Inilah Cara Lepas dari Stereotip Mental Tempe
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Mental Tempe, photo by Pixabay on Pexels
Berjalan sampai hari ini, istilah mental tempe sering dilabelkan pada orang yang terlihat paling lemah di lingkungannya. Istilah yang dipopulerkan di masa perjuangan pasca kemerdekaan ini sering dikonotasikan dengan keadaan mudah menyerah, terbelakang, dan tidak berdaya. Sebenarnya apa sih penyebab seseorang diberikan label mental tempe?
Mental tempe timbul akibat aktivitas masa lalu yang akhirnya berdampak pada kepercayaan diri yang menurun. Faktor lingkungan dan keluarga berperan banyak pada bertumbuhnya sifat mental tempe ini pada diri seseorang. Kekangan masa lalu juga bisa menyebabkan seseorang kehilangan keinginan untuk mengeksplorasi sekitarnya.
Kebiasaan tidak dihargai juga menjadi penyebab seseorang takut untuk keluar dari zona nyamannya. Akibatnya, ia hanya bergerak di zona nyaman yang tidak membuatnya berkembang dengan baik. Kurangnya sosialisasi dengan sesama menjadi lahan subur untuk mental tempe bertumbuh pesat. Lalu bagaimana sih perasaan seorang mental tempe terhadap lingkungannya?
Seseorang yang bermental tempe cenderung tidak berani mengambil keputusan dan selalu ragu-ragu atas setiap pilihan. Sebelum melakukan sesuatu, pikiran negatif telah mengikatnya sehingga membuatnya mengurungkan niat untuk berkembang.
Seorang pesimistis akan menyerah sebelum berusaha. Ketika menghadapi suatu masalah, ia akan lari dari permasalahan tersebut.
Seseorang yang bermental tempe selalu berkata ‘ya’ pada apa yang diperintahkan kepadanya. Hal itu dikarenakan ia tidak punya rasa percaya diri. Contohnya, seseorang rela masuk jurusan Kedokteran, sesuai pilihan orang tuanya. Padahal bakat dan minatnya bukan di jurusan itu. Pada kondisi yang lebih parah, ia seakan menyerahkan seluruh hidupnya untuk diatur orang lain.
Semua perkataan bagai pisau tajam baginya. Seorang bermental tempe mudah tersinggung dan sulit untuk menerima kritik dari orang lain. Dalam pekerjaan, ia cenderung tidak profesional karena sering memaksakan kehendak pribadi.
Lalu apakah ada jalan keluar dari stereotip itu? Berikut beberapa cara yang bisa diterapkan untuk menghilangkan stereotip mental tempe.
Meningkatkan kepercayaan diri bisa dimulai dengan mengenali kelemahan dan kelebihan. Dengan mengetahui kelemahan, seseorang mengetahui hal mana saja yang seharusnya ditingkatkan. Dengan mengetahui kelebihan, ia mengetahui hal mana saja yang bisa dibanggakan.
Terdapat banyak sekali kemampuan yang dapat dieksplorasi dalam diri seseorang. Bila perlu, gunakan Tes Kemampuan untuk mengetahui keunggulan diri. Memahami apa yang menjadi keunggulan diri sendiri dapat membantu dalam pemilihan kursus untuk meningkatkan soft skill.
Lingkungan yang positif mendorong seseorang untuk berpikir positif. Ia akan mendapatkan dukungan atas segala aktivitasnya. Lingkungan seperti ini membebaskannya untuk mengeksplor apapun, selama itu tidak merugikan. Dengan begitu, ia akan kuat menghadapi hal-hal negatif dan terhindar dari bahaya melakukan social comparison.
Yuk, bagikan dan coba ketiga cara di atas untuk lepas dari stereotip mental tempe. Hingga akhirnya, Sobat Pintar punya mental baja dan siap menghadapi kerasnya hidup di dunia.
Penulis: Chatarina
Penyunting: Deni Purbowati
ArtikelTerkaitV3
Cesium-137: Si "Siluman" Radioaktif yang Bisa Jadi Inspirasi
Sobat Pintar, pernah dengar tentang Cesium-137? Zat radioaktif ini mungkin terdengar menyeramkan, tapi tahukah kamu bahwa di balik bahayanya, ada peluang besar untuk berkarier di bidang sains dan teknologi? Yuk, kupas tuntas tentang Cesium-137 dan bagaima...
Baca Selengkapnya
Mengenal Ragam Profesi HR dan Peta Karirnya: Dari Spesialis
Human Resources (HR) atau Sumber Daya Manusia telah berevolusi dari fungsi administratif menjadi strategic business partner yang vital. Profesi di bidang ini menawarkan ragam spesialisasi dan jenjang karir yang jelas bagi mereka yang tertarik mengelola da...
Kelapa Sawit vs Kelapa Biasa: Asal Nama, Perbedaan, dan Tant
Asal Muasal Nama "Kelapa Sawit" Nama "kelapa sawit" berasal dari dua kata: "kelapa" dan "sawit". Kata "kelapa" digunakan karena buahnya menghasilkan minyak, mirip dengan kelapa biasa yang juga menghasilkan minyak (minyak kelapa). Sementara "sawit" diduga...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog