APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

kampus_pintar_v3

AKPINDO Mendapat 3 Rekor Muri

avatar penulis

nurzubai ca

7 September 2018

header image article

Photo by Chaitanya Tvs on Unsplash

Akademi Pariwisata Indonesia (Akpindo) mencetak rekor Dunia MURI Replika Monas dari Rangkaian Roti Buaya Terbanyak. Pemecahan Rekor tersebut digelar di Atrium Mall Cipinang Indah, Sabtu (19/12/2015).

Selain dihadiri sejumlah pimpinan Akpindo, seperti Direktur Akpindo M. Arsyad, Ketua Yayasan Bina Pendidikan Pariwisata, B Silitonga, hajat besar itu juga dihadiri Wakil Walikota Jakarta Timur, Husein Murad dan perwakilan Mall Cipinang Indah, Wulan.

Dalam sambutannya, Direktur Akpindo, H. Arsyad menyatakan, Ini merupakan rekor ketiga MURI yang ditelurkan Akpindo. Dua rekor Sebelumnya, sambungnya, adalah mencetak rekor pembuatan cake sepanjang  227 meter. “Untuk rekor ini, kita sampai Harus menutup jalan sepanjang  kampus Borobudur,” ujarnya. Rekor MURI kedua yaitu tiga macam  masakan dari 33 provinsi. Dan itu digelar  di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

“Dan rekor MURI  ketiga adalah Replika Monas dari Rangkaian Roti Buaya Terbanyak. Roti buaya yang diangkat dalam tema ini  menandakan kesetiaan. Kesetiaan  adalah ikatan kebersamaan untuk mencapai kejayaan,” terangnya seraya menambahkan, roti buaya yang dipasang sebanyak 8000. Ketua Yayasan Bina Pendidikan Pariwisata,  P Silitonga, mengungkapkan pencapaian rekor MURI ini merupakan tantangan berat mahasiswa dan staf pengajar yang terlibat dalam pembuatan replika Monas dengan roti buaya terpanjang ini.

“Kalau sekarang roti buayanya ada 8000. Ke depannya harus lebih. Ya kalau bisa 9000 atau lebih,” cetusnya. Dia pun merasa bangga dengan para mahasiswa yang terlibat dalam pembuatan replika tersebut. “Sebetulnya cita-cita kami (Akpindo) tidak muluk-muluk. Kami ingin jadi ikon pariwisata di Jjakarta Timur,” tuturnya.

Sementara, Wakil Walikota Jakarta Timur Husein Murad, menegaskan, apa yang telah dilakukan Akpindo sangat monumental. Akpindo, lanjutnya, mengapresiasi kearifan lokal. Dia menilai, roti buaya biasa dipakai orang  Betawi untuk melamar. “Jadi Buaya itu melambangkan kesetiaan,” tukasnya. Akpindo, ucapnya,  jeli melihat ke mana roda perputaran dunia, khususnya di bidang pariwisata. Apalagi  Jakarta masih menjadi tujuan wisata.

Dia pun mendukung keinginan Akpindo menjadi ikon pariwisata di Jakarta Timur. “Oleh sebab itu, Akpindo harus terus menunjukkan kiprahnya di bidang pariwisata,” paparnya.