal yang tidak diinginkan, guru juga memiliki kemampuan untuk mencari jalan keluarnya. Berbeda dengan robot yang hanya bekerja sesuai dengan program yang diberikan.
Guru memahami apa artinya mengembangkan keterampilan berpikir, seperti apa kemajuannya, dan di mana serta bagaimana melakukan intervensi ketika ada masalah terjadi. Guru memiliki pengalaman dan pemahaman untuk mendukung dan menantang siswa saat mereka tumbuh melalui masa kanak-kanak hingga dewasa. Guru juga memahami bagaimana mengembangkan kemampuan bersosialisasi dan empati pada anak kecil serta membantu mereka belajar membaca dan mengembangkan pengertian angka. Pengalaman yang dimiliki oleh guru memungkinkan mereka untuk memahami tidak hanya perkembangan kerja otak, tetapi juga perkembangan psikologis siswa yang mengalami perubahan pada setiap periode perkembangannya. Kemampuan guru untuk memberikan dukungan emosional dan batasan yang akan membantu anak-anak menjadi orang dewasa yang berkembang di dunia masa depan adalah hal yang tidak dapat dilakukan oleh robot.
Mengajar salah satunya adalah tentang inspirasi, bukan hanya informasi. Pengajaran yang efektif berfokus pada mengapa dan bagaimana, bukan pada apa, dengan tujuan untuk memicu imajinasi dan menemukan jembatan ke hati dan pikiran peserta didik. Guru harus mampu untuk menginspirasi peserta didiknya dan inspirasi tidak dapat diprogram. Guru robot belum tentu dapat menciptakan kondisi yang menggugah rasa ingin tahu dan gairah belajar siswa. Kecerdasan buatan atau artificial intelligence mungkin dapat menggantikan beberapa tugas guru seperti komputer dapat memberikan informasi, dapat menghitung, memproyeksikan, dan bahkan menjadi alat untuk interaksi manusia tetapi pada akhirnya, teknologi tidak dapat benar-benar menjadi manusia yang memperlakukan siswa atau peserta didiknya seperti layaknya manusia.
Nah, Guru Pintar tidak perlu risau akan digantikan oleh teknologi. Namun, jangan pula antipasti dengan teknologi. Manfaatkan teknologi yang sudah dikembangkan sebagai alat untuk menjalankan tugas. Dengan menggandeng teknologi, Guru Pintar akan dapat menjadi seorang guru yang bersinar.
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog