APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

BelajarPintarV3

Bahasa Indonesia

Puisi

MATERI

Unsur-Unsur Pembangun Puisi

Sobat Pintar, unsur-unsur pembangun puisi itu dibagi menjadi dua, yaitu struktur fisik dan struktur batin. Untuk penjelasannya bisa sobat pintar baca di bawah:

a. Struktur Fisik
Struktur ini merupakan unsur pembangun puisi yang berbentuk fisik atau bisa diamati dengan jelas. Struktur fisik terdiri atas:

- Diksi (pemilihan kata)
Diksi merupakan pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh pengarang dalam puisinya. Pemilihan kata-kata dalam puisi berkaitan erat dengan makna, rima, dan urutan kata dalam puisi. Oleh karena itu, kata-kata yang disajikan dalam puisi harus dipilih dengan cermat.

- Imaji
Imaji merupakan susunan kata-kata yang dapat membuat pembaca maupun pendengar puisi dapat mengungkapkan kesan/pengalaman yang bisa dirasakan oleh panca indra seperti menyentuh, melihat, maupun mendengar. Imaji dibagi menjadi tiga, yaitu imaji auditif (suara), imaji visual (penglihatan), dan imaji raba atau sentuh (taktil)

- Kata Konkret
Kata konkret merupakan kata yang dapat ditangkap dengan indra. Konkret sendiri berarti nyata atau benar-benar ada (berwujud, dapat dilihat, diraba, dan sebagainya). Jadi kata konkret ini bertujuan untuk membangkitkan imaji agar pembaca dapat merasakan dengan jelas bagaimana makna dari puisi yang dibaca. Contohnya seperti penggunaan kata buku yang mewakili ilmu dan kata bunga yang mewakili gadis cantik.

- Bahasa Figuratif (Majas)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan cara menyamakan dengan sesuatu yang lain atau kiasan. Beberapa majas yang sering digunakan dalam penulisan puisi sebagai berikut:

  1. Personifikasi merupakan gaya bahasa yang menggambarkan benda mati seolah-olah memiliki nyawa.
  2. Hiperbola merupakan gaya bahasa yang mengandung makna melebih-lebihkan atau membesar besarkan sesuatu.
  3. Metonimia merupakan gaya bahasa menggunakan nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan segala sesuatu sebagai pengganti.
  4. Metafora adalah perbandingan implisit tanpa kata pembanding "seperti" atau "bagai" di antara dua unsur berbeda tanpa menggunakan kata penghubung.
  5. Simile adalah gaya bahasa yang membandingkan secara eksplisit (jelas), menggunakan kata penghubung diantaranya “bagaikan”, “seperti” atau “umpama”, dan sebagainya.
  6. Asosiasi atau perumpamaan merupakan perbandingan dua unsur yang sebenarnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama.
  7. Pleonasme merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang lebih daripada diperlukan.
  8. Ironi adalah gaya bahasa yang berupa sindiran halus, berupa pernyataan yang maknanya bertentangan dengan makna sebenarnya.
  9. Litotes adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang dikecil-kecilkan, dikurangi dari kenyataan yang sebenarnya dengan tujuan untuk merendahkan diri.
  10. Antitesis adalah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan dengan menggunakan kata-kata atau kelompok kata yang berlawanan.
  11. Repetisi adalah gaya bahasa berupa pengulangan kata, frasa, atau kalimat dalam larik ataupun bait puisi.

- Versifikasi (rima, ritme, metrum)
Versifikasi berarti seni atau praktik menulis sajak. Versifikasi menyangkut rima, ritme, dan metrum.

  1. Rima merupakan persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, maupun akhir baris puisi.
  2. Ritme/irama adalah alunan yang terjadi karena perulangan dan pergantian kesatuan bunyi pada arus panjang pendek bunyi, keras lembut tekanan, dan tinggi rendah nada.
  3. Metrum adalah ukuran irama yang ditentukan oleh jumlah dan panjang tekanan suku kata dalam setiap baris hingga pergantian naik turun suara secara teratur.

- Perwajahan Puisi (tipografi)
Perwajahan puisi (tipografi) adalah tatanan kata, kalimat, larik, dan bait dalam puisi. Perwajahan puisi memberikan kesan dan suasana tertentu dalam puisi. Tipografi ini yang membedakan puisi dengan prosa dan drama.

Fungsi tipografi ini adalah untuk menghidupkan puisi agar semakin menarik untuk dibaca. Salah satu contohnya adalah seperti tipografi zig zag yang ada dalam puisi karya Sutardji Calzoum Bachri.

Selanjutnya, kita akan mempelajari struktur batin puisi, simak penjelasannya dengan baik ya, Sobat!

b. Struktur Batin
Struktur batin puisi adalah unsur pembangun puisi yang tidak dapat diperhatikan dengan langsung dalam penulisan puisi. Struktur batin puisi antara lain:

- Tema
Gagasan pokok yang menjadi pedoman atau dasar untuk pengarang dalam menulis puisi.

- Perasaan
Perasaan pengarang yang ingin disampaikan melalui puisi seperti perasaan bahagia, sedih, ataupun amarah, dan lain sebagainya.

- Nada dan Suasana
Pengarang puisi mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca. Sikap pengarang terhadap pembaca diungkapkan dalam nada, sehingga tercipta suasana puisi. Ada puisi yang bernada sinis, protes, menggurui, takut, mengejek, mengimbau, dan memuji.

- Amanat
Pesan atau nasihat yang terkandung dalam puisi, yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca.

1.

Jawablah pertanyaan berikut!

Majas personifikasi adalah….


A. Majas yang menggambarkan benda mati seolah-olah memiliki nyawa
B. Majas yang mengandung pernyataan yang mengecil-ngecilkan keadaan yang sebenarnya dengan tujuan untuk merendahkan diri
C. Majas yang membandingkan keadaan secara jelas
D. Majas yang berupa pengulangan kata

JAWABAN BENAR

A.

Majas yang menggambarkan benda mati seolah-olah memiliki nyawa

PEMBAHASAN

Majas personifikasi adalah majas yang membuat benda tak bernyawa seolah-olah dapat melakukan kegiatan seperti layaknya manusia yang bernyawa.

2.

Jawablah pertanyaan berikut!

Berikut ini yang merupakan struktur batin dari puisi, kecuali….


A. Tema
B. Amanat
C. Kata konkret
D. Nada dan suasana

JAWABAN BENAR

C.

Kata konkret

PEMBAHASAN

Struktur batin dari puisi antara lain:

  1. Tema
  2. Perasaan
  3. Nada dan suasana
  4. Amanat

3.

Perhatikan kutipan puisi berikut!

Di depan gerbangmu tua pada hari ini
Kami menyilangkan lengan kami ke dada kiri
Tegak dan tengadah menatap bangunanmu
Genteng hitam, dinding kusam berlumut waktu
Untuk terakhir kali
(Karya : Taufiq Ismail)

Imaji yang muncul dalam kutipan puisi tersebut adalah ...


A. visual
B. raba
C. rasa
D. penciuman

JAWABAN BENAR

A.

visual

PEMBAHASAN

lmaji merupakan kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dalam puisi dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan sesuatu yang dialami penyair.

Berdasarkan kutipan puisi di atas, imaji yang tampak dalam puisi adalah imaji visual. Hal ini dapat diketahui melalui pemaparan bentuk-bentuk benda, seperti gerbang tua, genteng hitam, dan dindim kusam. Lalu, terdapat kata menatap yang menegaskan citraan visual dalam puisi tersebut. Selain itu, terdapat penggambaran situasi yang terjadi, seperti yang terdapat dalam larik kedua dan ketiga.

redesain-navbar Portlet