APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

kampus_pintar_v3

Di IPB, Ratusan Guru BK Curhat ke Psikiater Tips Ramah Hadapi Gen Z

avatar penulis

Merriam Merriam

9 January 2024

header image article

Photo by Chaitanya Tvs on Unsplash

IPB University mengadakan Workshop Tips dan Trik Guru Bimbingan Konseling (BK) Ramah untuk Generasi Z. Kegiatan ini dilaksanakan di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), Kampus IPB Dramaga (4/1). Pada momen ini para guru BK dari berbagai sekolah, curhat seputar pengalaman mereka mendampingi siswa-siswi yang notabene generasi Z.

Sekretaris Institut IPB University, Prof Agus Purwito mengatakan, IPB University secara konsisten mengadakan kegiatan sinergi bersama sepanjang tahun 2023 melalui webinar. Kegiatan ini telah menghasilkan 10 seri webinar yang ditujukan untuk guru BK, orang tua murid dan remaja siswa SMA/sederajat.

“Tantangan yang dihadapi oleh orang tua di perguruan tinggi mencakup perubahan definisi generasi internet, kecerdasan buatan, serta digital mapping untuk generasi Z yang sangat terampil dalam teknologi,” ucapnya.

Lebih lanjut, Prof Agus menyebut, generasi Z yang hidup dalam era gadget, dihadapkan pada berbagai lika-liku. Mereka komunikatif secara digital, dan aturan dari pemerintah terkait penjaminan mutu telah membuka pintu bagi pembelajaran online.

“Ciri khas generasi Z mencakup kemandirian, toleransi dan individualisme, karena interaksi sosial mereka lebih sering terjadi secara online daripada di lingkungan keluarga. Mereka menunjukkan perhatian terhadap prestasi akademik, sehingga peran sekolah menjadi sangat penting dalam membentuk karakter mereka,” ungkapnya.

Prof Agus berharap pengetahuan yang diperoleh dari workshop ini dapat diimplementasikan secara efektif oleh para guru BK di sekolah masing-masing, untuk mendukung perkembangan lebih baik bagi para anak didik.

Narasumber workshop, dr Elvine Gunawan SpKj mengungkapkan keunikan generasi Z mencakup berbagai aspek yang membedakan mereka dari generasi sebelumnya. Mereka memperlihatkan ketidakpedulian terhadap proses, terutama dalam konteks kesejahteraan mental.

“Dampak media sosial pada generasi Z juga sangat signifikan, di mana mereka aktif mengakses informasi dan menangani berbagai masalah secara mandiri melalui platform online,” terang psikiater sekaligus founder Mental Hub Indonesia ini.

dr Elvine melanjutkan, guru BK pada masa kini menghadapi tingkat stres yang lebih tinggi, seiring dengan tuntutan untuk menyediakan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan generasi Z.

“Data menunjukkan bahwa 57 persen dari gen Z mengalami trauma terkait lingkungan dan isu sosial, dengan fokus utama pada dinamika keluarga sebagai karakter sulit yang seringkali menjadi permasalahan,” paparnya.

Ia menambahkan pentingnya pengalaman masa kanak-kanak sebagai penentu regulasi pertumbuhan individu menjadi isu sentral. Hal itu dapat mempengaruhi apakah generasi Z akan mencapai perkembangan yang sehat atau menghadapi hambatan tertentu.

“Oleh karena itu, pemahaman mendalam terhadap isu-isu ini menjadi kunci, termasuk pembelajaran nilai-nilai gentleman yang dapat membimbing perjalanan kehidupan mereka,” tuturnya. (dr/Rz)