5 Kesalahan Guru Saat Mengajar yang Harus Dihindari
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Foto oleh Anthony Shkraba dari Pexels
Menjadi guru adalah profesi yang mulia. Bahkan ketika Jepang luluh lantak karena bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada 1945, hal pertama yang ditanyakan oleh kaisar Jepang adalah berapa jumlah guru yang selamat. Guru menjadi penentu bangkit dan berkembangnya suatu bangsa. Tidak heran guru dikenal dengan sosok pahlawan tanpa tanda jasa.
Meskipun demikian, guru juga seorang manusia biasa. Kegiatan pembelajaran terkadang tidak mencapai tujuannya karena adanya permasalahan atau kesalahan yang terjadi saat proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, Guru Pintar harus mengetahui kekeliruan yang kerap terjadi saat mengajar sehingga bisa diantisipasi dan dicarikan solusi jika terlanjur terjadi.
Berikut ini kesalahan guru saat mengajar yang sering terjadi sehingga target pembelajaran tidak tercapai dengan optimal:
Foto oleh Abhilash Sahoo dari Pexels
Kesalahan guru dalam mengajar yang pertama adalah kurangnya persiapan guru sebelum mengajar. Meskipun Guru Pintar sudah menguasai semua materi yang akan diajarkan di luar kepala, bukan berarti boleh melenggang begitu saja ke kelas tanpa persiapan yang matang. Banyak sekali hal yang harus disiapkan sebelum mengajar misalnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, alat evaluasi, dan lain-lain.
Solusi untuk hal ini hanya satu yaitu menyiapkan pembelajaran dengan matang. Jika kesulitan membuat setiap sebelum pelajaran dimulai, Guru Pintar dapat membuat secara mingguan atau bulanan. Akan lebih baik lagi jika dapat disiapkan di awal semester sebelum awal pembelajaran karena Guru Pintar dapat memiliki waktu yang cukup untuk merancang pembelajaran sebaik-baiknya.
Foto oleh Vanessa Garcia dari Pexels
Masalah yang dihadapi guru dalam mengajar yang kedua adalah memaksakan semua siswa memahami materi dengan metode yang sama dan di saat yang sama pula. Jika ada siswa yang tidak memenuhi target, guru akan langsung menyalahkan siswa kenapa tidak belajar atau kenapa tidak menyimak. Hal ini sebenarnya dapat menyakiti siswa lho, Guru Pintar. Apalagi jika dikatakan di depan teman-teman sekelasnya.
Jika hal ini terjadi di kelas Guru Pintar, hal pertama yang harus dilakukan adalah berefleksi. Kenapa ada siswa yang belum paham materi sehingga target pembelajaran yang diajarkan tidak tercapai. Cari tahu permasalahan yang dihadapi siswa dan bantu mencari solusi tanpa membuat siswa malu atau merasa rendah diri. Jika permasalahan karena metode pembelajaran yang digunakan, Guru Pintar harus legowo mengakui kesalahan dan segera mencari strategi yang cocok dengan karakter semua siswa sehingga mereka dapat memahami materi yang diajarkan.
Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels
Kelemahan guru dalam mengajar diantaranya terjadi karena malas belajar lagi. Merasa sudah mengenyam pendidikan yang cukup sehingga tidak meluangkan waktu untuk mempelajari hal-hal baru atau sekedar merefresh pengetahuan. Lelah, tidak punya waktu, dan sibuk menjadi alasan banyak guru tidka berusaha mengupgrade dirinya. Yang terjadi adalah Guru Pintar akan menjadi ketinggalan zaman. Dunia pendidikan bergerak sangat dinamis. Perubahan banyak terjadi di sana-sini. Jika tidak diimbangi dengan selalu belajar dan mengembangkan diri, maka pembelajaran yang disajikan di kelas akan menjadi bosan dan siswa tidak bersemangat untuk belajar.
Untuk mengatasi hal ini, Guru Pintar harus meluangkan diri untuk selalu belajar. Belajar tidak harus dengan mengenyam pendidikan formal yang memakan biaya sangat mahal. Guru Pintar dapat belajar di mana saja dan kapan saja. Baik itu dengan membaca buku, saling berbagi praktik baik dengan guru-guru lain, bergabung dengan komunitas-komunitas guru, atau mengikuti berbagai pelatihan/workshop/seminar.
