APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

kampus_pintar_v3

Upacara Hari Kebangkitan Nasional Ke-116 di Universitas Bengkulu

avatar penulis

Kartika Putri

20 May 2024

header image article

Photo by Chaitanya Tvs on Unsplash

SEGENAP pimpinan mulai dari Rektor dan para Wakil Rektor, Ketua dan Anggota Senat Universitas, para Dekan dan Wakil Dekan, Kepala Biro, para pimpinan unit kerja, serta dosen, karyawan dan puluhan mahasiswa, menggelar upacara bendera untuk memperingati Hari Kebangkatan Nasional (Harkitnas) Ke-116, di lapangan gedung Rektorat Unib, Senin (20/5/2024).

Upacara dipimpin langsung oleh Rektor Unib, Dr. Retno Agustina Ekaputri, S.E, M.Sc sebagai Inspektur Upacara. Sedangkan para petugas upacara adalah para mahasiswa Fakultas Hukum Unib yang dikoordinir oleh Dekan FH UNIB Dr. Yamani, S.H, M.Hum.

Rangkaian upacara diawali pengibaran Bendera Merah Putih, dilanjutkan dengan Pembacaan Pancasila, Pembacaan Undang-Undang Dasar 1945, dan diakhiri dengan menyanyikan lagu-lagu perjuangan oleh Paduan Suara. Seluruh rangkaian acara berjalan tertib dan khidmad, tanpa kendala berarti.

Dalam amanatnya, Rektor Unib selaku Inspektur Upacara membacakan sambutan tertulis Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Budi Arie Setiadi. Adapun tema yang diusung pada peringkatan Harkitnas tahun 2024 ini adalah “Bangkit Untuk Indonesia Emas.”

Dalam sambutan tersebut dijelaskan, embrio Indonesia lahir dari kemajuan modern dan pencerahan, dari kaum muda berpendidikan yang tidak kehilangan identitas ke-Indonesiaanya. Embrio Indonesia lahir dari keragaman pikiran para “kaum muda” sebagai “embrio bangsa”. Di tangan kaum muda inilah cita-cita kemerdekaan dan kebebasan dirumuskan dan diperjuangkan.

Apa yang digagas Boedi Oetomo, Kartini dan para embrio bangsa, kemudian dirumuskan Bung Karno sebagai “jembatan emas”. Kemerdekaan dibayangkan Bung Karno sebagai sebuah “jembatan emas” yang akan membawa bangsa Indonesia menikmati kehidupan sejahtera lahir dan batin di atas tanah sendiri.

Bung Karno juga menekankan bahwa di ujung “jembatan emas” akan selalu ada kemungkinan yang dapat membawa Indonesia menuju kebaikan ataupun sebaliknya, yang dalam bahasa Bung Karno “Bahagia bersama atau menangis bersama”. Di sinilah Bung Karno mengingatkan kita pentingnya “momen” agar kita mengambil keputusan yang tepat dan cermat untuk membawa kita pada jalan yang mengarah pada kebaikan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Hari ini, kita berada pada fase kebangkitan kedua, melanjutkan semangat kebangkitan pertama yang telah dipancangkan para pendiri bangsa. Berbeda dengan perjuangan yang telah dirintis lebih dari seabad yang lalu, kini kita menghadapi beragam tantangan dan peluang baru. Kemajuan teknologi menjadi penanda zaman baru.

Kemajuan teknologi telah menghampiri kehidupan kita sehari-hari dan menjadi bagian dari peradaban kita hari ini. Inovasi-inovasi teknologi telah mendorong perubahan kehidupan manusia secara revolusioner.

Benyak kesulitan yang berhasil disolusikan oleh teknologi. Adagium di zaman ini jelas, dia yang menguasai teknologi, dia pula yang akan menguasai peradaban. Di titik ini, gambarannya makin jelas, penguasaan atas teknologi merupakan keniscayaan bagi kita untuk menyongsong “Indonesia Emas”.

Dengan pencanangan percepatan transformasi digital nasional oleh Bapak Presiden Joko Widodo yang dipacu beberapa tahun terakhir ini, tantangan demi tantangan dapat kita hadapi bersama. Kerja bersama dari seluruh komponen bangsa telah menggerakan roda transformasi dengan pasti. Hasil demi hasil bisa mulai dinikmati, mulai dari kalangan perkotaan sampai dengan pedesaaan, di seluruh penjuru tanah air.

Kebangkitan kedua merupakan momen terpenting bagi kita hari ini. Kita harus menatap masa depan dengan penuh optimism, kepercayaan diri, dan keyakinan. Kemajuan telah terpampang di depan kita. Momen ini mesti kita tangkap agar kita langgeng menuju mimpi sebagai bangsa.

Tidak mungkin lagi bagi kita untuk berjalan lamban, karena kita berkejaran dengan waktu. Di titik inilah, seluruh potensi sumber daya alam kita, bonus demografi kita, potensi transformasi digital kita, menjadi modal dasar menuju “Indonesia Emas 2045”. “Mari kita rayakan kebangkitan nasional kedua menuju Indonesia Emas !” demikian dipaparkan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Budi Arie Setiadi, dalam sambutan tertulis yang dibacakan Rektor Unib.

Penghargaan Satyalacana Karya Satya

Pada upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional Ke-116 ini, sebanyak 22 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) baik Dosen maupun Tenaga Kependidikan (Tendik) menerima penghargaan Satyalacana Karya Satya dari Pemerintah Republik Indonesia. Piagam penghargaan dan tanda kehormatan disematkan langsung oleh Rektor Unib Dr. Retno Agustina Ekaputri kepada PNS bersangkutan, disaksikan ketua senat dan para Wakil Rektor.

Penghargaan Satyalacana Karya Satya tersebut terdiri dari Satyalacana Karya Satya dengan masa pengabdian XXX tahun yang diterima 10 orang PNS, Satyalacana Karya Satya XX tahun diterima oleh 3 PNS dan Satyalacana Karya Satya X tahun diterima oleh 9 PNS. Nama-nama PNS Dosen dan Tendik yang menerima penghargaan dapat dilihat pada daftar di bawah berita ini.[Purna Herawan/Humas].

 

Sumber : https://www.unib.ac.id/upacara-hari-kebangkitan-nasional-ke-116-di-universitas-bengkulu/