APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

Gaya Belajar Auditori Ternyata Dominan Menggunakan Pendengaran

Gaya belajar auditori adalah proses belajar pada seseorang yang dominasinya dilakukan oleh sistem pendengaran atau telinga. Orang dengan kecenderungan auditori tidak memerlukan sistem pembelajaran secara visual untuk memahami materi. Ketika Sobat Pintar memiliki teman di kelas yang seolah tidak peduli saat guru menjelaskan di depan kelas, tetapi nilai ulangannya selalu bagus, bisa jadi gaya belajarnya adalah auditori. Orang-orang seperti ini bisa mendengarkan materi seperti mendengarkan musik. Sobat Pintar sudah tahu, metode belajar apa yang selama ini paling efektif untuk diri kalian? Jika belum, coba simak penjelasan selengkapnya mengenai pembelajaran gaya belajar auditori yang akan dibahas tuntas di sini!

Apa Itu Gaya Belajar Auditori?

 



 

Gaya belajar setiap orang ternyata ada banyak jenisnya, salah satunya gaya auditori/ metode yang dominannya menggunakan audio selama pemaparan materi. Auditori merupakan satu dari dua tipe gaya belajar lainnya, yakni kinestetik dan visual.

Sekilas tentang kinestetik adalah metode belajar yang mengedepankan aktivitas fisik, sementara visual ada aktivitas belajar yang mengedepankan faktor visual atau penglihatan. Metode pembelajaran audio akan lebih banyak mempekerjakan telinga untuk mendengar.

Sobat Pintar sudah pernah melakukan tes gaya belajar sebelumnya? Mengetahui gaya belajar apa yang paling tepat dengan diri sendiri membantu penyerapan materi dengan baik. 

Ciri-Ciri Siswa Dengan Gaya Belajar Auditori
 

Semua orang terlahir dengan keunggulannya masing-masing, jika ada yang tidak maksimal dalam proses belajarnya, bisa jadi melakukan cara yang kurang tepat. Sobat Pintar harus tahu bahwa ada ciri khas siswa yang mempunyai gaya belajar auditori, diantaranya:

1. Mudah Mengingat Informasi yang Didengar

Siswa yang memiliki kecenderungan tipe belajar auditori akan lebih mudah mengingat segala bentuk informasi berupa suara. Tidak masalah jika tidak bisa melihat siapa pemberi informasinya, yang penting tidak ada distraksi masuknya informasi ke dalam telinga.

Informasi yang direkam oleh telinga ini akan tersimpan ke otak dan dapat diingat dalam waktu lama. Sobat Pintar jangan salah paham ketika ada teman yang terkesan tidak acuh saat guru menjelaskan, bisa jadi sistem pendengarannya sedang memproses materi dari guru.

2. Mudah Mengingat Nama Saat Berkenalan

Ciri-ciri lainnya adalah lebih mudah mengingat nama seseorang, sekalipun baru pertama kali berkenalan. Sekalipun kontak mata siswa auditori terbilang minim dibandingkan siswa lain, namun dari segi ingatan akan nama seseorang jauh lebih tajam.

Sobat Pintar bisa menelaah dua ciri yang kami berikan, adakah salah satunya yang melekat pada Sobat Pintar? Atau mungkin teman sebangku kalian yang memiliki karakteristik auditori.

3. Suka Membaca dengan Suara Lantang

Sumber bacaan atau buku merupakan bentuk informasi tertulis yang tidak menimbulkan suara sama sekali. Bagi orang-orang yang cenderung menggunakan indera pendengaran saat belajar dapat menyiasatinya dengan membaca lantang informasi dari dalam buku.

Tantangannya adalah ketika ada ujian Bahasa Indonesia maupun Bahasa Asing yang mengharuskan memahami wacana, tipikal siswa auditori membutuhkan waktu adaptasi lebih lama. Sobat Pintar dapat menyiasatinya dengan membaca bersuara, tetapi pelan saja.

4. Mudah Terdistraksi di Tengah Keramaian

Orang-orang dengan kecenderungan auditori tidak bisa menerima suara terlalu banyak karena bisa mengganggu konsentrasi dalam menyerap informasi. Terlalu banyak suara yang masuk ke dalam kepala dapat mengaburkan informasi penting yang harus dipahami.

Siswa dengan tipe auditori harus belajar pada situasi kelas yang kondusif untuk bisa menangkap materi dari guru. Siswa auditori juga harus menemukan pengajar yang aktif berbicara dan menjelaskan materi.

Berbagai ciri tipe gaya belajar auditori di atas dapat menjadi acuan dalam mengidentifikasi kecenderungan gaya belajar Sobat Pintar selama ini. Informasi ini juga sangat penting diketahui guru untuk memperlakukan setiap siswa dengan tepat.

Contoh Gaya Belajar Auditori
 

Tidak semua mata pelajaran di sekolah Indonesia memenuhi tipe auditori yang menekankan sistem pendengaran siswa. Meskipun begitu, Sobat Pintar harus tahu ada beberapa contoh gaya belajar auditori yang dapat mendukung pemahaman materi, seperti:

1. Memanfaatkan Sesi Tanya Jawab

Setelah guru memaparkan materi di kelas dan memberikan sesi tanya jawab kepada siswa maka sobat pintar dengan tipe auditori dapat memanfaatkan waktu tersebut dengan baik. Penjelasan ulang secara lisan dari guru dapat semakin memperdalam pemahaman materi. 

2. Mempelajari Bahasa Melalui Lagu

Mendengarkan lagu berbahasa Inggris dapat menjadi metode pembelajaran efektif untuk tipikal auditori. Mendengarkan lagu bahasa Korea juga dapat menjadi cara belajar yang tepat untuk memahami bahasa Korea bagi siswa auditori. 

3. Merekam Materi dengan Suara

Sobat Pintar dapat membaca buku dengan lantang lalu merekamnya menggunakan handphone untuk diperdengarkan pada lain waktu. Sobat Pintar dapat mendengarkan kembali materi yang direkam sambil melakukan aktivitas lain,  seperti makan. 

4. Belajar Melalui Diskusi

Cara belajar yang tepat untuk gaya belajar auditori lainnya adalah mengikuti diskusi bersama teman atau guru. Melalui metode diskusi Sobat Pintar dapat menemukan jawaban dari hal-hal yang belum dipahami secara langsung dari ahlinya. 

5. Menekankan Ejaan pada Istilah yang Sulit

Menekankan ejaan pada istilah yang sulit dipahami bertujuan untuk membuat sobat pintar lebih mudah menulis dan melafalkan istilah tersebut. Contoh, ejaan c-h-e-e-s-e dilafalkan per huruf supaya tidak keliru dalam menulisnya saat ada ujian English. 

Model Belajar Lainnya
 

Auditori adalah salah satu tipe atau model pembelajaran bagi siswa dengan mengedepankan indera pendengaran. Selain itu, ada juga gaya belajar lainnya yang tidak dominan pada sistem pendengaran, namun dominan pada fisik dan sistem penglihatan.

1. Gaya Pembelajaran Visual

Sobat Pintar yang memiliki kecenderungan visual lebih menyukai pembelajaran melalui gambar atau sesuatu yang dapat menjelaskan materi secara riil. Misal, dalam materi Geografi dipelajari letak Indonesia dalam peta dunia, maka tipe visual membutuhkan gambar petanya langsung.

Misalkan lagi pelajaran Sosiologi tentang karakteristik masyarakat Baduy di Banten. Siswa visual membutuhkan bukti konkret gambar orang Baduy untuk menelaah karakteristik fisiknya secara detail.

2. Gaya Belajar Kinestetik

Gaya belajar kinestetik mengedepankan aktivitas fisik atau interaksi langsung dengan objek dalam penyerapan materi, contohnya pelajaran Olahraga. Siswa kinestetik belum tentu bagus dalam memahami pelajaran yang terlalu banyak teori.

Perbedaan antar siswa bukan berarti jelek, hanya guru yang harus memahami kepribadian dan gaya belajar masing-masing anak. Tujuannya supaya semua potensi di dalam diri siswa dapat dimaksimalkan.

Kesimpulan
 

Ternyata ada macam-macam gaya belajar pada siswa yang efektivitasnya ditentukan berdasarkan kepribadian masing-masing. Gaya belajar auditori dengan mengutamakan indera pendengaran serta menyingkirkan distraksi dari suara-suara tidak penting di sekitar.

Sobat Pintar bisa melakukan tes tipe belajar yang paling tepat untuk melakukan proses belajar yang lebih akurat. Jika sekolah belum memfasilitasi model belajar yang cocok dengan Sobat Pintar, jangan menyerah untuk menerapkannya di luar sekolah.

Peran orang tua sebagai wali sangat membantu dalam menciptakan keberhasilan dari metode auditori di luar sekolah. Ketika sudah memahami metode belajar yang tepat maka lebih mudah untuk meningkatkan nilai di setiap pelajaran. 

00

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog