APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

Introspeksi: Seberapa Dewasakah Kamu?

Gaya Hidup Pelajar dan Mahasiswa

photo via www.imc.hokudai.ac.jp

Batasan usia dewasa diberbagai budaya tak sama. Misalnya, di Jepang kamu dianggap dewasa dan harus bisa hidup mandiri pada usia 20. Secara umum, dibudaya Barat, usia dewasa dan bertanggung jawab atas setiap perbuatannya sendiri adalah 18. Terlepas dari perbedaan angka tersebut, lebih penting lagi kita mencermati apa-apa saja yang perlu disiapkan untuk menjadi (lebih) dewasa.

 

Lebih Menghargai Waktu

Jangan menyalahartikan alon-alon waton kelakon dalam pepatah Jawa sebagai legitimasi budaya ngaret, ya! Ujaran Jawa ini sebenarnya lebih mengarah pada konsistensi dalam melakukan sesuatu sampai berhasil, jadi jangan dikaitkan dengan bersikap santai, entar-entar aja, atau menunda-nunda.

Saat kuliah dan tak terikat dengan jadwal kelas dari pagi hingga sore, kamu dituntut untuk dapat mencermati dan menghargai waktu luangmu – digunakan untuk apa? Bila menjadi entrepreneur, kamu lebih dituntut untuk pintar mengelola waktu – karena tak ada atasan atau jadwal kerja yang mengharuskanmu melakukan ini itu. Jika telah terbiasa menghargai waktu sejak sekarang, mengatur dan menyelesaikan apapun pekerjaanmu dimasa depan bukan hal yang sulit untuk dilakukan – termasuk juga meluangkan waktu untuk rehat dan bersenang-senang!

 

 

Menghargai dan Menghormati Orang Lain

Menghormati orang yang lebih tua memang sudah menjadi budaya kita, tapi bagaimana dengan orang yang lebih muda? Wait, memangnya butuh alasan untuk tidak bersikap respek sama yang lebih muda?Sebenarnya tak ada alasan untuk meremehkan mereka yang lebih muda, baik itu adik, saudara, ataupun adik tingkat.

Selain ucapan, perilaku yang baik dan sopan juga menunjukkan seberapa dewasanya kamu. Setiap kita adalah manusia merdeka yang dapat memilih bagaimana bersikap. Dan ketika kamu memilih untuk bersikap hormat dan respek pada semua orang, maka kamu telah menunjukkan kualitasmu sebagai seorang yang cukup dewasa.

 

Bijak dalam Memilih dan Mengambil Keputusan

Kurang-kurangilah galau agar kamu nggak baperan. Jangan terlalu mudah merisaukan segala sesuatu – nggak semua-semua kudu dipikirin, Sobat Pintar! Simpan tenaga dan waktumu untuk memikirkan pilihan-pilihan penting, misalnya jurusan kuliah, judul skripsi atau tugas akhir, pindah jurusan atau tidak, atau hal-hal lain yang terkait dengan masa depanmu.

Bagi sebagian orang, memilih dan mengambil keputusan memang bukan hal yang mudah. Bila kamu termasuk dalam golongan ini, berlatihlah dulu untuk memilih atau memutuskan tentang hal-hal ringan sehari-hari. Seiring waktu, kamu akan sanggup – dan memang dituntut untuk – dapat membuat pilihan dan keputusan besar dalam hidupmu.

 

Selektif Memilih Siapa Saja dalam Inner Circle-mu

Baik kamu ekstrovert yang suka bergaul dengan banyak orang maupun introvert yang cukup nyaman dengan beberapa teman saja, setiap kita punya orang-orang penting yang cukup dekat dengan kehidupan pribadi kita. Pada merekalah, baik sahabat atau keluarga, kamu curhat dengan leluasa. Mereka juga selalu ada saat kamu memerlukan bantuan atau sekedar menjadi pendengar cerita-cerita nggak pentingmu.

Itulah inner circlemu. Itulah support systemmu yang akan menopangmu kapanpun kamu jatuh. Jika kamu dikelilingi oleh orang-orang yang positif, penuh semangat, berpandangan terbuka, dan suportif, maka kamupun akan tertular energi yang sama. Nggak pengin dikomentari negatif, dikerdilkan, dicaci, disalah-salahin terus-terusan, kan? Maka dari itu, pintar-pintarlah memilih pada siapa kamu berbagi isi kepala dan hatimu.

 

Dan dukungan yang terhebat, terkuat adalah saat kamu punya hubungan yang baik dan dekat dengan Sang Pencipta. Bagaimanapun juga, salah satu tanda kedewasaan adalah ketika kamu punya keterikatan dengan Tuhan yang menciptakanmu. Jadi, seberapa dewasakah kamu saat ini?

670

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog