25 Tahun Gereja Reformed Injili Indonesia
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
redesain-navbar Portlet
kampus_pintar_v3
nurzubai ca
13 October 2018
Photo by Chaitanya Tvs on Unsplash
Seperempat abad keberadaan Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) diperingati dengan Kebaktian Ucap Syukur yang dipimpin oleh Pdt Dr Stephen Tong, Minggu (2/11). Kebaktian di Reformed Millenium Cathedral Indonesia (RMCI) Kemayoran, Jakarta Pusat ini, dihadiri jemaat yang datang dari Jabodetabek. Hadir pada peringatan 25 tahun GRII, Pjs Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama. "Para pemimpin harus takut akan Tuhan dan mencintai rakyat," kata Stephen ketika ditanya mengenai pesan apa untuk Indonesia masa kini. GRII tak lepas dari Dr Stephen Tong sang pendiri. Pada kesempatan itu, Stephen Tong menyampaikan, dalam perjalanan pelayanan sebagai penginjil untuk menyuarakan kebenaran, tidak sedikit yang menentang. Pencarian kebenaran oleh manusia sudah ada sejak lama. Maka dikenal nama-nama filsuf kondang di belahan Eropa. Pun di Asia juga muncul fenomena yang sama. Namun kebenaran kekal hanya ia temukan pada Yesus, Sang Jalan Kebenaran. Iman seperti itulah yang membekali Stephen Tong untuk terus giat menyuarakan kebenaran sehingga dapat melalui beraneka hambatan. Dalam kotbahnya berbahasa Mandarin yang diterjamahkan dalam bahasa Indonesia itu, pria kelahiran Xiamen Tiongkok 1940 ini, juga menyinggung pemimpin pemerintahan yang dituntut menyuarakan kebenaran. Stephen Tong yang juga piawai sebagai komposer dan konduktor ini mempunyai perhatian khusus pada Reformed Theology. Ia menjadi dosen sejak 1964 dan pembicara di berbagai seminar baik di dalam negeri maupun manca negara. Pada tahun 1984 menggelar seminar akbar yakni Seminar Pembinaan Iman Kristen (SPIK) di Jakarta yang memelopori doktrin reformed. Semakin lama semakin banyak pesertanya. Ia juga mendirikan Sekolah Teologi. Maka berdiri Sekolah Teologi Reformed Injili (STRI) di Surabaya (1986), di Jakarta (1987), dan menyusul di Malang (1990). GRII berdiri guna memfasilitasi kebutuhan bersekutu mereka yang tergabung dalam gerakan reformed. Pada acara ucap syukur peringatan tersebut, digelar pula wisuda magister teologia Sekolah Tinggi Teologi Injili Internasional. Terdapat 27 wisudawan pada wisuda yang ke-7 ini. Acara ditutup konser orkestra Simfonia Jakarta.
Seperempat abad keberadaan Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) diperingati dengan Kebaktian Ucap Syukur yang dipimpin oleh Pdt Dr Stephen Tong, Minggu (2/11).
Kebaktian di Reformed Millenium Cathedral Indonesia (RMCI) Kemayoran, Jakarta Pusat ini, dihadiri jemaat yang datang dari Jabodetabek. Hadir pada peringatan 25 tahun GRII, Pjs Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama.
"Para pemimpin harus takut akan Tuhan dan mencintai rakyat," kata Stephen ketika ditanya mengenai pesan apa untuk Indonesia masa kini.
GRII tak lepas dari Dr Stephen Tong sang pendiri. Pada kesempatan itu, Stephen Tong menyampaikan, dalam perjalanan pelayanan sebagai penginjil untuk menyuarakan kebenaran, tidak sedikit yang menentang.
Pencarian kebenaran oleh manusia sudah ada sejak lama. Maka dikenal nama-nama filsuf kondang di belahan Eropa. Pun di Asia juga muncul fenomena yang sama. Namun kebenaran kekal hanya ia temukan pada Yesus, Sang Jalan Kebenaran. Iman seperti itulah yang membekali Stephen Tong untuk terus giat menyuarakan kebenaran sehingga dapat melalui beraneka hambatan.
Dalam kotbahnya berbahasa Mandarin yang diterjamahkan dalam bahasa Indonesia itu, pria kelahiran Xiamen Tiongkok 1940 ini, juga menyinggung pemimpin pemerintahan yang dituntut menyuarakan kebenaran.
Stephen Tong yang juga piawai sebagai komposer dan konduktor ini mempunyai perhatian khusus pada Reformed Theology. Ia menjadi dosen sejak 1964 dan pembicara di berbagai seminar baik di dalam negeri maupun manca negara. Pada tahun 1984 menggelar seminar akbar yakni Seminar Pembinaan Iman Kristen (SPIK) di Jakarta yang memelopori doktrin reformed. Semakin lama semakin banyak pesertanya.
Ia juga mendirikan Sekolah Teologi. Maka berdiri Sekolah Teologi Reformed Injili (STRI) di Surabaya (1986), di Jakarta (1987), dan menyusul di Malang (1990). GRII berdiri guna memfasilitasi kebutuhan bersekutu mereka yang tergabung dalam gerakan reformed.
Pada acara ucap syukur peringatan tersebut, digelar pula wisuda magister teologia Sekolah Tinggi Teologi Injili Internasional. Terdapat 27 wisudawan pada wisuda yang ke-7 ini. Acara ditutup konser orkestra Simfonia Jakarta.