APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

kampus_pintar_v3

STT SETIA terus berjuang hadapi masalah

avatar penulis

nurzubai ca

13 October 2018

header image article

Photo by Chaitanya Tvs on Unsplash

STT SETIA kembali dihujani masalah, namun mereka terus berjuang mengatasinya. Belum usai soal pertikaian internal antar managemen, Sekolah Tinggi Teologi (STT) pimpinan Pdt. Dr. Matheus Mangentang yang berada di Jalan Daan Mogot Km 18,5, Kelurahan Kebon Besar, Kecamatan Batu Ceper, Kota Tengerang, Banten disegel oleh pemerintah Kota Tangerang, pada Sabtu 17 Januari 2015 lalu. Beredar kabar bahwa alasan yang melatarbelekangi STT itu disegel, yakni melanggar ketertiban umum (Perda No. 6 Tahun 2011), retribusi perizinan tertentu (Perda No. 17 tahun 2011), bangunan gedung (Perda No. 3 tahun 2012), dan rencana tata ruang kota di Tangerang.

Mengenai alasan penyegelan tersebut, Pdt. Matheus Mangentang menuturkan, penyegelan itu terkesan dipaksakan, karena pada dasarnya STT SETIA telah membeli bangunan yang tadinya milik PT. Raciko Industry itu pada tahun 2011 lalu. Tidak dipungkiri kalau beberapa tahun belakangan ini STT SETIA selalu digoyang masalah. Di antaranya ada yang menyurati Dinas Pendidikan Kota Tangerang, dan menyatakan bahwa YBSI (Yayasan Bina SETIA Indonesia) telah bubar, sehingga aktivitas di lingkungan STT SETIA dianggap ilegal.

Belum lagi ada beberapa oknum yang ingin menguasai institusi ini secara materi semata dan masih banyak hal lainnya. Dan masalah tersebut kata Pdt. Mangentang, telah menimbulkan dampak yang kurang baik. Misalnya saja, terkatung-katungnya para mahasiswa dalam proses belajar mengajar. Padahal, para penuntut ilmu itu adalah calon generasi muda bangsa ini. Kendati begitu, keadaan ini tidak lantas membuat pendeta berdarah Toraja ini larut dalam kesedihan.

Pdt. Mangentang justru mengaku, semakin gigh untuk berjuang demi keadilan dan kebenaran, serta mereka tidak akan menyerah. “Yang lalu (YBSI) biarlah berlalu, sesungguhnya yang aru (Yayasan SABAS) sudah datang. Kita lupakan yang lalu, dan mari kita buka lembaran baru. Proses pendidikan di STT SETIA tidak boleh berakhir karena visi yang diusung begitu mulia. Dan selama 28 tahun sudah banyak hal yang dihasilkan oleh SETIAdalam ikut serta dalam membangun bangsa dan Negara,” jelas Pdt. Mangentang.

Terlepas dari kekurangan yang masih dimiliki STT SETIA, namun pembenahan demi pembenahan terus dilakukan agar yayasan baru itu bisa benar-benar tampil sebagai rumah bersama yang damai, di mana di dalamnya tidak ada kepentingan-kepentingan semu, melainkan sebuah upaya dan kerja keras bersama agar dapat menghasilkan orang-orang yang bukan saja melayani, tetapi juga bisa menjadi berkat bagi bangsa dan Negara.

Kepada NARWASTU, Pdt. Matheus Mangentang pernah mengatakan, STT SETIA didirikan untuk menyiapkan calon-calonpemimpin bangsa, termasuk calon-calon pendeta atau pemimpin gereja guna diterjunkan untuk melayani masyarakat di pedesaan. “Masih banyak saudara kita di daerah-daerah pedalaman atau pedesaan yang perlu dibina agar semakin cerdas, mengetahui pola hidup sehat, dan agar dapat mengenal kasih yang dari Yesus Kristus. Karena Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan dan memberi damai sejahtera kepada umat manusia,” katanya