Esports – Bisakah Sobat Menjadi Atlitnya?
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Masa Depan Esports, photo via xlivecon.com
How could chess or bridge be a formal, acknowledged game? Bukankah semestinya olahraga, apalagi yang resmi dilombakan, adalah suatu kegiatan fisik yang intensif dan bertujuan untuk kesehatan?
Begitulah salah satu analogi kenapa esports masih belum sepenuhnya diakui sebagai cabang olahraga yang dilombakan secara resmi. Esports, yang asal katanya sama seperti email (electronic mail), sebenarnya merupakan cabang olahraga yang dimainkan secara profesional.
Pro Gaming untuk Profesional Gamers
In South Korea, where internet connectivity is the fastest on the planet, esports is known as a pro graming. Bukan tanpa alasan Sobat, di negara tersebut esports memang dikompetisikan dan diikuti oleh pemain-pemain profesional.
Esports memiliki salah satu komponen utama dalam olahraga, yaitu strategi. Semua games yang dikompetisikan di esports memerlukan strategi yang tepat untuk memenangkannya. Bahkan beberapa games memerlukan strategi yang lebih kompleks dibanding catur.
Beberapa turnamen profesional esports antara lain The International Dota 2 Championsjips, Evolution Championship Series, League of Legends World Championship, dan lain-lain. Kompetisi resmi seperti ini biasanya berhadiah uang tunai, bahkan medium.com menyebutkan bahwa League of Legends menawarkan hadiah USD 11M atau sekitar Rp14,3T.
Ditingkat nasional, kita telah punya turnamen sendiri, yaitu Indonesia E-Sports Premier League (IESPL). Akan tetapi, status esports sebagi bagian dari olahraga yang dipertandingkan secara resmi masih menjadi perdebatan. Lihat saja bagaimana esports berstatus sebagai eksibisi di Asian Games 2018 sehingga perolehan medalinya tak dihitung.
Esports sebagai Kompetisi Olahraga
Lantas, apakah dengan bermain game setiap hari, maka Sobat Pintar bisa mengikuti esports? It's not that simple, unfortunately.
Untuk mengikuti sebuah kompetisi profesional, dibutuhkan sebuah tim yang terdiri dari coach, manajer, pemain, cadangan, bahkan sponsor. Bagi gamernya sendiri, diperlukan kemampuan berpikir dan refleks tubuh yang cepat agar dapat memenangkan kompetisi.
Seorang gamer profesional harus sanggup duduk berjam-jam menatap layar komputer. Ketahanan fisik seperti ini takkan bisa diperoleh tanpa latihan fisik yang teratur. Setiap harinya, berlatih game juga wajib dijadwalkan selama dua hingga tujuh jam.
Lagipula, tak semua jenis permainan dikompetisikan. Biasanya esports mempertandingkan game dengan genre Real-Time Strategy (RTS), Multiplayer Online Battle Arena (MOBA), perkelahian, dan First-Person Shooter (FPS).
Disisi lain, saat esports menjadi salah satu nomor pertandingan di Asian Games 2018, ubaya.ac.id menyebutkan bahwa panitia tidak mengizinkan jenis permainan dengan unsur kekerasan seperti Mobile Legends, PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG), Counter-Strike: Global Offensive, hingga Dota 2.
Turnamen High School League
Beberapa waktu lalu, JD.ID menyelenggarakan turnamen esports. Turnamen tersebut memberi sudut pandang lain tentang bagaimana game menjadi bagian dari pendidikan di sekolah.
Turnamen tersebut juga membuktikan sisi lain esports, yaitu kedisiplinan. Misalnya ingin mengikuti turnamen, maka Sobat Pintar harus dapat membagi waktu untuk belajar dan mempertahankan prestasi akademik sambil terus meningkatkan gaming skill. Bukan hal yang mudah bukan, Sobat Pintar?
Esports masih punya jalan yang tak pendek untuk menjadi cabang olahraga resmi. Still, you may hope for a brighter future as the Ministry of Youth and Sports supports the esports idea. Let's wait and see while you improve your skill, shall we?
ArtikelTerkaitV3
Mitos vs Fakta Jurusan Kedokteran: Benarkah Hanya untuk Oran
Jurusan Kedokteran selalu menjadi salah satu program studi paling populer dan bergengsi di Indonesia. Namun, banyak mitos yang beredar seputar jurusan ini, mulai dari anggapan bahwa hanya orang kaya yang bisa masuk hingga rumor mistis tentang praktikum ma...
Baca Selengkapnya
QRIS: Kebanggaan Indonesia yang Bikin Amerika Ketar-Ketir! I
Sobat Pintar, pernah nggak sih kamu bayangkan kalau teknologi pembayaran digital buatan Indonesia bisa bikin negara adidaya seperti Amerika Serikat ketar-ketir? Yap, itu bukan mimpi! QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) adalah sistem pembayaran ...
5 Destinasi Healing Terbaik untuk Siswa Setelah Ujian, Bikin
Hai, Sobat Pintar! Sudah lelah dengan segudang ujian yang bikin kepala pusing? Tenang, kamu berhak untuk healing sejenak sebelum melanjutkan perjalanan akademismu. Nah, kali ini Aku Pintar kasih rekomendasi destinasi healing terbaik buat kamu yang baru sa...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog