APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

kampus_pintar_v3

Dewan Eksekutif BAN PT Lakukan Pendampingan Peningkatan Status AIPT Undana

avatar penulis

Daffa AM

2 August 2024

header image article

Photo by Chaitanya Tvs on Unsplash

KUPANG – Ketua Dewan Eksekutif Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), Prof. Ari Purbayanto, Ph.D dan anggota BAN-PT,  Prof. Dr. Slamet Wahyudi, ST., MT melakukan pendampingan peningkatan status Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Nusa Cendana (Undana).

Kegiatan tersebut dilaksanakan menyusul submit dokumen borang AIPT yang dilakukan Undana belum lama ini. Pendampingan tersebut dilaksanakan di Aula Rektorat, Rabu 31 Juli 2024.

Hadir pada kesempatan itu, Rektor Undana, Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc, Wakil Rektor (WR) I Bidang Akademik, Prof. Dr. drh. Annytha I. R. Detha, M.Si, WR II, Dr. Paul G. Tamelan, M.Si dan WR III, Dr. Siprianus Suban Garak, M.Sc. Hadir pula Kepala Lembaga Pengembangan, Pembelajaran dan Penjamiman Mutu (LP3M), Dr. Ir. Jacob M. Ratu, M.Kes, jajaran pimpinan fakultas, pascasarjana, dan Tim Task Force AIPT Undana.

Prof. Ari Purbayanto, Ph.D dalam penjelasannya mengatakan, kehadirannya merupakan bentuk motivasi dan dukungan atas upaya seluruh jajaran pimpinan Undana dalam meningkatkan akreditasi Undana menjadi unggul.

Ia menjelaskan, borang yang di-submit akan dilakukan asessmen. Mulai dengan asesmen kecukupan, yang berbasis data pada LKPT dan LED hingga Asesmen Lapangan (AL).

Ia menyebut, berdasarkan Kemendikbudristek 53 tahun 2024, maka pihaknya meminta Undana, melalui WR I Prof. Annytha mengunggah dokumen borang, karena ada kebijakan baru yang  akan membatasi perguruan tinggi tidak bisa melakukan proses re-akreditasi untuk mencapai unggul.

Sebab, dalam Permendikbud tersebut, sistem akreditasi tidak lagi berdasarkan peringkat. Namun, hanya menyebut “terakreditasi” atau ‘tidak terakreditasi.” Hal tersebut, kata dia, merugikan universitas-universitas besar, termasuk Undana. Karena Perguruan Tinggi (PT) yang selama  ini belum terakreditasi baik atau unggul, akan dianggap sejajar dengan PT yang memiliki akreditasi baik atau unggul.

Meskipun ada beberapa hal yang membuat pihak PT kurang setuju, tetapi harus di jalankan. “Kalau ada hal-hal yang kurang baik mudah-mudahan menteri yang akan datang bisa memperbaiki,” ujarnya.

“Dulu (di era) Mendikbud M. Nuh, kita menggunakan 9 standar, sebelum SN Dikti, baru ditetapkan berdasarkan Permendikbud 44 tahun 2015, sehingga kita gunakan 9 standar. Inilah yang kita gunakan pada asesmen borang akreditasi (Undana) nanti untuk mencapai  unggul, karena luarannya adalah baik, baik sekali dan unggul,” sambungnya.

Pihaknya juga menyentil adanya kebijakan automasi Kemendikbudristek, sehingga Undana sudah seharusnya submit dokumen borang akreditasi agar ketika terakreditasi unggul, maka bisa digunakan hingga tahun 2030.

“Bersyukur Undana sudah submit. Kalau tidak submit kemarin masa akreditasinya berakhir 2028, jadi submit sebelum ditetapkan BAN PT No. 11 tanggal 2023,” ujarnya.

Potensi Undana Unggul

Pada kesempatan itu, ia juga memaparkan sejumlah strategi pencapaian akreditasi unggul dengan menggunakan 9 kriteria yang masih bisa digunakan hingga akhir 2025. Menurutnya, dari segi fasilitas, dosen, dan sumber daya dosen, Undana sudah banyak guru besar. Sehingga Undana berpotensi meraih akreditasi unggul.

 “Jadi kami melihat kalau (nanti) Undana tidak unggul, salahnya dimana? Dan itu jadi beban moral juga buat kami, seharusnya memang kita memiliki penyebaran akreditasi unggul secara merata. Dan saya yakin di wilayah Indonesia Timur, Undana (akan) menjadi PT terbaik,” ujarnya.

Ada sejumlah potensi yang bisa membuat akreditasi Undana menjadi unggul, sebut Prof. Ari Purbayanti adalah sejumlah Prodi terakreditasi A dan B, unggul dan baik sekali, begitu pun prestasi mahasiswa baik nasional maupun internasional, penelitian dan publikasi jurnal internasional  dan lain sebagainya.

“Nanti ada beberapa data yang masih belum, dan ditandai merah, misalnya pada Prodi. Mohon Rektor menahan diri jangan membuka Prodi baru dulu sebelum Undana terakreditasi unggul,” sarannya.

“Misalnya pendidikan IPS, akreditasi B tetapi merah, karena NIDK dan NIDN hanya 3, harusnya 5. Mohon jadi perhatian supaya tidak ada masalah saat penetapan, kalau tidak kami belum bisa tetapkan (status akreditasi),” sambungnya.

Terkait dengan pembobotan yang diberi warna kuning pada LED dan LKPT, kata Prof. Ari, nilainya harus optimum. “Bapak/Ibu harus perhatikan khususnya deskriptif,  kalau tidak full penjelasannya asesor kadang tidak berani memberi nilai full. Mohon kalau ada kelemahan dalam deskriptif itu saat Asesmen Lapangan, dilengkapi supaya ada data tambahan dan fakta,” tuturnya.

“Saya yakin tinggal proses saja, dan kita perlu berdoa juga proses ini bisa terwujud dan pada akhirnya Undana bisa mendapatkan akreditasi unggul. Nanti kami datang ke sini mengucapkan selamat saja,” pungkasnya.

Prof. Dr. Slamet Wahyudi, ST., MT mengatakan bahwa pada dasarnya akreditasi unggul tidak hanya pada wilayah Indonesia bagian barat tetapi bagian timur juga menjadi perhatian BAN-PT. Menurutnya, pimpinan Undana memiliki semangat dalam upaya meningkatkan AIPT Undana.

Terkait strategi menuju akreditasi unggul, PT yang ingin meningkatkan akreditasi perlu sebuah perjuangan. Ketika Asesmen Lapangan, misalnya, kata Prof. Slamet, pihak Undana tidak boleh membuat baliho dan memasang foto para asesor besar di depan kampus.  “Santai saja, baliho cukup di dalam ruangan saja. Tidak usah karena semuanya tidak mempengaruhi nilai. Tetapi, pihak Undana mesti siap menunjukkan data dan bukti dukung dokumen borang akreditasi,” tandasnya.

Sementara itu, Rektor Undana, Prof. Maxs Sanam mengaku sangat bersyukur karena kehadiran Prof. Ari dan Prof. Slamet dapat memberi motivasi dan memberi penjelasan terkait strategi Undana mencapai akreditasi unggul.

Ia mengatkan, Undana telah submit seluruh dokumen borang akreditasi yang disyaratkan guna mencapai akreditasi unggul.

“Dari dokumen yang disubmit, jika ada kebijakan BAN PT, membuat sehingga dokumen perlu diperbaiki, maka perlu disiapkan dan diperbaiki agar status akreditasi Undana bisa meningkat dari baik sekali menjadi unggul,” tutup Guru Besar Bidang Mikrobiologi dan Parasitologi itu. (lp3mundana)