Foto oleh Fox dari Pexels
Mengapa guru harus memahami karakteristik peserta didik atau siswa? Karena Setiap siswa memiliki keunikannya masing-masing. Setiap siswa mempunyai kekuatan, kelemahan, minat, dan perhatian yang berbeda-beda. Latar belakang keluarga, latar belakang sosial ekonomi, dan lingkungan juga sangat berpengaruh dengan gaya belajarnya. Jika Guru Pintar tidak memperhatikan hal ini dan menyama ratakan semua siswa, maka tidak heran akan ada siswa yang tidak mencapai tujuannya dalam belajar.
Hal yang dapat Guru Pintar lakukan untuk mencegah hal ini terjadi adalah dengan melakukan asesmen diagnostik di awal pembelajaran, baik itu secara non kognitif maupun secara kognitif. Dengan demikian Guru dapat mengetahui karakter siswa, kemampuan pemahaman siswa, dan juga kendala yang siswa hadapi. Setelah itu Guru Pintar dapat merancang pembelajaran yang bervariasi dan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan setiap siswa. Semua siswa dapat terpenuhi haknya dan yang lebih penting no one left behind.
Guru dalam pembelajaran diwajibkan untuk membuat perangkat-perangkat pengajaran yang dapat menjadi pedoman saat mengajar. Yang sering terjadi adalah perangkat-perangkat mengajar seperti RPP, media, alat evaluasi, dan lain sebagainya hanya satu kali. Di tahun-tahun berikutnya hanya menyalin dan mengubah tanggal serta tahunnya saja. Padahal setiap tahun, setiap kelas memiliki kebutuhan yang berbeda. Sebenarnya tidak masalah menggunakan perangkat yang sama. Yang harus dilakukan adalah melakukan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan kebutuhan dan karakter siswa.
Hal ini yang sering disebut siswa milenial diajarkan oleh guru kolonial. Maksudnya adalah guru tidak mau berubah maunya mengajar dengan cara yang sama, media yang sama, dan perangkat pembelajaran hanya menjadi dokumen administratif saja. Jangan sampai terjadi ya Guru Pintar. Supaya tidak terjebak dengan masalah seperti ini, Guru Pintar harus rajin melakukan evaluasi pada perangkat yang telah dibuat. Kemudian dengan berbekal pengetahuan tentang karakter siswa, kebutuhan siswa, dan target apa yang harus dicapai, Guru Pintar dapat mengupdate semua perangkat dari waktu ke waktu.
Menjadi guru memang tidak mudah. Tetapi jika melakukannya dengan penuh tulus dan profesional, maka Guru Pintar akan dapat menikmati setiap prosesnya
ArtikelTerkaitV3
Cesium-137: Si "Siluman" Radioaktif yang Bisa Jadi Inspirasi
Sobat Pintar, pernah dengar tentang Cesium-137? Zat radioaktif ini mungkin terdengar menyeramkan, tapi tahukah kamu bahwa di balik bahayanya, ada peluang besar untuk berkarier di bidang sains dan teknologi? Yuk, kupas tuntas tentang Cesium-137 dan bagaima...
Baca Selengkapnya
Mengenal Ragam Profesi HR dan Peta Karirnya: Dari Spesialis
Human Resources (HR) atau Sumber Daya Manusia telah berevolusi dari fungsi administratif menjadi strategic business partner yang vital. Profesi di bidang ini menawarkan ragam spesialisasi dan jenjang karir yang jelas bagi mereka yang tertarik mengelola da...
Kelapa Sawit vs Kelapa Biasa: Asal Nama, Perbedaan, dan Tant
Asal Muasal Nama "Kelapa Sawit" Nama "kelapa sawit" berasal dari dua kata: "kelapa" dan "sawit". Kata "kelapa" digunakan karena buahnya menghasilkan minyak, mirip dengan kelapa biasa yang juga menghasilkan minyak (minyak kelapa). Sementara "sawit" diduga...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog