APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

BelajarPintarV3

Peta Belajar Bersama

Sobat, Peta Belajar Bersama pada Bab keempat, yaitu Isi dan Unsur Kebahasaan sebuah Novel.

Yuk kita simak!

Definisi Novel Menurut Ahli

Novel merupakan suatu karya sastra yang sangat disukai oleh berbagai kalangan baik remaja hingga dewasa. Adapun tema yang diangkat dalam novel beraneka macam mulai dari percintaan, tragedi, dan lain sebagainya. Namun, rupanya terdapat beberapa orang yang tidak mengetahui apa definisi novel yang sebenarnya.

Berikut ini definisi novel menurut para ahli, yaitu:

1. Menurut Nurgiyantoro, novel adalah karya prosa fiksi yang dikemas tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak terlalu pendek.
2. Menurut Sayuti, novel berbeda dengan cerpen. Dimana cerpen lebih memfokuskan pada intensitasnya. Dari segi sifat, cerpen bersifat implisit dan sekedar menceritakan sebuah kisah yang pendek. Sedangkan novel lebih memfokuskan pada sifat yang sifatnya holistik dan memfokuskan pada kemungkinan munculnya complexity. Complexity adalah kemampuan dalam menyampaikan konflik secara dalam, menyeluruh.
3. Menurut Nurhadi dan Dawud, novel adalah bentuk karya sastra yang memuat nilai-nilai budaya, moral, pendidikan, dan sosial. Tentunya semuanya memiliki peran yang tidak kalah penting.
4. Menurut Rostamaji, novel sebagai karya sastra yang melibatkan dua unsur. Yaitu unsur Intrinsik dan ekstrinsik. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membicarakan di luar unsur intrinsik. Unsur ekstrinsik meliputi beberapa unsur lainnya, yaitu latar belakang penulisan novel, biografi pengarang, sejarah. Sedangkan yang dimaksud dengan unsur intrinsik adalah unsur yang membicarakan tentang novel itu sendiri. Yang meliputi unsur intrinsik adalah plot, penokohan dan lain sebagainya.
5. Menurut Scholes, novel sebagai cerita yang memiliki keterkaitan dengan peristiwa secara imajinatif atau fiktif ataupun secara nyata. Dimana cerita yang tersebut bagian dari bayangan si penulis novel. Penulis mendapatkan bayangan di dalam pikiran melalui pengamatan ataupun pengalaman.  
6. Menurut Aristoteles, novel adalah karya sastra yang ditulis dengan cara tidak menjiplak dari kenyataan. Melainkan novel sebagai karya sastra yang mengungkapkan atau menuliskan secara universal dari konsep-konsep umum.
7. Menurut Esten, novel sebagai proses membuat karya sastra. Dimana sastrawan dalam proses penulisan berhadapan dengan kenyataan sesuai dengan pengalaman dan hal-hal yang ditemukan dalam masyarakat. Dimana dari apa yang ditemukan, ditemukan banyak peristiwa, tata nilai hingga membahas pandangan hidup dalam masyarakat. 
8. Menurut Wallek dan Warren, novel sebagai unsur karya sastra yang dapat dibedakan lewat beberapa hal, diantaranya dari segi unsur bentuk dan unsur isi. Ada yang termasuk unsur bentuk yaitu elemen linguis yang sering digunakan untuk penulisan karya sastra yang sifatnya fakta, tema sastra, sarana cerita. Sedangkan yang dimaksud dengan unsur isi meliputi emosi yang dituliskan oleh penulis dan masalah isi atau ide dari penulis.
9. Menurut Harry Show, novel memiliki tiga sudut pandangPandang orang pertama yang ditandai dengan penggunaan kata “aku”, “saya”, “gue” dan padanan yang memiliki makna sama. Sudut pandang kedua adalah sudut pandang tokoh bawaan atau menggunakan kata ganti orang ketiga. Sudut pandang yang terakhir adalah sudut pandang impersonal. Dimana penulis berdiri sendiri, tidak terlibat menjadi tokoh di dalam cerita. Tetapi penulis tahu segalanya, dengan kata lain penulis seperti sang sutradara yang maha tahu dari novel yang dituliskannya.
10. Menurut Paulus Tukan, dalam sebuah novel, alur sangat penting dikuasai oleh seorang penulis novelAlur novel dibedakan menjadi dua, yaitu alur maju atau disebut juga dengan alur progresif karena menuliskan sebuah peristiwa yang bergerak secara bertahap atau tersistematis sesuai kronologis yang sudah ditentukan. Alur maju ini disebut juga dengan istilah progresif. Adapun kebalikan dari alur maju, yaitu alur mundur disebut juga dengan flashback progresif. Jadi alur mundur ini lebih menekankan pada peristiwa yang sedang berlangsung. 
11. Menurut Agus Priantoro, penokohan dalam pembuatan novel penting sekali memberikan karakter pada tokoh yang akan dilibatkan. Dimana penokohan yang dimunculkan dapat diketahui karakternya hanya lewat ciri fisik, cara bertindak dan lingkungan tempat tinggal dari si tokoh yang diciptakan. 
12. Menurut Virgina Wolf, novel sebagai upaya eksplorasi terhadap kronik kehidupan. Termasuk juga proses merenungkan dan menggambarkan sesuatu hal yang sifatnya memberikan pengaruh, kehancuran, ikatan hasil atau aktivitas apapun. 

Nah itulah definisi novel menurut para ahli. Yuk Sobat kita lanjut ke pembahasan berikutnya!

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Unsur Kebahasaan Novel

Novel merupakan karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang yang berada di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku dalam kisah yang diceritakan. Dalam sebuah novel terkandung unsur kebahasaan yang mana terdapat 7 unsur kebahasaan novel sebagai berikut.

1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung
adalah kalimat yang menirukan ucapan atau ujaran orang lain. Kalimat langsung ditandai dengan pemakaian tanda petik ("...").

Adapun ciri-ciri kalimat langsung adalah sebagai berikut:

  1. Menggunakan tanda petik.

  2. Intonasi tinggi untuk tanda tanya, datar untuk kalimat berita dan tanda seru dilagukan dengan intonasi perintah.

  3. Kata ganti orang pertama dan orang kedua

Contoh kalimat langsung:

“Saya tidak menyesal dan malah ingin melakukannya lagi,” bangga Iqbal.

2. Kalimat Tidak Langsung
Kalimat tidak langsung
adalah kalimat yang melaporkan atau memberitahukan perkataan orang lain dalam bentuk kalimat berita.

Ciri-ciri kalimat tidak langsung adalah:

  1. Tidak menggunakan tanda petik

  2. Intonasi membacanya datar

  3. Terdapat perubahan kata ganti orang

Perubahan kata ganti yang dimaksud adalah:

  1. Kata ganti orang ke-1 berubah menjadi orang ke-3. "Saya", "aku" menjadi "dia" atau "ia".

  2. Kata ganti orang ke-2 berubah menjadi orang ke-1. "Kamu, "dia" menjadi "saya" atau nama orang.

  3. Kata ganti orang ke-2 dan ke-1 jamak berubah menjadi "kami", "kita" dan "mereka", "kalian" menjadi "mereka", "kami". 

Contoh:
Dia tidak menyesal telah melakukan hal itu, tapi malah bangga dan ingin melakukannya lagi.

3. Kalimat Lampau
Kalimat lampau
adalah kalimat yang menyatakan peristiwa masa lampau.
Contoh:

Iqbal telah menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia sejak seminggu yang lalu.

4. Verbal Material
Verba material
adalah kata kerja yang berimbuhan yang mengacu pada tindakan fisik yang dapat dilihat secara nyata oleh partisipan yang melakukan sesuatu yg bisa disebut aktor.
Contoh:

Melihat Iqbal mengajarkan hal-hal yang sulit kepada teman-temannya saya yakin dia pantas jadi guru.

5. Verbal Mental
Verba mental
adalah verba yang menerangkan persepsi (misalnya: melihat, merasa), afeksi (misalnya: suka, khawatir), dan kognisi (misalnya: berpikir, mengerti). Pada verba mental terdapat partisipan pengindera (senser) dan fenomena.
Contoh:

Iqbal sangat mengerti perasaan teman-temannya ketika ia menerima kabar harus pergi ke luar kota.

6. Konjungsi Temporal
Konjungsi temporal
adalah kata hubung yang menerangkan hubungan waktu dari dua peristiwa yang berbeda. Konjungsi temporal termasuk kata hubung yang erat kaitannya dengan waktu.
Contoh:
Iqbal membuka pianonya kemudian memainkannya dengan keangkuhan.

7. Kata Sifat
Kata sifat
merupakan kelas kata yang mengubah kata benda atau kata ganti, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih spesifik. Kata sifat dapat menerangkan kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas, maupun penekanan suatu kata.
Contoh:

Iqbal merupakan satu-satunya pria dalam kelompok itu, dia disukai karena penyabar dan mengayomi.

Yuk, coba kerjakan latihan berikut Sobat!

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

redesain-navbar Portlet