Raih Suksesmu, Hilangkan 5 Kebiasaan Ini
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Raih Suksesmu Hilangkan Kebiasaan Ini, photo via studybreaks.com
Definisi sukses memang tak sama bagi setiap orang. Dan memang tak ada keharusan untuk menyamakan makna suksesmu dengan arti sukses orang lain. Akan tetapi, ada beberapa hal mendasar yang turut mempengaruhi seberapa dekat dirimu dengan tujuan yang ingin dicapai. Apa saja itu?
1. Kebiasaan Menunda-Nunda Pekerjaan
Did you know that procrastination is one of psychological disorders? We tend to validate our excuses to procrastinate. "Nanti saja, ..." Bisa dengan mudah mengisi titik-titik ini, Sobat?
Menurut Ilmu Psikologi, ada tiga tipe procrastinators. Pertama, tipe avoider yang menghindari perasaan tak nyaman ketika harus mengerjakan sesuatu. Misalnya, ketika ada PR Matematika, Sobat terus-menerus menunda mengerjakannya karena rasa tidak suka pada matapelajaran tersebut.
Kedua, tipe optimis yang menunda mengerjakan sesuatu karena merasa yakin nantinya mampu menuntaskannya dengan mudah. Contohnya ketika Sobat Pintar selalu mendapat nilai Matematika tertinggi di kelas. PR Matematika sesulit apapun akan tetap terasa mudah, sehingga baru mengerjakannya mendadak 30 menit sebelum dikumpulkan.
Ketiga, tipe pleasure seeker yang menunda mengerjakan sesuatu sampai dirasa mampu menikmatinya. Biasanya kita membuat alasan, "PR dikerjain entar aja deh, lagi nggak mood ngerjain, nih." Sayangnya, mood itu takkan pernah datang – betul, Sobat?
2. Takut Mencoba Hal-Hal Baru
Sobat Pintar merasa takkan sanggup naik gunung atau panjat tebing? Takkan terpilih mengikuti olimpiade Matematika atau debat Bahasa Inggris? Tak memiliki bakat seni tari atau kriya? It's all in your head.
Cobalah dulu, ide apapun yang sempat singgah dalam benak – belajar bahasa asing, memulai bisnis, mengembangkan keterampilan diluar dunia akademis, atau yang lain. Apakah Sobat memiliki kemampuan disitu? You'll never know unless you try!
3. Mudah Bereaksi Tanpa Mencerna Dulu
Saat mengetahui sesuatu yang heboh dimedia sosial, bagaimana Sobat menanggapinya? Share it right away? Salah satu sebab kenapa berita bohong banyak beredar adalah karena kita terlalu cepat bereaksi – tanpa benar-benar meluangkan waktu untuk memeriksa ulang dan mencerna baik-baik.
If you notice, we have two important words in the paragraph above: react and respond. Saat kita bereaksi, tindakan kita cenderung bersifat cepat dan agresif, tanpa banyak berpikir. Sebaliknya, saat kita menanggapi sesuatu, tindakan kita biasanya cukup tenang dan merupakan hasil dari pemikiran yang matang.
Sekarang, coba diingat-ingat lagi. Apakah Sobat mudah marah pada hal-hal kecil yang terasa mengganggu?
4. Bersantai Tanpa Batas
What do you do on weekends? Biasanya kita bersantai, bermalas-malasan diakhir pekan – staying in bed, reading novels, watching movies, playing games, etc. You may as well spending your weekends outdoor, by cycling, swimming, hiking, etc.
Tapi bagaimana kalau kita melakukannya hampir setiap hari? Berapa banyak tugas-tugas kita yang dapat terselesaikan? Relaxing is necessary, but it's not without limit.
Ada baiknya menggunakan waktu bersantai sebagai reward atas tugas yang telah dituntaskan. Dengan begitu, kita dapat membuat skala prioritas dan dapat menjalani hidup yang seimbang: tetap produktif dan sempat bersantai.
5. Bersikap Sok tahu atas Segala Hal
There's nothing worse than making yourself a joke. Salah satunya adalah saat kita merasa sudah tahu banyak hal, kemudian berusaha keras untuk menunjukkannya habis-habisan. Bukankah diatas langit masih ada langit? Maka bagaimana kita dipandang oleh mereka yang ternyata lebih tahu?
Dan masih ada dampak terburuknya, Sobat. Saat kita merasa sudah tahu, atau bahkan merasa sudah ahli, maka kita cenderung enggan belajar lagi. Which one do you prefer: being a big fish in a small pond or a small fish in a big pond?
Boleh jadi kita melakukan salah satu dari lima kebiasaan buruk diatas tanpa disadari. Tapi masih belum terlambat untuk memperbaikinya, bukan? Kalaupun masih belum tahu harus memulainya dari mana, jangan ragu membicarakannya dengan Konselor Pintar – it's never too late.
ArtikelTerkaitV3
Cesium-137: Si "Siluman" Radioaktif yang Bisa Jadi Inspirasi
Sobat Pintar, pernah dengar tentang Cesium-137? Zat radioaktif ini mungkin terdengar menyeramkan, tapi tahukah kamu bahwa di balik bahayanya, ada peluang besar untuk berkarier di bidang sains dan teknologi? Yuk, kupas tuntas tentang Cesium-137 dan bagaima...
Baca Selengkapnya
Mengenal Ragam Profesi HR dan Peta Karirnya: Dari Spesialis
Human Resources (HR) atau Sumber Daya Manusia telah berevolusi dari fungsi administratif menjadi strategic business partner yang vital. Profesi di bidang ini menawarkan ragam spesialisasi dan jenjang karir yang jelas bagi mereka yang tertarik mengelola da...
Kelapa Sawit vs Kelapa Biasa: Asal Nama, Perbedaan, dan Tant
Asal Muasal Nama "Kelapa Sawit" Nama "kelapa sawit" berasal dari dua kata: "kelapa" dan "sawit". Kata "kelapa" digunakan karena buahnya menghasilkan minyak, mirip dengan kelapa biasa yang juga menghasilkan minyak (minyak kelapa). Sementara "sawit" diduga...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog